Saya dilahir dan dibesarkan
sebagai seorang Katolik Roma di jemaah gereja Italia. Ayah saya berasal
dari Jerman dan ibu berasal dari Italia. Orang tua ibu saya kedua-duanya
berasal dari Italia.
Ketika
kakek ayah saya datang dari Jerman, saya mempunyai seorang saudara
lelaki bernama Halmout dan seorang saudara perempuan bernama Mary.
Ketika masih kanak-kanak, saya senang sekali mengikuti perkumpulan. Saya
ke perkumpulan secara rutin sehingga saya mencapai usia 13 atau 14
dimana perkumpulan juga berubah.
Saya memang senang sekali mengikuti perkumpulan. Terasa seolah-olah saya
mengetahui siapa itu Tuhan. Saya senang sekali menyanyi beramai-ramai.
Sebenarnya saya tidak mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi.
Ketika saya telah mencapai usia remaja, saya meninggalkan perkumpulan.
Ibu saya agak kecewa dengan keputusan saya itu, tetapi dia tidak memaksa
saya.
Sebenarnya, pada usia 17
tahun saya didatangi oleh golongan fundamentalis Baptis. Saya pergi ke
gereja mereka dan melihat sesuatu yang agak berbeda. Saya ke sana selama
kira-kira setahun dan semua orangnya baik. Tetapi sebagai seorang
remaja, minat saya hilang. Saya mempercayai bahwa saya telah
diselamatkan, saya terselamat untuk sesuatu perkara.
Akhirnya saya berhenti dari berkunjung ke gereja. Saya mula ikut
bermain dalam band rock n roll. Sehingga saya berusia 25 tahun, saya
membuat keputusan untuk kembali ke gereja. Saya ke gereja Pentecostal
Holiness. Anda menjalani hidup yang zuhud. Anda harus sering
berhati-hati karena begitu banyak sekali godaan di dalam dunia ini.
Untuk seketika, saya malah tidak punya televisi dan saya tidak bermain
saxophone saya. Untuk beberapa tahun kemudian, saya memainkankembali
saxaphone saya dan bermain musik Kristen.
Saya ingin sekali membaca sejarah kristen dan malah saya ikut menyertai
Kolej Injil, sehingga mendapat diploma tiga tahunan. Di sinilah
bermulanya perjalanan hidup saya.
Quran menakjubkan saya
Pada masa yang sama, saya membaca Quran. Saya memutuskan bahwa saya
ingin membaca Quran. Dan tujuan membaca Quran adalah karena saya ingin
mengetahui apa yang dipegang oleh umat Islam. Kononnya saya ingin
mengubah mereka menjadi Kristen.
Saya mengetahui bahwa Quran adalah kitab suci umat Islam karena saya
juga telah membaca sastra misionaris yang menjelaskan tentang Quran dan
Islam. Demikianlah saya membaca sastra yang ditulis oleh fundamentalis,
dan saya temukan banyak sekali terdapat kesalahpahaman.
Apa yang terjadi adalah di luar jangkauan saya, ia tidak seperti apa
yang saya harapkan. Untuk satu hal, halpertama yang saya baca ialah
Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Saya
benar-benar tidak mengharapkan sedemikian!
Ketika pertama kali saya bertemu istri saya Khadijah, kami sama-sama
penganut Katolik Roma. Saya bertemu dengan istri saya saat saya tinggal
di penginapan. Ketika saya sampai disana, saya dapati ia bukan seperti
hotel bintangtiga. Saya mulaiberbicara dengan pengurus rumah penginapan
tersebut. Namanya ialah Lolita dan dialah yang memperkenalkan isteri
saya kepada saya.
Saya senang
sekali dengannya. Dia kelihatan agak gelisah, tetapi saya lebih gelisah
sampai tiga jam. Apa yang dapat saya katakan ialah tentang agama.
Kami bertunangan dan ketika itu kami melakukan perjalanan ke Filipina.
Kami masih sama-sama bukan muslim. Dia tahu apa yang saya inginkan, atau
dengan kata lain saya jelaskan kepadanya bahwa saya tidak tahu apakah
saya ini Katolik, Ortodok timur, atau seorang Muslim! Tetapi dia masih
saja tetap ingin bersama saya.
Andai dia masih tetap menjadi penganut Katolik, saya tetap akan
menikahinya. Tetapi pada masa yang sama saya ingin dia melihat apa itu
Islam. Jika dia tidak ingin memeluk Islam, sekurang-kurangnya dia tahu
apa saya imani dan bagaimana saya harus melaksanakannya.
Dia membaca Quran, dan selepas membaca Quran, dia mengatakan kepada
saya menjadi seorang Katolik juga baik, menjadi seorang muslim juga
baik.
Pada minggu pertama, bulan
Augustus tahun 1999, saya sedang bersama dengan seorang Sheikh dan juga
beberapa teman lain. Pada permulaan malam itu, saya memberitahunya bahwa
saya bersama Islam. Kami berbincang mengenai Islam. Kami juga berbicara
tentang perkara-perkara lain, kami berbincang mengenai olahraga. Pada
penghujung malam, kami kembali semula ke topik berkaitan Islam. Sheikh
berkata kepada saya,"Anda percaya dengan Islam?"
Dia berkata,"Adakah anda benar-benar ikhlas mengatakan bahwa anda tidak percaya Tuhan lain selain Allah?"
Dan saya berkata,"Ya, itulah yang saya percaya."
Kemudian dia melanjutkan pertanyaannya, Adakah anda percaya bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah?"
Saya berkata,"Ya."
Dia berkata,"Bisakah anda menyebutnya dalam bahasa Arab?"
Saya berkata,"Ya."
Diapun menyebutkan kalimah syahadah dalam bahasa Arab dan saya mengikutinya. (IRIB Indonesia / onislam.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar