Senin, 20 Mei 2013

Rasheed: Bersihkan Niat Anda dan Lakukan Apa Saja Demi Allah!

Nama saya Rasheed. Saya berasal dari Florida, Amerika Serikat. Saya berusia 24 tahun. Saya memeluk agama Islam pada tahun 2004 ketika berusia 17 tahun. Saat ini saya bekerja sebagai teknisi di laboratorium optikal.
 
Seperti anak-anak keluarga lain, saya dibesarkan di gereja Southern Baptist. Saya sering ke gerejadan belajar Injil, maka saya kenal dengan Injil. Saya bukan orang yang begitu memiliki pengetahuan mendalam tentang Injil, tetapi cukup untuk anak berusia 13 hingga 17 tahun.
 
Bagaimana saya melihat Islam
Sebelum memeluk agama Islam, saya merupakan seorang penganut Kristen Trinitarian yang taat, sama ketika saya menganut Southern Baptist. Saya tidak punya opini mengenai Islam karena saya tidak tahu banyak mengenainya. Mungkin dikarenakan sejenis kebodohan yang dipaksakan karena melihat gambaran media terhadap Islam. Maka saya tidak ingin pergi ke sana, karena saya bimbang dengan apa yang mungkin saya pelajari. Maka apa saja yang disuguhkan media, maka itulah yang saya terima.
 
Saya tidak begitu tahu banyak mengenai Islam, tetapi saya melakukan penelitian ke atas agama-agama lain seperti Buddhisme, Hinduisme, dan itupun karena murni rasa ingin tahu dan minat berkaitan budaya Timur. Dibesarkan dalam agama Kristen, mempelajari Injil anda akan mendapat informasi berkaitan Judaisme secara sepintas lalu, karena Testament Lama digabungkan dengan Injil. Oleh yang demikian saya sebanyak sedikit mengetahui tentang Judaisme, dasar ajaran Hinduisme dan Buddhisme, sedikit berkaitan Taoisme dan Shinto. Saya meneliti sedikit dasar agama-agama besar dunia.
 
Saya tidak pernah melakukan perjalanan untuk mencari kebenaran karena saya dibesarkan di gereja maka saya merasakan itu sudah mencukupi. Apa sebenarnya yang terjadi adalah ada seorang teman yang masuk Islam, kami sama-sama ke sekolah. Kami merupakan kawan baik ketika itu. Karena dibesarkan dalam suasana Kristen, dan melihat dia telah meninggalkan agama yang saya begitu cintai, saya merasa terluka karena dia memilih untuk meninggalkannya. Maka saya merasakan menjadi tanggung jawab saya untuk menarik dia kembali ke gereja. Menjadi saksi baginya dan hal-hal yang semacamnya, tanpa mengetahui sedikitpun tentang agama pilihannya.
 
Saya berusaha sungguh-sungguh, lewat cara itulah akhirnya saya melakukan penelitian tentang Islam secara sendirian, dan juga bertanya kepadanya. Kami sering melakukan berbagai pembahasan berkaitan isu-isu doktrin. Kami berbincang, dan dia juga mengajar saya berbagai aspek berkaitan Islam. Kalau dulu saya memang tidak mengetahui apa-apa berkaitan Islam, setelah melakukan berbagai diskusi akhirnya saya tidak dapat berkata apa-apa karena semuanya memang masuk akal. Perkara ini berlanjut, akhirnya misi saya untuk membawa dia keluar dari Islam telah membawa saya kepada Islam. Alhamdulillah.
 
Ya, saya tidak seperti orang lain yang mencari kebenaran. Tetapi saya pikir demikianlah cara Allah untuk membimbing saya. Alhamdulillah.
 
Kehidupan selepas Islam
Secara jujur bisa saya katakan bahwa kehidupan saya setelah menjadi seorang muslim tidak jauh beda dengan sebelumnya karena begitulah saya dibesarkan. Saya memang gemar ke gereja. Cara hidup saya tidak begitu berbeda. Saya hanya melakukan beberapa shalat setiap hari dan berhenti dari makan babi. Saya tidak terlibat dengan alkohol, maka saya tidaklah harus melepaskannya.
 
Kepercayaan pada Tuhan memang terdapat dari ajaran Trinitarian, saya senantiasa menerimanya karena itulah yang kami percayai, tetapi saya sebenarnya tidak begitu memahaminya. Maka, jika anda tidak memahami sesuatu maka bisakah anda katakan bahwa anda mempercayainya?
 
Saya bisa mengatakan dengan serius bahwa saya tidak pernah mempercayai konsep tritunggal. Saya percaya akan kewujudan Tuhan, tetapi apa yang berubah adalah kepercayaan saya tentang Nabi Isa; hubungannya dengan Tuhan, hubungannya dengan kita. Itulah yang berubah.
 
Sebuah cara hidup yang sempurna
Dari kedalaman hati saya, apa yang ingin saya katakan adalah lakukanlah, karena berbicara soal sebab, maka ia merupakan satu-satunya cara hidup sempurna yang harus diikuti. Ia merupakan satu kesempurnaan yang tidak akan anda temukan dalam agama lain. Dan ia merupakan ajaran paling logis yang tidak akan anda temukan dalam agama lain. Ia merupakan satu cara hidup yang diperintahkan oleh Allah Swt.
 
Nasihat saya ialah pastikan terlebih dahulu apa yang anda inginkan untuk diri anda, dan lakukanlah. Janganlah khawatir dan percayalah kepada Allah. Jika anda mempunyai teman muslim yang bersedia untuk mengajar anda, bertanyalah kepada mereka; dan janganlah malu untuk meminta mereka membawa anda ke masjid, berbincang dengan imam mereka atau dengan para ulama atau cendikiawan.
 
Jika anda telah membuat keputusan untuk memilih jalan ini, maka selamat dengan keputusan itu. Akan saya doakan anda untuk mendapat bimbingan dan berhasil dalam kehidupan ini dan kehidupan di akhirat; kehidupan yang abadi.
 
Nasihat saya,waspadalah dengan informasi yang anda dapati. Jangan segera membuat keputusan untuk mengikuti mazhab dengan slogan dan sebagainya. Pelajari informasi anda, lakukan secara teliti;  ia merupakan sebuah permulaan. Anda baru saja mulai. Anda tidak bisa mencapai kebenaran hakiki dalam jangka masa setahun atau semacamnya. Ambillah masa anda. Selalu bersihkan niat anda, dan apa saja anda lakukan, lakukan demi Allah.
 
Saya berharap kata-kata saya memberikan manfaat kepada anda. Insya Allah, serta memberikan inspirasi kepada anda untuk memeluk Islam. (IRIB Indonesia / onislam.net) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar