Senin, 12 Desember 2011

Lady Evelyn Zeinab Cobbold, Bangsawan Inggris

"Islam Selesaikan Kesulitan, Menciptakan Kedamaian"
Hidayah Allah itu tidak diketahui kapan datangnya. Seperti dialami oleh Lady Evelyn Zeinab Cobbold, bangsawan Inggris. Dia tiba-tiba sudah mencintai Islam, setelah lama mempelajari dan merasakan kedamaian Islam. Berikut penuturannya.

PERTANYAAN terbanyak yang saya terima, ialah: kapan dan mengapa saya memeluk agama Islam? Saya hanya bisa menjawab bahwa tidak mungkin saya dapat memastikan secara persis detik-detik yang menentukan, sewaktu cahaya keislaman memancar masuk ke dalam jiwa saya.

Yang jelas ialah bahwa saya sudah menjadi orang Islam. Kejadian ini bukan satu keanehan jika orang ingat bahwa islam itu adalah agama fitrah (natural religion). Ini berarti bahwa seorang bayi itu akan tumbuh menjadi seorang pemuda Islam jika dia dibiarkan hidup di atas fitrah-nya sendiri.


AGAMA AKAL
Seorang kritikus Barat pernah membenarkannya dengan perkataan, "islam is the religion of common sense" atau "Islam adalah agama akal." Setiap bacaan dan pelajaran saya tentang Islam bertambah, bertambah pulalah keyakinan saya bahwa Islam itu adalah suatu agama yang paling praktis dan paling mampu menyelesaikan segala kesulitan dunia dan membawa alam kemanusiaan ke jalan keamanan dan kebahagiaan.

Karena itulah maka saya tidak ragu-ragu dalam kepercayaan saya bahwa Allah itu SATU/ESA, dan bahwa Musa, Isa, dan Muhammad SAW serta nabi-nabi lain yang sebelumnya itu adalah para nabi yang diberi wahyu oleh Tuhan bahwa kita manusia semua tidak dilahirkan dalam dosa, dan kita tidak memerlukan seorang perantara dalam menghadap Tuhan.

Kita semua mampu menghubungkan jiwa kita dengan Dia sembarang waktu, dan manusia itu, sampai Muhammad dan Isa sekalipun tidak ada yang bisa menjamin apa-apa untuk kita dari Allah dan bahwa keselamatan/kebahagiaan hidup kita itu tergantung kepada cara hidup dan amal perbuatan kita sendiri.

"Islam" berarti tunduk dan menyerah kepada Allah. "Islam" juga berarti selamat dan aman. Sedangkan seorang muslim itu ialah orang yang beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Allah sehingga dia bisa hidup dengan aman di hadapan Allah dan dalam lingkungan makhluk-Nya.


PENGARUH POSITIF
Islam berdiri di atas dua pokok. Pertama ialah Keesaan Allah dan kedua ialah persaudaraan yang meliputi seluruh alam kemanusiaan. Islam bebas dari teologi dogmatis yang memberatkan. Lebih dari itu semua, Islam adalah suatu agama yang positif.

Dalam ibadah Haji -suatu peribadatan yang tidak bisa dijelaskan pengaruhnya dengan kata-kata- orang melihat dirinya sebagai satu anggota dalam sebuah pergumulan besar dari seluruh dunia pada kesempatan suci di tanah suci, untuk bersama-sama dengan segala kekhusyukan mengagungkan Allah.

Dengan demikian tumbuhlah dalam jiwanya kesan tentang agungnya idealisme Islam, yakni terbukanya kesempatan baik untuk bersama-sama masuk dalam kancah percobaan kerohanian yang dianugerahkan Allah SWT kepada alam kemanusiaan. Menziarahi tempat kelahiran Islam, bekas-bekas perjuangan Rasulullah SAW sewaktu beliau mengajak alam kemanusiaan yang sesat supaya kembali kepada Allah SWT.

Semua kehidupan yang penuh berkah itu membangkitkan kesan dalam semua hati dan ingatan kepada perjuangan lama makan banyak waktu, yang dijalankan oleh Muhammad SAW dalam tahun-tahun yang penuh pengorbanan. Semua itu berpengaruh dalam jiwa dan melebur dalam semburat cahaya langit yang menerangi seluruh jagad raya.


PERSATUAN UMAT
Bukan itu saja, dalam ibadah haji itu masih ada yang lebih penting lagi, yaitu membuktikan adanya persatuan di kalangan kaum muslimin. Kalau ada suatu hal yang dapat mempersatukan kekuatan umat Islam yang bercerai-berai dan memberinya corak persaudaraan dan semangat kerja sama, maka ibadah haji-lah yang dapat membuktikannya.

Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat kesempatan untuk mempertemukan semua bangsa dari seluruh dunia untuk saling berkenalan dan bertukar pikiran tentang hal ihwal masing-masing, dan mempersatukan tenaga dalam usaha kemaslahatan bersama dengan mengesampingkan soal-soal negeri tempat tinggal, perbedaan golongan dan mazab, warna kulit atau kebangsaan. Semua bersatu dalam satu ikatan persaudaraan besar dalam akidah yang mengilhami bahwa mereka-lah sebenarnya yang pantas menjadi pewaris keagungan.

Sumber : Nurani 232, 02-08 Juni 2005

http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.150.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890

Tidak ada komentar:

Posting Komentar