Senin, 20 Mei 2013

Ali Mexici: Islam Bukan Sekadar Agama, Tapi Cara Hidup!

Nama saya Ali. Saya berusia 29 tahun Mexican Amerikan, atau ada orang panggil seorang Chicano. Semoga kisah saya ini Insya Allah dapat memberi pemahaman tentang Islam dan mengapa saya tertarik kepadanya. Banyak orang yang mempunyai persepsi salah tentang Islam dan Muslim. Apa yang mereka ketahui, itupun sedikit lewat film dan televisi, yang sebagian besarnya tidak memberikan gambaran yang benar.
 
Kehidupan saya dahulunya adalah buruk. Saya tidak memiliki arah. Saya membuang waktu dan usia saya dengan berhenti sekolah pada grade ke 11. Saya akan berada di jalanan bersama teman-teman saya 'berfoya-foya', minum dan menjual marijuana. Mayoritas teman saya adalah anggota gang (saya sendiri tidak pernah melibatkan diri dalam gang). Saya mengenali hampir semua mereka sebelum mereka menjadi kriminal dan penjual narkotika.Oleh karena itu tidak menimbulkan masalah bagi saya. Kemudian saya mulai menggunakan narkotika yang lebih keras. Saya bermimpi tetapi tampaknya semuanya kelihatan jauh sekali dari saya untuk menjadikannya sebuah kenyataan. Semakin saya merasakan depresi, semakin saya melarikan diri kepada narkotika sebagai pelarian sementara.
 
Satu hari seorang rekan saya memberitahu saya bahwa ia tahu di mana untuk mendapatkan marijuana yang bagus. Saya begitu tertarik untuk mendapatkan sampel dan membelinya, maka saya setuju untuk melihatnya. Kami tiba dan masuk ke dalam sebuah apartmen dimana sudah ada beberapa orang menanti kami. Kami duduk dan berbicara untuk beberapa waktu dan 'mencoba' nya. Teman saya dan saya membelinya dan siap untuk meninggalkan tempat itu ketika teman saya mengatakan bahwa salah seorang dari orang-orang itu mengundang kami untuk ke apartemennya karena dia ingin memberikan teman saya sebuah buku.
 
Kamipun pergi ke apartmen pria itu, dan setelah kami sampai di sana, ia memberikan teman saya sebuah buku dan meminta teman saya membacanya, dengan mengatakan bahwa mungkin ia bisa membantunya keluar dari problema yang dihadapinya. Dalam perjalanan pulang saya meminta teman saya menunjukkan buku itu kepada saya. Buku itu adalah sebuah Quran.
 
Saya tidak pernah mendengar mengenai Quran dalam hidup saya. Saya mulai membaca secara ringkas beberapa halaman darinya. Ketika saya membaca, saya tahu bahwa apa yang saya baca itu benar. Sepertinya saya kena tampar di muka – seperti memerintah supaya saya bangun. Quran itu begitu jelas dan mudah untuk dipahami. Saya merasa tertarik dan ingin mengetahui lebih banyak mengenai Islam dan Muslim.
 
Apa yang paling aneh adalah saya bukan mencari sebuah agama baru. Saya malah menertawakan orang yang pergi ke gereja. Adakalanya saya mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada walaupun sebenarnya jauh di kedalaman hati saya mengakui bahwa Tuhan itu ada. Saya mulai memutuskan untuk pergi ke perpustakaan beberapa hari kemudian dan mencari al-Quran. Saya mula membaca dan menelitinya. Saya mulai mengenali Nabi Muhammad Saw dan kisah Nabi Isa as anak bunda Maryam yang sebenarnya. Quran menekankan bahwa Tuhan itu Esa dan tidak punya sekutu atau putra. Ini merupakan satu hal yang paling menarik bagi saya karena saya tidak pernah dapat memahami konsep trinitas. Quran menjelaskan tentang kelahiran Nabi Isa as dan misinya. Malah dalam Quran juga terdapat sebuah surat bernama Surat Maryam yang bercerita mengenainya.
 
Pada masa anak-anak saya sering ke gereja. Ibu saya merupakan seorang Seventh-Day Adventist. Ia membawa saudara perempuan saya dan saya setiap hari Sabtu ke gereja. Saya bukanlah seorang yang religius dan ketika berusia 14 atau 15 tahun, saya tidak lagi pergi ke gereja. Semua anggota keluarga saya merupakan penganut Katolik. Saya sering berpikir mengapa kami menjadi penganut Seventh-Day Adventists dan sebagian keluarga yang lain adalah Katolik. Ketika kami pulang untuk menziarahi keluarga kami di Mexico, kami pergi ke gereja Katolik untuk upacara pernikahan dan Queincenira (Perayaan manis 16).
 
Nabi Muhammad Saw merupakan Utusan Allah yang terakhir untuk semua manusia. Quran menceritakan kisah-kisah para Nabi seperti Adam, Ibrahim, Nuh, Isa, Daud, Musa, Isa as dalam bentuk yang jelas dan dapat dipahami. Saya melakukan penelitian terhadap Islam selama berbulan-bulan. Saya membeli Quran di sebuah toko buku dan mempelajari sejarah dunia dan kontribusi Islam dalam bidang medis dan sains.
 
Saya menyadari bahwa Spanyol merupakan sebuah negara Muslim selama kira-kira 800 tahun, dan bahwa umat Islam telah diusir oleh raja dan permaisuri Kristen (Ferdinand dan Isabella). Orang-orang Sepanyol Kristen telah datang ke Mexico dan memaksa Aztecs dan yang lain menjadi Katolik. Sejarah dan akar Islam saya kini menjadi jelas kepada saya.
 
Selepas beberapa bulan meneliti dan mencari, saya tidak dapat lagi menolak Kebenaran. Saya telah membiarkan keadaan ini berlarut-larut. Saya masih menjalani kehidupan seperti lalu dan saya tahu seandainya saya memeluk agama Islam, bermakna saya harus meninggalkan semuanya. Satu hari ketika membaca al-Quran, saya mula menangis dan melutut serta mengucapkan syukur kepada Allah karena telah membimbing saya ke jalan kebenaran. Saya mengetahui bahwa terdapat sebuah masjid berdekatan dengan tempat tinggal saya. Pada hari Jumat saya pergi untuk melihat bagaimana umat Islam menunaikan shalat mereka. Saya melihat masjid tersebut dipenuhi dengan berbagai bangsa dan warna. Mereka melepaskan sepatu ketika masuk ke masjid dan duduk di atas lantai yang ditutupi dengan permadani. Seorang lelaki bangun dan mula mengumandangkan azan. Ketika mendengar suara azan tersebut, mata saya dipenuhi dengan air mata, ia kedengaran begitu indah sekali. Semuanya tampak asing pada mulanya, tetapi pada masa yang sama ia kelihatan begitu benar sekali. Islam bukan sekadar sebuah agama, tetapi ia merupakan cara hidup.
 
Setelah beberapa kali pergi ke masjid pada hari Jumat, saya bersedia untuk menjadi seorang Muslim dan melafadkan dua kalimah syahadah. Saya menemui khatib dan mengatakan bahwa saya ingin menjadi seorang Muslim. Hari Jumat berikutnya, di hadapan komunitas, saya melafadkan syahadah, mula-mula dalam bahasa Arab, kemudian dalam bahasa Inggris; Sesungguh tiada tuhan yang saya sembah selain Allah, dan Muhammad adalah pesuruh Allah swt.
 
Ketika saya selesai mengucapkannya, seorang pria muslim menjerit, "Takbir!" dan seluruh jamaah mengatakan, "Allahu akbar!" beberapa kali. Kemudian mereka datang dan memeluk saya. Saya tidak pernah menerima pelukan sedemikian banyak dalam satu hari. Saya tidak akan pernah lupa hari tersebut. Ia sungguh agung sekali. Saya menjadi Muslim sejak tahun 1997. Kini saya merasa damai dan jelas tentang agama saya. Menjadi seorang muslim telah benar-benar mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik. Saya bersyukur kepada Tuhan. Saya menerima G.E.D. saya dan kini bekerja dalam bidang komputer.
 
Saya juga mendapat rahmat untuk menunaikan ibadah haji. Ia merupakan sebuah pengalaman yang menarik sekali dalam hidup: kira-kira 3 juta orang dari berbagai bangsa dan warna berada di satu tempat untuk menyembah Tuhan yang Esa. Sungguh menakjubkan! Alhamdulillah pada bulan Desember 2002, saya mendirikan rumah tangga bersama seorang muslimah yang baik di Maroko.
 
Saya pikir Islam merupakan sebuah jawaban kepada problema anak muda khususnya dan masyarakat secara umumnya. Saya berharap kisah saya ini akan menarik ramai lagi bangsa Latin dan semua bangsa di dunia ini kepada cahaya Islam. (IRIB Indonesia / wechooseislam.wordpress.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar