Rabu, 01 Desember 2010

Gerda: Cinta Membawaku Menjadi Seorang Muslimah

Saya datang dari sebuah negara bernama Lithuania di mana kristen merupakan agama resminya. Sebagaimana warga lainnya, ketika terlahir ke muka bumi saya telah menganut agama Kristen. Saya tidak pernah menjadi seorang ateis, sekalipun bukan juga seorang penganut Kristen yang baik. Saat merasa Tuhan dekat, saya akan meluangkan waktu ke gereja. Ke sana juga bukan hendak berdoa, tapi untuk membantu pendeta dan grup paduan suara gereja.

Saya sempat bertanya kepada kedua orang tuaku, mengapa mereka membaptis saya tanpa menanyakan terlebih dahulu apakah saya memang ingin menganut agama Kristen atau tidak.

Sepanjang yang saya ingat, seluruh hidup saya tidak pernah merasa menjadi seorang penganut agama Kristen yang baik. Jujur saja selama itu pula saya tidak pernah memahami sepenuhnya apa itu agama Kristen. Namunpun demikian, saya tetap mencari kebenaran Kristen. Saya membaca banyak buku demi memperoleh informasi berkaitan Kristen, disamping meminta bantuan dari para pendeta. Saya merasakan seolah-olah ada yang sedang melihat saya, tetapi saya tidak dapat menyebut diri saya sebagai seorang penganut Kristen.

Kehidupan tanpa bimbingan dari Tuhan semesta alam adalah sulit, menakutkan, dan sepi. Saya senantiasa mencari Tuhan, saya merasakan seolah-olah Dia sungguh dekat dengan saya. Saya dapat merasakan bantuan Tuhan setiap masa, saya merasakan Dia sedang berbicara dengan saya. Saya melihat bagaimana Dia menjaga saya dan membiarkan saya mencari cara hidup sebagaimana yang telah Dia pilih untuk saya. Saya berusaha keras untuk memahami banyak tanda-tanda yang Dia hantar hampir setiap hari. Sepertinya Dia sedang berbicara dengan saya.

Saya adalah anak kedua dalam keluarga. Ibu saya mengalami kesakitan yang luar biasa saat melahirkan saya. Saya sungguh beruntung karena bisa selamat saat dilahirkan, dan saya yakin bahwa Tuhan telah menyelamatkan saya. Selepas dua kejadian tabrakan yang serius di kemudian hari, banyak orang mengatakan saya tidak mungkin bisa hidup. Kenyataan itu membuat saya mula mengapresiasi kehidupan. Saya merasakan betapa rapuhnya kehidupan manusia ini dan hanya Tuhan yang tahu berapa lama saya bisa meneruskan kehidupan ini.

Tuhan membenarkan saya untuk menyakini-Nya dalam setiap detik kehidupan ini dan ini benar-benar membuat saya dapat menikmati kehidupan ini walaupun saat itu saya sedang sakit atau merasa sedih. Saya tahu Tuhan telah memberikan kita segala-galanya, meminta kita mengapresiasi-Nya, supaya kita faham bahwa apa yang dilakukan oleh-Nya adalah untuk kita.

Saya mengalami luka parah dalam sebuah tabrakan sebaik saja saya tamat belajar, dan saya diminta untuk tinggal di rumah sakit selama enam minggu. Saya hanya bisa menggerakkan kepala dan tangan saya, tetapi dengan bantuan Tuhan saya berhasil menamatkan sekolah dan masuk universitas, sekalipun dalam kondisi terbaring di atas kasur. Dokter yang merawat saya pun tidak mempercayainya! Sebagian besar orang pasti menjerit kesakitan atau meminta obat untuk membuat mereka tidur. Itu bukan sekadar nasib baik, tetapi pasti sebuah mukjizat dari Tuhan. Selepas ini, keimanan saya meningkat, ada Dia yang menjaga saya agar terjauh dari gereja. Saya kini yakin bahwa gereja bukanlah jalan hidup saya.

Pemahaman sejati berkaitan Tuhan, apa yang saya inginkan selama ini dan jalan kebahagiaan yang mampu menenangkan jiwa saya, akhirnya kutemukan lewat suami saya. Pertemuan kami juga boleh dikata satu mukjizat Tuhan. Pada mulanya kami tidak pernah berbicara berkaitan agama, bahkan kami sering beradu pandang mengenai agama. Satu hari, saya telah bertemu dengan seorang teman lama. Waktu itu calon suami saya memberitahu bahwa dia ingin memberikan sesuatu yang terbaik yang dimilikinya untuk saya. Sesuatu itu adalah keimanan.

Tuhan membuka hati saya di hari itu. Saya benar-benar ingin mendengar apa yang dibicarakan oleh bakal suami saya itu. Dia berbicara tentang al-Quran yang suci. Apa yang tertulis di dalamnya. Apa maksud yang terdapat dalam setiap pergerakan di dalam tubuhnya saat dia menunaikan shalat. Walaupun ia hanya sedikit berbicara, tapi itu sudah cukup untuk membuat saya membaca sebanyak mungkin buku-buku berkaitan dengan Islam. Dengan setiap buku, setiap halaman, saya mulai memahami apa yang hilang dalam hidup ini. Saya menemukan satu persatu jawaban atas segala persoalan yang sebelumnya saya kemukakan kepada para pendeta. Buku-buku itu seolah-olah berbicara dengan saya. Tuhan sedang berbicara dengan saya melalui buku-buku tersebut. Saya menemui jawaban atas banyak persoalan. Saya menemui ketenangan dalam jiwa saya, saat orang di sekitar masih mencari.

Saya memeluk agama Islam baru beberapa bulan yang lalu. Kenyataan ini sangat menakjubkan bagi saya. Karena serasa baru dilahirkan kembali ke dunia ini walaupun usia saya sudah mencapai 21 tahun. Satu usia ketika saya baru mulai dapat mengapresiasi pemberian-Nya yang menakjubkan. Kini saya adalah seorang muslimah. Tidak ada siapapun yang dapat percaya betapa berbedanya untuk menjadi seorang muslim.

Tuhan memberikan saya satu pandangan yang berbeda melihat matahari dari sebelumnya ketika saya seorang kristen. Matahari mempunyai maksud yang lain untuk saya saat ini. Saya tahu bahwa cahaya matahari yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari adalah satu cara Tuhan untuk menunjukkan betapa Dia begitu mengambil perhatian kepada kita. Betapa cintanya Dia kepada kita. Karena rahmat-Nya, kita tidak merasa dingin, dan kita dapat melihat dunia dengan berbagai warna. Tuhan menciptakan malam untuk menunjukkan betapa gemilangnya cahaya-Nya. Dia membuat kita yakin bahwa setelah malam yang dingin dan gelap gulita, Dia akan membawakan pagi yang indah dan nyaman. Dengan cara ini Tuhan menunjukkan tanda-tanda-Nya kepada kita. Dia mengaruniakan mata untuk kita melihat kata-kata-Nya di dalam setiap mukjizat.

Saya sungguh gembira dan bersyukur atas pemberian Tuhan yang memberikan saya penglihatan baru terhadap dunia yang akhirnya mengantarkan saya untuk mengapresiasi kehidupan ini. Dia memberikan saya sebuah cahaya baru dan segar dalam kehidupan, dan kini saya dapat melihat tanda-tanda-Nya di sekitar saya dengan pandangan yang berbeda. Apa saja yang saya lakukan, kemana saja saya pergi, Tuhan menyambut kedatangan saya. Mukjizat yang ditunjukkan ini, membuat saya melihat saya sedang berjalan di landasan yang benar. Bahwa Dia sedang bersama saya. Dunia ini tidak berubah dalam satu hari, ia tidak berubah dalam 21 tahun. Apa yang berubah adalah kualitas hidup saya ketika pemahaman mengenai Tuhan memasuki jiwa saya.

Saya berharap dunia ini akan berubah. Manusia kelihatan sedang mencari ketenangan lewat kesuksesan materi. Mereka merasa lelah benci antara satu sama lain, atau merasa cemburu. Negara saling berperang. Setiap hari, dunia semakin tenggelam. Satu-satunya cara untuk untuk menghentikan krisis ini adalah dengan membuat Islam sebagai sebuah cara kehidupan. Dengan cinta dan ilmu pengetahuan berkaitan Tuhan dalam setiap hati manusia, kita akan menemui dan menikmati kehidupan seperti apa yang kita idamkan. Kita akan membina masa depan yang optimis untuk anak-anak kita. Kita tidak lagi takut untuk bertemu satu sama lain dan hidup sebagai sebuah kemanusiaan. (IRIB)www.islamreligion.com

http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=26103:gerda-cinta-membawaku-menjadi-seorang-muslimah&catid=48:keindahan-islam&Itemid=79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar