Beberapa sumber buku yang menjadi studi kasus dalam tulisan kali ini, di antaranya buku “Berbondong-Bondong Masuk Islam”, Buku Dua, karya Arafat Kamil Al Asyi, Penerbit CV Pustaka Mantiq, Solo ; Cetakan II, November 1994.
Terjemahan dari kitab Rijalun Wa Nisaun Aslamu, karya Arafat Kamil Al Asyi, Penerbit Dar Al Qalam, Kuwait.
Dalam studi kasus ini saya tuliskan sekedarnya saja, untuk sementara ini saya belum menggunakan berbagai alat bantu dan referensi yang lebih komplit, karena sifatnya perenungan dari sisi akal, hati dan nurani, semoga bermanfaat.
1. Lama, Si Cantik (Hal 11-18)
Lama adalah gadis cantik muda dari Filipina yang masuk Islam. Petualangannya dalam mencari kebenaran dimulai dari mempelajari dan menyelami prinsip-prinsip berbagai agama dengan susah payah dan derita. Pada mulanya ia adalah penganut Katolik sejak kecil yang telah mendapat doktrin aqidah Nasrani yang tertanam dalam sanubarinya secara kuat.
Suatu ketika terbersit dalam pikirannya mengapa dia harus meyakini kebenaran agama katoliknya. Dia pun tekun mempelajari kitab injil dan dia pun mulai tidak terpaku pada ajaran katolik saja. Ketika itu dia merasakan kelemahan dari ajaran Katoliknya dan pikirannya pun bergejolak. Kemudian suatu saat pada tahun 1974 dia bermimpi berturut-turut, dan mimpi itu memberikan pengaruh psikologis dalam jiwanya untuk melakukan sembahyang menurut kata hatinya. Dia pun terus bersembahyang menurut ajaran Nasrani yang dia tahu, tetapi dia merasakan kehampaan dan kehausan.
Suatu kali datanglah perasaan kuat untuk melakukan sembahyang di suatu tempat yang sepi dari bermacam-macam gambar. Dan dia pun terus berjalan kaki sampai ke sebuah masjid di pelosok desa. Dia mendengar panggilan adzan yang begitu menarik batinnya sehingga menghancurkan fondasi dan azas imannya selama ini. Hatinya menjadi satu dengan suara adzan itu dan aqidahnya lamanya pudar terurai. Sejak saat itu dia pun ikut melakukan sholat secara terus menerus, dan dia pun merasakan ketenangan kalbu, rasa dahaganya selama ini telah terpuaskan. Dia pun merasakan ketenangan dan ketentraman batin. Dia rasakan inilah kebenaran yang dia cari selama ini. Dan aqidah Nasraninya yang telah mentradisi sejak kecil runtuh begitu saja karena dasar pijaknya yang memang rapuh dan salah.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
1. Sejak kecil dia telah terdoktrin oleh aqidah katolik yang melekat kuat sehingga telah menjadi bagian hidupnya. Dan dia pun tumbuh menjadi gadis penganut Katolik yang taat sampai dia kuliah di Sekolah Tinggi Connosion Sisters.
2. Suatu saat dalam hidupnya timbul dalam pikirannya mengapa dia harus meyakini agamanya. Perasaan itu justru timbul setelah dia membaca ayat Injil tentang sabda Isa Al Masih,”akan menyertai namaku nabi-nabi yang pendusta; dan guru yang mengaku-aku; mereka menyeru atas namaku.” Timbul dalam pikirannya bagaimana caranya agar dia bisa meyakini kebenaran agamanya. Dengan kata lain dia ingin tahu bukti kebenaran dari agamanya yang selama ini dia yakini dengan kuat. Perasaan itulah yang membuat dia tidak rela terus terkungkung dalam dogma-dogma yang memaksanya untuk percaya. Kemudian dia mempelajari dengan tekun kitab Injil. Dan dia pun merasa tidak harus terpaku pada agama Katholik saja. Dan dia pun merasakan kelemahan prinsip aqidah Katholik yang sebenarnya telah melekat kuat dalam dirinya dan mempengaruhi hidup selama ini.
3. Dia merasakan kegelisahan dalam batinnya, satu hal yang wajar sebagai akibat dari tumbuhnya keraguan tentang keimanan yang dia yakini selama ini. Di satu sisi keraguan kepada aqidah Katholiknya membuatnya merasa kehausan akan kebenaran yang sejati. Dia memang sembahyang dengan cara yang dia pahami sesuai ajaran Nasraninya, tetapi hal itu hanya menghasilkan kehampaan yang membuatnya menangis berdoa kepada Tuhan untuk memberikan kebenaran.
4. Keraguan telah mencabut keimanannya yang kokoh kepada ajaran Katholik, keraguan yang berdasar kelemahan dari aqidah Katholik itu sendiri. Satu yang paling mendasari adalah aqidah Nasrani yang dibangun atas konsep Trinitas tersebut sangat tidak bisa dimengerti akal dan mudah terbantahkan dengan perenungan yang mendalam. Tetapi di sisi lain dia sendiri tidak menjadi atheis. Dia tetap meyakini adanya Tuhan, dia merasakan perasaan yang kuat itu dalam hatinya, buktinya dia berdoa dengan menangis.
5. Kegelisahannya terobati ketika dia bertemu dengan Islam, secara kebetulan lewat suara adzan dan melakukan sholat jama’ah. Dia merasakan telah menemukan kebenaran yang sejati.
6. Hal itu menunjukkan bahwa ada sisi menarik dari agama Islam, yaitu bahwa Islam itu sesuai dengan jiwanya, bisa mengobati kegelisahan dan kehausannya akan kebenaran.
7. Ketika dia terus menekuni ajaran Islam lewat sumbernya yang asli dia pun bertambah kuat keimanannya kepada Islam. KeIslamannya semakin kokoh tak tergoyahkan seriring dengan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
8. Kesimpulan utama yang dapat diambil, bahwa Islam itu sesuai dengan jiwa manusia. dan ketika manusia mempelajari sekaligus mengamalkannya dia bertambah cocok dengan jiwa manusia, sehingga masuk menghujam ke dalam kalbunya sehingga mendarah daging.
9. Allah memberinya hidayah kepada Islam lewat cara unik seperti mimpi, dan begitu mudah lewat panggilan suara adzan dan pengamalan ajaran sholat, tidak melalui proses penelitian yang mendalam tentang ajaran Islam. Padahal sebelum itu dia telah bersusah payah mempelajari berbagai agama termasuk agamanya sendiri. Letak kemudahannya adalah bahwa si cantik lama ini mempelajari Islam sekaligus mengamalkannya. Karena memang Islam itu bukan hanya ilmu saja, tetapi juga amal. Ajaran Islam tidak akan berarti apa-apa bagi jiwa manusia kalau hanya dipelajari tidak diamalkan. Banyak doktor, professor barat yang ahli/master Islamologi tetapi justru tidak merasakan kebenaran Islam karena dia hanya mempelajari tidak mengamalkannya. Sebaliknya banyak orang yang sedikit ilmunya tentang Islam bisa merasakan kebenarannya karena dia sekaligus mengamalkannya, dan diantaranya si cantik lama dari Filipina ini.
10. Dia masuk Islam tanpa paksaan atas kesadaran sendiri dan kebebasan berpikir. Kesimpulannya manusia dari agama manapun kalau diberi kebebasan berpikir tanpa harus terikat membabi buta kepada ajaran agamanya, dan bebas berpikir mengkaji, menganalisa ajaran Islam, maka dia akan merasakan kelemahan ajaran agamanya dan kebenaran Islam. Perpindahan dari ajaran agama lamanya ke Islam bagaikan lompatan pemikiran yang mengagumkan, bagaikan berjalan dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Agama lamanya teramat jauh bila dibandingkan ajaran Islam yang begitu mengagumkan, sesuai akal dan jiwa manusia.
2. Abdul Hadi, Politikus India, Pejuang Persamaan Hak (hal 19-40)
Dia adalah seorang politikus, cendekiawan berkebangsaan India beragama Hindu. Dia dibesarkan dalam tradisi Hindu yang kuat sejak kecil, dan dia telah mempelajari kitab sucinya weda dan mempelajari semua filsafat Hindu. Uniknya dia sendiri justru sangat membenci system yang dianut masyarakat Hindu yaitu kasta, baginya system tersebut sangat kejam, diskriminatif dan tidak manusiawi. Kebenciannya tersebut membuat dia mendirikan gerakan pemberontakan dibawah aktifitas politik yang menentang system kasta dan bertujuan mewujudkan keadilan bagi masyarakat Hindu Harijan.
Pada tahun 1977 dia memutuskan keluar dari agama Hindu dan menjadi orang bebas. Dan dia mempelajari semua agama Nasrani, Budha, dan Islam. Kemudian dia merasakan kekagumannya kepada ajaran Islam yaitu konsep aqidah tauhidnya yang mencerminkan keadilan, realistis yang tiada bandingnya dari agama-agama lain. Semua yang didengungkan oleh ideology lain hanya omong kosong belaka dan semuanya telah membuktikan kebohohannya sendiri hingga yang terakhir tumbang yaitu komunisme. Dia pun semakin tekun mempelajari Islam sehingga memutuskan untuk memeluknya.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
1. Agama Hindu telah mentradisi dalam hidupnya semenjak kecil tetapi justru dia sendiri amat membenci ajarannya yang sangat mengganggu akan pikirannya yaitu system kasta yang menurutnya sangat kejam, diskrimanatif dan tidak manusiawi. Kastra Sudra adalah kelompok paling bawah masyarakat Hindu yang paling nista dan papa yang berkumpul kepadanya semua penghinaan. Sampai masyarakat Harijan yang merupakan kasta terendah dilarang untuk menjadi pendeta agamanya sendiri tanpa alasan esensial. Kasta Sudra pun diharamkan untuk mempelajari bahasa Sansekerta dan mendekatkan kitab suci kepadanya karena berarti pengotoran kepada kitab suci tersebut. Inilah yang membuatnya benci kepada ajaran Hindu dan memutuskan untuk keluar dari Hindu.
Satu hal yang dapat ditangkap bahwa ajaran Hindu tidak mempunyai pijakan yang jelas yang membuat pengikutnya untuk harus percaya akan kebenarannya. Agama Hindu tidak punya dasar yang kuat dan bukti-bukti kebenaran yang membuat pengikutnya untuk tunduk dan patuh. Seperti dituliskan dalam pers India bahwa kebanyakan dari penganut Hindu pada tingkat keimanan yang rendah, yang memeluk Hindu karena KETURUNAN. Tetapi pada tingkat cendekiawannya yang tentu mempunyai kebebasan berpikir dan nalar yang jernih, justru terdapat fenomena perpindahan ke agama lain diantaranya Islam. Ada kesimpulan yang dapat dtarik bahwa ketika seorang cendekiawan Hindu menggunakan akal pikirannya dengan jernih dia akan merasakan kelemahan-kelemahan ajarannya.
2. Setelah keluar dari Hindu, dia pun memutuskan mempelajari berbagai agama, dan ketika dia bertemu dengan Islam dia merasakan kekaguman dan ketertarikan akan konsep ajarannya. Pikirannya menjadi terbuka, hati, jiwanya menjadi terang ketika dia mempelajari Al Quran. Yang sangat menarik dia mempelajari hanya dalam waktu 18 bukan, waktu sesingkat itu cukup baginya untuk bisa merasakan kebenaran Islam. Dan ketika dia mengamalkan ajaran Islam yatu sholat dia merasakan ketentraman sanubari yang bisa menghilanglan keresahan jiwa dan penyakit susah tidur. Ada dua kesimpulan dari ajaran Islam, bahwa Islam sesuai dengan akal pikiran, logika dan kebijaksanaan. Dan kedua Islam sesuai dengan jiwa manusia sehingga bisa membuat ketentraman sanubari.
3. Dia mengakui ada sisi yang paling menarik dari ajaran Islam.
Pertama, konsep aqidah tauhid yang kebenarannya universal, yang paling adil dan realistis untuk membangun persamaan dan persaudaraan manusia. semua manusia adalah sama dan berasal dari satu Tuhan Yang Esa. Sedangkan system kasta Hindu terbukti telah menghancurkan persatuan dan nilai kehidupan yang lain. Prinsip aqidah tauhid inilah yang akan berpengaruh kuat untuk membangun masyarakat Islam. Hal ini benar adanya, suatu masyarakat Islam yang berpegang teguh kepada ajarannya akan menjadi masyarakat yang kuat dan bersatu. Hal ini dapat disaksikan pada masyarakat Islam periode pertama yang dibina Rasulullah saw. Rasulullah bisa mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, mempersaudarakan suku aus dan khozrot yang tadinya sangat bermusuhan, mempersaudarakan berbagai bangsa, semua golongan dan status social masyarakat. Semua karena kalimat Laa Ilaaha Illallah tiada tuhan selain Allah dan semua manusia adalah sama di hadapan Allah. Sedangkan masyarakat Islam sekarang ini seperti Indonesia yang sering berpecah belah, bermusuhan antar golongan adalah karena sebagian umat Islam Indonesia ini tidak mengerti dan tidak mengamalkan ajaran agamanya.
Kedua, konsep ajaran Islam yaitu sholat dan keimanan akan hari kiamat. Keimanan akan hari kiamat akan membentuk pribadi kaum muslimin. Hal ini benar adanya, dengan keimanan yang kuat akan hari kiamat akan membentuk keshalehan pribadi dan ketaqwaan. Keimanan yang kuat akan hari kiamat akan membentuk pribadi-pribadi muslimin yang bersih, jujur dan selalu berada dalam nilai kebenaran dan keadilan. Dia akan takut berbuat dosa dan kedzoliman karena adanya siksa di akhirat. Hal ini sangat jauh berbeda dengan masyarakat kafir, atheis yang tidak percaya akan hari akhirat, seperti di Barat, Jepang dan Thailand. Di sana tingkat kejahatan, kebrobrokan moral, seks bebas, budaya telanjang sedemikian parahnya sehingga lebih mirip ke kehidupan binatang.
Dan uniknya di Indonesia sendiri terdapat fenomena yang unik antara masyarakat muslim pada umumnya dan masyarakat Hindu Bali. Konon tingkat kebrobrokan moral masyarakat Bali sudah menuju ke tingkat yang parah. Remaja-remaja di sana konon katanya sudah biasa melakukan seks bebas dan tukar pasangan. Kemudian selanjutnya menurut Abdul Hadi ajaran sholat lima waktu akan memberi ketenangan jiwa. Dan semua prinsip Islam telah membangun kehormatan pribadinya sebagai manusia yang merdeka dan terhormat. Pernyataan Abdul Hadi ini sesuai dengan perkataan Umar Bin Khoththob ra bahwa Islam telah memberikan kemuliaan, kata Umar dahulu kami adalah masyarakat yang hina, kemudian Allah memuliakan kami dengan Islam.
4. Dia adalah seorang CENDEKIAWAN yang memiliki kekuatan nalar dan kebebasan berpikir. Dia masuk Islam dengan kesadaran sendiri atas pengakuan kebenaran ajarannya. Sebagai cendekiawan dan aktifis politik tentunya dia berwawasan luas. Dia merasakan bahwa semua agama tidak ada bandingnya dengan Islam. Dan dia menyimpulkan bahwa semua ideology termasuk komunisme adalah omong kosong dan telah gagal dalam menerapkan idealismenya. Menurutnya satu-satunya jasa yang diberikan oleh partai komunis di dewan rakyat adalah upah buruh orang-orang Harijan. Tak lebih dari itu.
3. Yad Muhammad (hal 27-40)
Yad Muhammad adalah pembawa suku Harijan masuk ke Islam. Dia sendiri termasuk anggota suku Harijan dan berkasta dua dalam agama Hindu. Dia seorang penyair yang ahli dam jiwa kepenyairannya inilah yang membangkitkan harga dirinya sebagai manusia merdeka. Kemudian dia keluarganya untuk meninggalkan agama Hindu, yaag menurutnya agama yang menghina eksistensi mereka. Dia mengajak keluarganya untuk memeluk agama yang berprinsip persamaan derajat. Keluarganya menyatakan masuk Islam di depan khalayak pada Hari Raya Idul Fitri. Dia mengungkapkan kepada jamaa’ah bahwa hati, jwa dan seluruh dirinya kini telah berada dalam situasi yang lapang. Kini ia bebas dari cemoohan dan perlakuan yang hina dari kasta-kasta Hindu yang lain. Harga diri dan hak azasinya sebagai hamba Allah yang bersedarajat sama di muka bumi telah ia peroleh.
Yang menarik bersamaan dengan keIslamannya, telah masuk Islam pula ribuan umat Hindu Harijan lainnya ke agama Islam. Bahkan pada tahun 1981 suatu desa di India secara bersamaan seluruh penduduknya berbondong-bondong mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH. Semua penduduk terlihat bahagia, wajah mereka mamancarkan rasa kemerdekaan dan kehormatan diri yang tak terhina oleh system dan golongan manapun. Islam telah membuat mereka mulia dan mengangkat harga diri mereka. Dalam wajah mereka terlihat semangat yang kuat untuk bisa segera terbebas dari lilitan dogma yang sempit dan licik yang memuja dewa-dewa. Islam menurut mereka telah menyelamatkan jiwanya dan memberikan kesejahteraan hidup.
Sebenarnya sebelumnya telah banyak dogma-dogma lain yang menawarkan dirinya, namun semua tidak memenuhi tuntutan dan harapan. Ketika Islam datang, harapan kebahagiaan yang dicita-citakan warga harijan tersebut ternyata terjawab dan terwadahi. Setelah mereka Islam mereka pun merasa tidak kehilangan apapun. Mereka bersyahadat tanpa ragu-ragu lagi. Mereka merasakan bahwa kebenaran Islam adalah kebenaran, kebatilan agama lain adalah kebatilan. Masalah kebenaran Islam tersebut telah jelas bagi mereka. Hati manusia secara fitrah telah merasakan dan mengakuinya. Mereka merasa bangga, bahagia, dan puas. Seorang wartawan Hindu yang mencoba mewawancarai orang-orang yang masuk Islam tersebut untuk mencari alasan keIslamannya, disamping untuk mencari sisi yang tidak wajar sebagai umpan balik untuk menyerang Islam telah mengungkapkan secara sangat obyektif bahwa dia telah menyaksikan sendiri kebahagiaan penduduk yang hijrah ke Islam tersebut. mereka telah menyatakan keIslamannya dengan kesadaran sendiri atas kebenarannya tanpa ragu-ragu, jadi bukan karena cara-cara yang tidak fair seperti suap/sogokan. Bahkan menurut wartawan tersebut masyarakat harijan yang kini telah memeluk Islam tampak sangat berbeda dengan masyarakat desa lain yang masih Hindu. Penduduk harijaan, 40% telah terpelajar, kondisi ekonominya cukup baik, status social mereka telah maju dan terhormat. Islam terbukti telah merubah kehidupan mereka.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
1. Jiwa kepenyairan Yad Muhammad telah membuat dirinya menjadi manusia merdeka yang tidak rela terikat oleh nilai-nilai ketidakbenaran dan ketidakadilan. Dia merasakan agama Hindu yang dia peluk selama ini mencerminkan nilai-nilai ketidakadilan dan telah berkali-kali menghina eksistensi kastanya.
2. Berbagai latar belakang psikologis dalam jiwaanya yang merasakan ketidakadilan dalam agama lamanya membuat dia tertarik akan ajaran Islam yang menekankan persamaan derajat semua manusia. Dia merasakan Islamlah yang agama yang sejati yang bisa memberikan keadilan dan mengangkat harga diri mereka sebagai manusia merdeka. Hal itulah yang mmbuat dirinya menyatakan diri masuk Islam.
3. Fenomena menarik adalah ribuan ummat Hindu Harijan lainnya telah masuk Islam pula. Mereka berasal dari semua kalangan, dari petani, ibu rumah tangga, tua muda, pegawai. Satu hal yang dapat disimpulkan bahwa Islam telah memberikan mereka kebahagiaan, keadilan, dan kehormatan diri. Latar belakang kehidupan masa lalu mereka sebagai kasta rendah dalam agama telah membuat tertekan dan sakit. Hal itulah yang paling utama melatarbelakangi keIslaman mereka, karena mereka memandang bahwa Islam mampu memberikan nilai kebenaran, keadilan, kehormatan sebagai manusia merdeka yang selama ini mereka rindukan. Bagi mereka ajaran Islam sesuai dengan fitroh dan jiwa manusia.
Hal itu tidak mereka dapatkan dalam agama-agama lain, terutama agama Hindu mereka yang sempit, picik yang membuat mereka terkungkung untuk memuja dewa-dewa. Aqidah Hindu yang memuja banyak dewa terbukti tidak sesuai dengan jiwa manusia. Menurut Yad Muhammad ada korelasi antara cacatnya dogma serta moralitas Hindu dengan kepindahan umatnya ke Islam. Baginya manusia tidak cukup dengan kehidupan yang mewah. Kebahagiaan tidak dicari di balik kenikmatan dunia. Kebahagiaan terletak dibalik kehormatan dan kemuliaan diri sebagai manusia yang sederajat. Itulah yang bisa diberikan Islam yang selama ini Hindu tidak mampu memberinya.
4. Satu hal lagi yang menjadi titik lemah ajaran Hindu adalah terbukti ajaran Hindu tidak mempunyai dasar pijakan yang jelas dan bukti kebenaran yang mampu mengikat ummatnya. Salah satu kelemahan doktrin Hindu yang tidak sesuai dengan nilai keadilan dan fitroh manusia tentang konsep kasta telah membuat para petinggi agama mereka seperti Gandhi mengusulkan untuk sudah saatnya kasta-kasta teratas Hindu segera menunaikan kewajibannya untuk membebaskan dirinya dari prinsip penajisan kasta yang lain, pengkultusan kastanya sendiri dan penghinaan kepada yang lain yang telah melekat dalam jiwanya secara berabad-abad.
Dengan kata lain hanya dengan alasan kelemahan ajaran mereka, petinggi-petinggi agama mereka berhak untuk merubah-rubah ajaran agama mereka. Padahal telah jelas tertulis dalam kitab suci mereka yaitu kitab Weda tentang konsep kasta sebagaimana tertulis bahwa Gotama Risyi berkata,”Apabila orang sudra kebetulan mendengarkan kitab weda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor cor-coran timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorang sudra membaca mantra-mantra weda, maka raja harus memotong badannya.” (Gotama Smarti : 12).
Jadi agama bagi mereka adalah bukan berasal dari tuhan, yang bisa dirubah-rubah oleh pikiran mereka sendiri, hal inilah yang sangat berbeda dengan Islam. Islam adalah agama Allah, maka segala sesuatu ajarannya harus jelas bersumber dari-Nya, yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Para ulama sekalipun tidak berhak merubah-rubah ajaran Islam.
4. Abdul Hadi Mukmin (hal 41-51)
Abdul Hadi Mukmin adalah seorang insinyur geologi dari Kanada. Dia berasal dari lataar belakang keluarga yang tidak peduli agama. Dia sendiri tumbuh menjadi remaja yang tidak pernah menggubris soal-soal agama. Dia tidak merasakan bahwa agam adalah kebenaran. Nampaknya gejala atheisme telah merambah dunia remajanya, sebagaimana umumnya remaja barat sebayanya. Tetapi uniknya dia berbeda dengan umumnya teman remajanya yang lebih mengutamakan pengaktualan pubertasnya dengan segala nafsu dan pemberontakannya.
Dia berusaha mencari keseimbangan hidup dan merenungi alam raya dengan segala fenomenanya. Dalam perenungannya dia menyimpulkan bahwa bahwa semua cendekiawan dan ahli filsafat akademi tak akan pernah mampu menjangkau hakekat kehidupan. Tetapi dia sendiri terdorong dalam hatinya untuk mencari hakekat kebenaran itu sendiri. Dalam perjalanannya mencari kebenaran dia akhirnya menemukan terjemahan Al Qur’an dalam Bahasa Inggris dan buku tasauf. Dia pelajari keduanya dengan tekun, dia dapati didalamnya sekumpulan kalimat hikmah dan kisah kehidupan orang Islam yang sholeh. Dia terus penasasaran dan berusaha mengkajinya. Dia mendapati nilai hakiki dari kisah-kisaaah orang-orang sholeh dari kalangan muslim. Dia mulai mengerti hakekat kehidupan. Dia mendapati nilai-nilai yang fitri dan rasional dalam ajaran Islam. Dia merasakan kekaguman dan keindahan dengan Islam. Tetapi pada waitu itu terjadi perjuangan batin yang amat hebat dalam dirinya, antara hijrah ke Islam yang dia yakini kebenarannya dan konsep-konsep ajaran Islam, aturan dan larangan yang terasa berat untuk dijalankan bagi orang seperti dia yang berasal dari orang yang bukan agamis. Dia memenangkan perjuangan batinya tersebut dan akhirnya hijrah ke Islam.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
1. Dia berasal dari latar belakang keluarga yang acuh tak acuh kepada agama manapun bahkan cenderung atheis, tetapi dalam relung hatinya masih terdapat dorongan-dorongan untuk mencari hakekat kebenaran. Kata hatinya itulah yang membuatnya terus berjuang untuk mencari hakekat kebenaran sampai dia menemukan Islam. Kata hati, dorongan untuk mencari hakekat kebenaran pasti terdapat dalam setiap jiwa manusia. itulah yang disebut dengan naluri kebenaran, yang pada dasarnya setiap manusia cenderung kepada kebenaran, kebaikan, keadilan. Nurani itulah yang tidak akan pernah hilang pada diri manusia sekafir, SEJAHAT APAPUN. Nurani itulah yang terus mendorong manusia untuk mencari hakekat kebenaran. Itulah fitroh kebenaran yang ditanamkan oleh Sang Maha Pencipta.
2. Ketika dia menemukan Islam, dia mendapati nilai-nilai yang rasional dan fitri. Nilai-nilai hakekat kebenaran itu sendiri yang membuat dia kagum akan keindahannya. Dia merasakan hakekat kehidupan dan kebenaran itu sendiri dalam Islam. Inilah yang mendorong keIslamannya. Jadi hakekat keislamannya adalah kesesuaian agama Islam dengan fitroh manusia yang haus akan pencarian dari sebuah hakekat kebenaran.
5. Jamilah (hal 52-56)
Jamilah adalah isteri Abdul Hamid berasal dari kanada. Keluarganya beragama Nasrani dan disiplin dalam menerapkan norma-norma Nasrani dalam sehari-hari. Dia sendiri aktif ke gereja dan tumbuh menjadi gadis yang selalu dijiwai iman Nasraninya. Uniknya dia dan terutama ibunya meskipun Nasrani tetapi tidak percaya akan kepercayaaan trinitasnya. Bagi ibunya Tuhan itu satu dan tidak mempercayai 3 Tuhan.
Dan dia sendiri mengikuti prinsip ibunya dan yakin dengan adanya Allah. dia pun tumbuh menjadi gadis remaja yang terjaga, dia merasa skeptis dengan semua norma dan hokum kehidupan yang berlaku di masyarakat barat. Perasaannya sempit dan resah. Dia pun mengambil langkah sendiri, mempelajari sesuatu yang dirasa cocok dengan kecendrungan jiwa dan keyakinannya. Ketika dia dewasa bersama kakak perempuannya dia aktif mendengarkan ceramah-ceramah sufi (Islam?) di sebuah universitas. Dia pun tertarik dengan ceramah tersebut terutama tentang cerita sufi yang indah-indah, dan seolah-olah jiwanya telah turut terlibat dalam perjalanan ruhaniah mereka. Mulai saat itu dia merasakan telah mulia mengadakan perjalanan hakiki. Da menyadari akan melawati rintangan-rintangan berat untuk dapat mencapai keagungan hidup. Walaau dia sendiri menjumpai banyak yang tidak dia pahami tentang Islam tetapi dia merasakan sesuatu yang mendalam, jiwa yang lapang dan bahagia yang tak terkira. Sejak saat itu dia aktif berhubungan dengan muslimin kanada untuk berdiskusi tentang kebenaran sehingga akhirnya pada November 1974 dia menyatakan keIslamannya.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
1. Dia adalah gadis yang tumbuh dalam ketaatan dalam agama Nasrani. Dia juga gadis yang hatinya terjaga dari perbuatan tercela, seperti umumnya norma kehidupan orang Barat. Aqidah Nasraninya melekat kuat dalam dirinya sehingga perasaannya selalu yakin untuk dekat dengan tuhan. Tetapi anehnya dia dan ibunya meyakini tuhan berbeda dengan umumnya kaum Nasrani dengan keyakinan trinitasnya. Mereka tidak percaya semua itu, dan dengan teguh meyakini keesaan Tuhan. Sisi yang dapat ditangkap bahwa dia dan ibunya hanya meyakini tuhan yang sesuai dengan akal dan perasaannya dan menolak keyakinan trinitasnya yang tidak sesuai dengan akal dan perasaan.
2. Kebersihan hati, keyakinannya yang teguh akan keesaan tuhan, meyakini tuhan yang sesuai dengan akal dan perasaannya, akhirnya mengantarkan kepada Islam. Dia merasakan inilah kebenaran, kecocokan jiwa, kecenderungan hatinya dengan Islam. Dia merasakan kebahagiaan dengan Islam.
3. Satu hal yang dapat ditangkap dari agama Nasrani bahwa agama Nasrani memang berdiri di atas dasar pijakan yang lemah. Mereka tidak mempunyai bukti kebenaran yang bisa membuat pengikutnya untuk tunduk dan patuh. Bahkan mereka rela memberontak atas keyakinan trinitas Nasraninya untuk mempercayai keesaan tuhan sesuai dengan akal dan perasaannya. Padahal masalah aqidah/keimanan adalah masalah yang paling essensial dari suatu agama, bagaimana dalam soal yang essensial saja penganutnya sudah ragu akan kebenarannya. Perkara demikian tidak didapati dalam agama Islam, karena masalah aqidah/keimanan tentang keesaan Allah dalam Islam adalah sesuatu yang bisa dipahami dengan akal dan perasaan manusia. dan tidak ada fakta orang Islam yang memberontak terhadap keyakinan aqidah keesaan Allah karena memandang tidak sesuai dengan akal dan perasaannya.
6. Islamnya dua gadis Denmark (hal 57-64)
Gadis pertama namanya Huda Sayyid alumni Universitas Kopenhagen. Nama lamanya adalah Anna Naison. Dia berasal dari keluarga yang taat menjalankan agama Nasrani. Dia giat melaksanakan sembahyang di gereja tiap minggu dan bersama jemaat Nasrani lain untuk menyanyikan lagu-lagu keagamaan. Pada masa remaja dia mengalami keguncangan pemikiran yang hebat. Kepalanya dipusingkan oeh berbagai pertanyaan bertubi-tubi yang tidak mampu dia jawab. Dia pun berusaha membaca kitab suci dan ulasan orientalis mengenai agama. Upaya ini membwa sekerlip cahaya pada permulaan jalan yang hendak dia tempuh selanjutnya.
Pada tahun 1966 dia membaca terjemahan Al Qur’an, dia mendapati bahwa Al Qur’an adalah buku pegangan (kitab suci) yang berisi aturan-aturan pokok kehidupan manusia, dogma agama dan kemanusiaan. Dia menilai Islam adalah agama yang tidak memaksa orang untuk memeluknya. Bahkan Islam memerintahkan setiap pemeluknya untuk menghormati agama dan kitab suci lain. Ketentuan bagus ini menurutnya banyak yang tidak diketahui orang, banyak yang memandang salah tentang Islam. Dia menilai Islam adalah peraturan yang lengkap dan menyeluruh. Mengulas secara inti semua persoalan kehidupan manusia, dan meliputi pula semua yang dibahas oleh kitab-kitab samawi yang lain (zabut, taurat, injil).
Islam adalah agama yang mewadahi semua aturan hidup manusia dalam seluruh zaman yang terputus. Merangkum masa lalu, masa kini dan masa depan. Islam adalah petunjuk untuk indvidu dan masyarakat. Dia adalah agama yang jelas dan terang, tidak ada yang tersembunyi, paling sempurna unutk pegangan zaman, kapan saja. Dia merasa puas dengan Islam.
Gadis kedua Dalah Jannah Salim juga alumni Universitas Kopenhagen. Suatu saat dia pergi ke Nigeria dan menjadi pengajar sekolah. Di sana dia juha terlibat dalam pekerjaan pengkajiaan besar buku-bukuagama dari berbagai mazhab. Dia pun mempelajari beratus-ratus buku Islam. Dari pengkajiannya tersebut dia menemukan suatu kenyataan bahwa rasionalitas tidak mungkin sanggup membahagiakan manusia. siapapun dia, dimanapun membutuhkan agama untuk pegangan hidup. Ini bukan kata-kata yang berlebihan. Betapapun manusia memiliki kekuatan dan kelebihan, mustahil tidak disertai kekurangan dan kelemahan. Manusia tidak bisa membuat azas norma kehidupan yang paling azasi. Hanya Allah saja yang sanggup mencipta aturan kehidupan yang mendasar, menyeluruh dan kokoh.
Buktinya saksikan berbagai bencana kehidupan manusia, kezaliman, berbagai kepincangan hidup. Maka pencarian jiwa manusia akan hakekat dzat yang maha kuat tak bisa diingkari sedikitpun. Dia mengamati pengajaran agama di barat terlalu memfokuskan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan zaman. Tetapi pengajarannya terpecah dalam berbagai aliran. Dalam mengajarkan hakekat dan kewajiban agama, mereka seolah-olah saling berbenturan. Dari titik inilah kemudian timbul pertumpahan darah, saaling membunuh antar kelompok dalam satu agama. Ditambah sikap rasialisme yang memutuskan rasa persamaan derajat dan persaudaraan. Mereka sangat bebas, saling berpacau untuk melakukan maksiat daan mungkar.
Semua itu tidak ditemui dalam Islam, agama yang paling haqq. Islam menentang semua kekejian dalam esensi maupun wujudnya. Dia menilai Islam adalah system keadilan dan persaudaraan. Al Qur’an adalah kitab yang haqq dan Muhammad adalah rasul penutup. Dia telah menemukan kebenaran, dan dia merasa seolah-olah seperti baru saja dilahirkan ke bumi. Dia merasakan sentuhan dan bimbingan hidayah, nur yang dipancarkan Allah untuk membimbing jiwanya untuk menemukan kebenaran Allah, yakni tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasulullah.
Sebagai tambahan ada sedikit catatan mengenai sejarah masuknya Islam ke Denmark (hal 65-83). Sebenarnya Islam masuk ke negeri Viking ini 150 tahun sebelum orang Nasrani ke sana yakni pada abad ke VIII Masehi. Menurut Profesof Glob Ketua Pencari Benda Purbakala, hal itu dibuktikan berdasarkan benda-benda purbakala yang ditemukan.
Kaum muslimin dari Jazirah Arab dan Persia telah datang ke pulau Greenland pada masa tersebut. Bangsa Viking banyak mengambil kebudayaan orang Islam, tampak dari budaya uang logam dan motif tulisan yang ditemukan di negeri mereka sama dengan negeri Islam di jazirah Arabia. Tetapi setelah itu akibat interaksi dengan Inggris, agama Nasranilah yang berkembang di sana., yaitu Kisten Protestan Louthren. Kemudian pada tahun lima puluhan Islam mulai masuk kembali ke Denmark seiring dengan adanya penterjemahan Al Qur’an ke bahasa Denmark.
Pada tahun enampuluhan merebak proses pengIslaman di berbagai bidang kehidupan. Bahasa Arab, ilmu-ilmu keIslaman, dakwah Islam mulai merebak bersamaan dengan datangnya kaaum pekerja muslim.
Sampai dasawarsa 70an Islam semakin berkembang pesat sehingga pada tahun tahun-taun terakhir ini di ibukotanya sendiri, tercatat setiap bulannya lima orang yang masuk Islam yang terdiri dari berbagai profesi. Mengenai agama bangsa Denmark adalah 97% adalah Kristen Protestan Louthren, tetapi dari sekian banyak itu yang akfit ke gereja hanya 1-3 % nya saja.
Denmark memang negara maju dengan pendapatan perkapita tinggi, tetapi hal itu tidak diimbangi oleh kemajuan ruhaniah sehingga banyak terjadi pembunuhan dan keonaran yang amat menakutkan. Tercatat 150.000 orang menjadi peminum kelas berat. Di denmark seprti di daerah Christian kehidupan serba bebas, semua perbuatan boleh dilakukan. Kebebasan ini meninbulkan dampak negatif yang tiada tara. Akibatnya kriminalitas bertambah ganas, penculikan anak-anak terjadi tiap waktu, penculikan wanita-wanita muda cantik. Jumlalh pelacur semakin marak bagai tanpa ikatan norma sama sekali. Mereka beraburan di jalan-jalan besar maupun di lorong-lorong. Mereka adalah komoditi potensial yang menghasilkan uang melimpah. Kehidupan samen leven, hidup bersama tanpa menikah menjadi budaya bahkan undang-undang mebolehkan pemuda-pemudia yang terlah berusia 16 tahun untuk hidup bersama tanpa menikah. Sebelum umur itupun para remaja telah menganal seks bebas dan alcohol. Mereka kebanyakan produk broken home.
Menurut pengamatan azas rumah tangga di negara Denmark tidak berlandaskan norma yang kokoh. Sementara kegiatan keagamaan hanya pada hari minggu saja, selebihnya tdak ada. Para missionaries dan pendetanya sendiri hidup dalam kemewahan melupakan tugas keagamaannya. Itulah gambaran kerusakan kehidupan di denmark. Sementara di sisi lain para imigran muslim menjaga konsisten keIslamannya dengan tidak ikut terbawa kehidupan rusak orang denmark. Itulah juga yang mungkin salah satu sebab daya tarik keIslaman warga denmark. Sehingga dilaporkan jumlah umat Nasrani yang masuk Islam setiap bulannya lebihb banyak dari target perngkristenan missionaries di luar negeri.
Para muallaf banyak mempunyai pandangan tentang Islam. Sebenarnya mereka telah mencoba banyak jalan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup namun mereka mengaku terbentur pada jalan yang salah. Mereka mencari-cari sebuah pedoman yang dapat membuat jiwa mereka tenteram tetapi selalu buntu. Hal itu baru terobatkan setelah mengenal Islam, hati mereka pun rela akan kebenaran Islam. Mereka sendiri mengaku bahwa dahulu mereka tidak sungguh-sungguh mengamalkan ajaran Nasraninya, atau mereka sendiri skeptis terhadap keyakinan agamanya. Mereka mengatakan ada perbedaan jurang yang amat dalam antara kehidupan masa lalunya dengan sesudah keIslamannya. Dia merasa bahwa dulu pernah mengalami kehidupan yang amat bodoh, lepas sama sekali dari tali kebenaran. Mereka heran mengapa agamanya yang lama membiarkan semua perbuatan boleh dilakukan tanpa ada sangksi sama sekali? Juga mengapa setiap sesuatu bisa masuk mencampuri kaidah-kaidahnya dengan mata leluasa? Dalam Islam mereka merasa mantap dan yakin untuk menyelami kehidpan dunia ini maupun menyongsong kehidupan akhirat. Islam memberikan aturan-aturan pasti, bijaksana dan adil. Prinsip-prinsip Islam amat luas dan luwes. Nilainya universal cocok untuk seluruh manusia, melampuai batas ras, budaya dan batas-batas lain. Mereka puas dan rela dengan Islam. Mereka berpendapat agama Islam adalah agama yang murni. Islam adalah agama yang sempurna, utuh menyeluruh. Tidak memiliki satu sudut pun yang kosong dari nilai sebagimana agama-agama lain.
Para pemuda dan remaja seperti di Denmark tidak mungkin hidup dalam kebebasan tanpa batas. Mereka perlu pedoman yang jelas, mana yang dilarang dan diperintahkan. Mereka perlu batas yang jelas untuk memahami dunia kenyataan. Mereka tak sanggup membuat kenyataan sendiri. Oleh sebab itu ketika mereka bertemu Islam, segera jiwa mereka menyambut dengan pasti. Mereka menyatakan tiada satu lingkungan pun yang sanggup melindungi kehidupannya kculai Islam. Krisis ruhaniah dan kejenuhan akan materialisme di negara-negara barat seperti denmark, amerika merupakan lahan subur untuk dakwah Islam.
Kesimpulan dan analisa keIslamannya :
KeIslaman mereka bukan karena factor kekeringan spirituail saja. Tetapi ada faktor lebih dari sekedar itu. Memang ada fenomena bahwa ajaran-ajaran spirituil laris di Barat bahkan ajaran kejawen seperti Subud (Susila Budi Darma). Tetapi sebagaimana kata mereka, Islam adalah agama yang utuh menyeluruh. Ajaran-ajaran spirituil itu ada yang memang sempat memberikan kepuasan batin atas kekeringan spirituilnya selama ini, tapi ajaran-ajaran itu bukan ajaran yang sempurna seperi Islam karena mempunyai berbagai kelemahan di sana sini. Dan mereka mengaku tidak ada kelemahan dalam ajaran Islam. Mereka sendiri banyak yang mengaku kalau mereka sudah banyak mendalami agama dan ajaraan lain, tetapi mereka merasa belum menemukan kepuasan sejati, kebenaran sejati yang bisa memenuhi akal, jiwa dan perasaannya. Itu semua terpenuhi dengan Islam. Disamping itu sebenarnya banyak di antara mereka yang bukan berlatarbelakang kekeringan sprirtuil tetapi juga berasal dari latar belakang bertradisi keagamaan yang taat, tetapi ketika mereka menemukan Islam, mereka seperti menemukan kebenaran yang jauh lebih sempurna dari agama lamanya.
thanks http://winbathin.blogspot.com/2009/12/kenapa-masuk-islam.html
Kalau Islam rahmat bagi alam semesta.. terorisme seharusnya tidak ada.. yg ada banyak penemuan2 bagi peradaban manusia. Itu buah nyata bagi alam semesta
BalasHapusMr. Anonim, ente harus banyak bacaa....sekolah lagi daah....dari mana asal usul teroris....trus cari juga dari mana penemu-penemu awal ilmu pengetahuan.....
BalasHapus