Saya dilahirkan di Amerika, bukan sebagai seorang muslim dan tidak memiliki orang tua yang.
Satu hal yang saya pelajari tentang Islam ialah anda tidak bisa
berdebat dengan Tuhan. Maka saya akan mengambil saja apa yang telah
Allah anugerahkan kepada saya dan saya berharap saya bisa melakukan yang
terbaik.
Saya mempunyai
latar belakang yang unik. Saya berasal dari Texas di sebuah kota kecil
bernama Lubbock. Ia terletak di tengah pusat Injil, sebuah kota yang
dipenuhi dengan gereja. Sebagai seorang Hispanik, saya bisa bertutur
bahasa Sepanyol dengan baik.
Saya
dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang Katolik sehingga berusia 6
tahun. Ketika berusia 6 tahun, kedua orang tua saya menerima beberapa
orang tetamu…. Mereka mula berbicara dengan kakek saya. Tidak lama
kemudian, mereka mulai mengunjungi kami. Akhirnya mereka membentuk kelas
Injil. Sebelum anda menyadarinya, kami telah menghadiri gereja Jehovah
Witness.
Kami semua menghadiri
pertemuan dan perhimpunan di sana. Semua anggota keluarga mengikuti
Jehovah Witnesses. Tidak lama kemudian, saya memperoleh pengetahuan yang
tepat berkaitan Injil. Ironisnya siapa saja yang biasa dengan kitab,
orang-orang kitab, tahu benar bahwa secara realitanya, buku ini telah
berubah sepanjang sejarah. Ia begitu terkontaminasi dan mengalami
penyimpangan yang banyak. Tetapi saya senantiasa merasakan dalam
kondisinya yang murni, malah dengan orang-orang Yahudi yang diturunkan
Taurat, dalam bentuk murninya, adalah dari Tuhan walaupun dalam jangka
waktu ia telah mengalami perubahan dan terpolusi.
Demikianlah juga dengan Injil. Injil saat diberikan kepada Jesus, pada
awalnya sebelum terkontaminasi, adalah baik dan sempurna. Pengetahuan
saya tentang Injil turut bertambah. Saya mulai semakin banyak belajar.
Ketika usia saya 13 tahun saya dibaptis sebagai Jehovah Witness. Saya
punya tekad dan semangat untuk melakukan kerja-kerja Tuhan lebih
banyak……pada usia 16 tahun, sesuatu yang aneh berlaku. Saya diakui dan
mereka memberi saya kebenaran. Saya mulai berpidato di hadapan khalayak
ramai. Saya mula memberi ceramah diberbagai perhimpunan.
Pada usia 20 tahun, saya telah mempunyai perhimpunan sendiri yang perlu
saya bimbing. Seperti yang anda ketahui, saya begitu terlibat dalam
ajaran-ajaran Jehovah Witnesses, terutamanya ketika mengetahui bahwa
mereka berbeda dengan dunia. Tetapi, dunia melihat mereka, terutama
masyarakat Barat, sebagai sesuatu yang berbeda. Mereka melihat kami
sebagai ektrimis… fanatik…. fundamentalis…. bunyinya akrab bukan?!
Kini saya sadar bahwa semuanya adalah perencanaan Tuhan. Pada waktu itu
saya tidak menyadarinya, tapi kini saya telah meyadarinya. Ketika saya
berada didalam rahim ibu saya selama 120 hari, malaikat datang dan
mereka telah merencanakan perjalanan hidup saya. Kemana saya akan pergi
dan apa yang akan berlaku pada hari ini, Alhamdulillah.
Setelah melakukan banyak pertimbangan dan doa serta beratnya beban,
saya meninggalkan agama ini pada tahun 1979 dan tidak pernah kembali
lagi. Sebenarnya apa yang berlaku ialah saya tidak bisa melangkah ke
agama lain karena sebagai seorang Jehovah Witness, kami diajar bahwa
semua agama tidak baik kecuali Jehovah Witness. Hanya dengan Jehovah
Witnesses saja saya akan diterima Tuhan. Semua yang lain adalah salah.
Dengan hati nurani yang jelas, saya tidak bisa ke agama lain. Dan
kemudian sebagai seorang anggota atau penganut Jehovah Witness saya
tidak bisa tinggal dalam agama ini.
Maka saya menjadi seorang yang tanpa agama. Yang baiknya, saya bukanlah
insan yang tidak punya Tuhan. Malah saya kembali semula ke gereja
Katolik. Saya lahir sebagai seorang Katolik, dan sepanjang usia saya
adalah seorang Jehovah Witness, maka saya kembali ke gereja Katolik
karena mungkin saya merasakan saya kehilangan sesuatu. Saya berada di
gereja Katolik selama tiga bulan. Setiap hari saya akan duduk dan
berdiri berulang kali. Saya mengikuti perhimpunan mereka. Sayangnya ia
tidak memberikan saya kepuasan karena ia tidak menarik hati dan nurani
saya.
Bagian pertama
Kira-kira lima tahun lalu, saya bertemu dengan seorang muslim. Saya
menyadarinya karena pribadinya. Dia senantiasa gembira dan ramah. Ini
membuat saya tertarik kepadanya. Kami mula berbicara dan dia memberitahu
saya bahwa dia adalah seorang muslimah dan sebagainya.
Saya bertanya,"Benar! Saya pernah mendengar tentang muslim. Jadi agama
anda adalah Islam. Saya pernah mendengarnya, tetapi saya tidak berniat
untuk menjadi seorang Muslim."Pada ketika itu saya pikir untuk menjadi
seorang Kristen, seorang Kristen yang baik, bukan cara Jehovah Witness
tetapi apa yang Tuhan inginkan saya menjadi seorang Kristen.
Saya mulai menumpukkan perhatian dengan melakukan penelitian ke atas
Injil secara saksama setiap malam untuk beberapa jam dan dalam doa. Saya
membaca seluruh New Testament. Seperti menyusunnya. Saya mula membaca
Old Testament: Genesis, Deuteronomy, Exodus. Ketika saya sampai kepada
pasal tentang para nabi, sesuatu terjadi. Tiba-tiba saja saya berhenti,
saya ingin mengistirahatkan mata saya dan saya mula berpikir mengenai
orang yang memberitahu saya tentang Islam, mengenai muslim, mengenai
Quran, dan mengenai Allah Yang Maha Berkuasa. Saya mengaku akan membuka
pikiran sekarang. Saya tidak lagi berpikir seperti seorang Jehovah
Witness. Saya akan mencari adakah orang-orang ini penipu. Adakah mereka
ini tidak baik atau apa saja. Saya akan mencarinya sendiri. Saya mula
berpikir; "1,2 billion Muslim! Setan adalah baik tetapi tidaklah begitu
baik. Untuk memperdaya 1,2 billion manusia, baiklah saya akan melihat
Quran dan membacanya."
Saya mula
membaca Quran. Saya membaca sehingga selesai untuk pertama kali. Ia
sungguh luar biasa. Semuanya mulai berjatuhan di tempatnya
masing-masing. Semuanya masuk akal. Saya mengambil Quran dan kini saya
bisa mengatakan kepada Injil bahwa semuanya saling bekerjasama. Kini
barulah saya paham. Karena Quran itulah yang menyebabkan saya bisa
memahami Injil saya. Saya berkata, "Oh, ini sungguh baik, Tuhan akan
menjadikan saya seorang Kristen." Dia akan mengajar saya lewat Quran.
Semakin saya terus membaca Quran, semakin ia dapat diterima akal. Ia
lebih mudah dan lebih simpel. Ia lebih menarik hati, akal dan jiwa saya.
Manakala Injil saya, seperti yang saya ketahui bahwa kata-kata Ilahi
telah terkontaminasi. Saya mula menjauhkan diri dari Injil dan mulai
membaca Quran. Kini karena saya memiliki Quran, saya harus bertemu
dengan Muslim. Saya harus pergi ke tempat mereka pergi. Tempat mereka
bertemu. Mereka bertemu di tempat bernama masjid. Saya akan mencari
mereka di masjid. Saya akan melakukan penelitian tentang apa yang mereka
katakan.
Sayapun pergi ke masjid,
saya mencari di mana masjid tersebut di Southern California. Saya ke
masjid dan kebetulan perut saya terasa sakit. Ia seperti anda mengetahui
yang anda harus melakukan sesuatu yang tidak anda inginkan. Bukan saya
tidak ingin melakukannya, tetapi semacam ada rasa tidak enak. Sayapun
berputar beberapa kali dengan mobil saya, mencari tempat parkir mobil.
Sayangnya sudah beberapa kali berputar, masih tidak ketemu tempat untuk
parkir.
Akhirnya saya
berkata,"Baiklah, saya akan berputar sekali lagi, seandainya saya tidak
bertemu tempat parkir saya akan pulang ke rumah." Itulah alasan saya.
Ketika saya berputar sekali lagi, betul-betul di hadapan masjid, sebuah
mobil keluar! Saya memandang ke langit dan berkata,"Engkau membuatnya
sungguh sulit bagi saya." Saya pun memparkir mobil. Kini saya menjadi
semakin takut karena saya terpaksa pergi dan menemui orang-orang ini.
Masjid kami di Southern California sering dipenuhi dengan orang. Ia
sering penuh, sehingga anda terpaksa berputar berkali-kali. Saya menjadi
takut, karena inilah pertama kali saya ke masjid.
Saya berjalan ke pintu dan ada seorang muslim warga Arab dengan
jenggotnya berdiri mengawal. Dia berkata kepada saya,"Pergilah
berkeliling." Saya menjawab,"Baiklah dan sayapun menurutinya."
Saya sampai ke bagian lain dan di sana banyak sekali mereka yang shalat
dan ruku. Sebagian memandang kepada saya dan saya berkata,"Saya sekadar
melihat, terima kasih saya hanya melihat." Akhirnya semua selesai,
mereka selesai menunaikan shalat dan mereka mulai bergaul. Saya turut
bergabung dengan mereka. Mereka mulai berkata,"Assalamu'alaikum,
assalamu'alaikum." Saya tidak tahu apa maksudnya atau apa yang mereka
perkatakan tetapi itulah yang terjadi.
Akhirnya seseorang melihat saya agak bingung. Dia menarik tangan saya
dan membawa saya ke satu tempat dan berkata,"Anda orang baru, benar?"
Saya berkata,"Ya, ini kali pertama."
Dia berkata,"Mari saya tunjukkan anda kawasan sekitar."
Dia membawa saya kesemua tempat; dia menunjukkan saya ke ruangan lelaki dan berbagai tempat berbeda.
Kemudian dia berkata,"Dan di sini, di sini kita mengambil wudhu."
Saya bertanya kembali,"Voodoo, apakah itu?"
Dia berkata,"Bukan Voodoo, Wudhu!"
Saya berkata,"Baiklah, bagaimana anda melakukannya?" Dia menunjukkan
kepada saya cara mengambil wudhu. Dia begitu baik sekali. Namanya Umar.
Allah telah menghantar dia kepada saya.
Saya merasa terharu dan saya senang sekali dengan apa yang saya lihat.
Saya pulang ke rumah, saya merasa gembira. Saya memutuskan,"Saya ingin
menunaikan shalat seperti mereka." Ketika menganut Kristen, saya juga
'shalat' yaitu dengan menundukkan kepala saja dan berdoa. Tetapi apa
yang mereka lakukan amat menyenangkan saya. Ketika mereka rukuk dan
sujud di hadapan Tuhan Maha Pencipta Alam. Anda dapat melihat cara kerja
agama mereka, anda dapat melihat betapa agama begitu mudah, ia begitu
indah sekali, bagaimana ia bisa begitu menarik hati dan akal kita.
Perasaan itu menyentuh perasaan saya. Ia begitu dapat diterima akal.
Inilah yang diciptakan oleh Tuhan. Tidakkah harus saya tunduk
kepada-Nya? Adakah saya begitu sombong?
Semuanya dapat anda cari dalam al-Quran dan hadis. Salah satu favorit saya dari surat al-Quran ialah, "Apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia
masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat."
Kita
memiliki buku paling indah yang telah Allah turunkan untuk menyelamatkan
manusia, untuk mereka tinggal dalam kedamaian dan ketenteraman, Quran.
Kita haruslah membacanya dan mencari sendiri perintah Tuhan dan apakah
tujuan kita hidup di muka bumi ini. (IRIB Indonesia / onislam.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar