Rabu, 06 Februari 2013

Abdullah Seymour: Menjadi Muslim bukan Langkah Akhir, Tapi Permulaan Jalan

Merenungi apa yang terjadi di sekitarnya membawa Abdullah menyoal apa yang berlaku dalam politik, media dan peristiwa-peristiwa kontemporer, serta mencari kebenarannya.
 
Dia terinspirasi dengan pertanyaan dan jawabannya sendiri, dari satupertanyaan membawanya kepada persoalan dan jawaban yang lain.
 
Saya sedang belajar di sebuah universitas, saya mengambil Bisnis Internasional. Di waktu luang saya gunakan untuk menjadi DJ.
 
Ketika itu saya berminat dengan apa yang terjadi di dunia karena saya tidak begitu percaya dengan apa yang dipaparkan oleh media sebagai suatu kebenaran. Maka saya begitu berminat bukan dengan teori-teori konspirasi, tetapi lebih cenderung kepada berita-berita alternatif dengan apa yang terjadi.
 
Apa lagi pasca 11 September, saya begitu tertarik sekali dengan apa yang terjadi, serta apa reaksi pemerintah dan media terhadapnya. Itulah yang menjadi pemicu saya mencari kebenaran terhadap apa yang terjadi.
 
Mencari Islam
Saya menemui beberapa Muslim, mereka mengedarkan artikel berkaitan Islam dalam bentuk pamflet. Setelah membacanya, saya merasakan bahwa kita tidak punya pilihan lain, saya tidak dapat menolaknya. Saya mempercayai apa yang tertera di dalamnya.
 
Pada satu malam, malam Sabtu, saya mengemukakan pembahasan mengenai kematian. Saya merasakan bahwa untuk beberapa alasan, saya akan mati dalam usia muda. Maka alangkah baiknya jika saya memeluk Islam sebelum ajal menjemput saya. Itu yang terlintas dalam pikiran saya. Kemudian saya pun memeluk agama Islam dengan mengucapkan syahadah.
 
Sebenarnya pada ketika itu, saya tidak begitu kenal banyak dengan Islam, kecuali Islam itu punya lima pilar, dan saya mengetahui dan mempercayai pada keesaan Allah, dan Nabi Muhammad sebagai pesuruh Allah. Saya menyakininya dan mengucapkan syahadah.
 
Beberapa bulan kemudian saya tidak lagi berhubungan dengan Muslim yang pernah saya temui. Pada masa itu saya tidak punya kenalan Muslim, maka saya melakukan apa yang saya ketahui sendirian. Saya berusaha untuk mencari beberapa orang Muslim secara acak di tempat saya bekerja. Mereka datang ke toko, dan saya mula menjalin hubungan dengan mereka. Kami menjadi teman baik untuk beberapa tahun kemudian. Terdapat mereka yang baru memeluk Islam. Saya merasa begitu kagum karena sebelum ini saya tidak mengetahui bahwa ada orang lain yang memeluk Islam.
 
Semua ini seperti karunia yang benar, saya menghabiskan waktu dengan mereka dan saya banyak belajar tentang Islam dari mereka.
 
Anda suka sandwich dengan ham?
Saya masih ingat, satu hari ibu saya berkata kepada saya, "Sukakah Anda sandwich dengan ham?"
 
Saya menjawab kepadanya bahwa saya tidak bisa makan ham.
 
Dan dia bertanya, "Mengapa?"
 
Sayapun menjawab,"Sejak saya menjadi Muslim."
 
Dia bertanya, "Apa pula itu?"
 
Saya berkata lagi,"Sejak saya menjadi Muslim."
 
Dia berkata,"Anda bukan seorang Muslim!"
 
Saya berkata, "Saya percaya kepada Keesaan Tuhan dan saya percaya bahwa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah, maka saya adalah seorang Muslim."
 
Dia agak kebingungan.
 
Sebenarnya, saya tidak menghadapi kesulitan seperti orang lain dimana keluarga dan teman-teman mereka menjauhkan diri dari mereka. Kedua orang tua saya berpandangan liberal dan tidak menghalangi saya. Mereka memang bersikap demikian, seperti membenarkan apa saja yang ingin saya lakukan; mengizinkan saya untuk mencari jalan saya sendiri.
 
Sebuah permulaan
Sebagian muslim memikirkan bahwa menjadi muslim merupakan langkah akhir. Sebenarnya, menjadi seorang muslim itu merupakan satu permulaan. Jika anda sedang mencari jalan, semuanya berubah dalam kehidupan anda. Ia juga bisa menjauhkan orang dari Islam karena mereka menyadari bahwa banyak perkara yang berubah.
 
Sebenarnya tidak ada yang perlu ditakuti.Karena Islam berartiberserah diri kepada Tuhan. Allah bisa membawa Anda kepada Islam dan kemudian memberikan kesulitan kepada Anda, ini tidak masuk akal.
 
Siapa saja yang menemui Islam, mereka haruslah jujur terhadap diri mereka sendiri, kemudian baru mereka merasakan sesuatu di dalam hati mereka – mereka akan mengakui – bahwa mereka perlu kembali kepada Tuhan mereka dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya.
 
Siapa saja yang benar-benar memikirkan tentang Islam akan berkata:
 
Patuhilah hati anda.
 
Bersikap jujurlah.
 
Sepanjang anda melakukannya, anda tidak perlu merasa bimbang.
 
Dia akan membimbing anda kepada Islam…… (IRIB Indonesia/onislam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar