Jumat, 28 Desember 2012

Sebagai Muslim Kiwi, Warga New Zealand Masih Asing dengan Nama Abdullah

Ibu saya ialah penganut Saksi Yehuwa, dan ayah saya bisa disebut sebagai mantan Katolik, tetapi saya dibesarkan pada tahun 1970-an dalam suasana yang toleran. Malah saya punya seorang paman yang Apostolik, dan anggota keluarga lain yang menganut Anglicans.
 
Pada tahun 1990-an saya belajar sejarah di universitas dan minat saya terhadap Islam bertambah.
 
Sebaik saja kami menyentuh apa saja yang berkaitan dengan hal-hal Islam, atau agama Islam atau sejarah Muslim, sama ada di Soviet Union, Soviet Russia, atau di Religius Studies 101 (Mengenal Agama Dunia), dimana saja saya bertemu dengan Islamdan hal ini semakin menarik minat saya. Saya banyak membaca buku, dan secara perlahan, saya mula menyakini bahwa agama ini adalah agama yang benar, maka memeluk Islam merupakan satu langkah yang logis.
 
Pada bulan Augustus 1996, saya bertemu dengan Dr. Mustafa Farouq, Dr. Anis Al-Rahman di Hamilton dan masih banyak lagi yang saya lupa nama mereka. Saya juga masih ingat dengan Abu Saad, warga Mesir dari Port Said, dia tentu ingat dengan saya. Sebenarnya banyak sekali orang, mereka adalah orang-orang yang baik yang saya lupa nama mereka. Setiap kali saya ke Hamilton, saya akan mengingatnya.
 
Reaksi Keluarga dan Rekan-rekan
Saya telah mengungkapkan minat saya terhadap Islam, maka saya tidak berpikiran  mereka merasa terkejut dengan keputusan saya. Semuanya mengalir secara alami. Sesuatu yang memang telah mereka program, karena saya sering berbicara tentang Islam di masa luang kami. Maka saya tidak merasakan bahwa mereka terkejut, saya tidak punya argumentasiapapun.
 
Kemudian, saya diberi tahu betapa orang-orang lain yang baru memeluk agama Islam berselisih paham dengan keluarga mereka. Mereka terpaksa sendirianmenghadapi pelbagai problema dan halangan. Betapa beruntungnya saya karena keluarga saya begitu mendukung dan membantu. Ibu saya senantiasa mencarikan kami makanan halal saat datang mengunjungi kami. Saya tidak pernah menghadapi kesulitan seperti orang lain.
 
Bagaimana Islam mengubah kehidupan keseharian saya?
Saya senang sekali memikirkan bahwa Islam telah mengubah saya menjadi lebih baik, saya berharap Islam menjadikan saya lebih baik. Saya tidak dapat membuktikannya tetapi saya sering mengharapkannya. Anda senantiasa berharap untuk menjadi orang yang lebih baik; menjadi ayah yang lebih baik, menjadi pekerja yang lebih baik, menjadi rakyat yang lebih baik dan seterusnya.
 
Saya pikir Islam membantu saya menjadi orang yang lebih baik dengan memberikan saya untuk bertumpu pada satu keyakinan bahwa kita tidak kekal di dunia yang semu ini. Ayah saya sering berkata bahwa kita hanyalah merupakan bagian dari putaran nitrogen! Bahwa anda akan mati, selepas mati, anda akan dikebumikan, itu saja. Manakala Islam memberikan anda lebih dari itu, bahwa akan diberikan yang lebih baik dari sekadar kematian. Ia memberikan sesuatu untuk anda kerjakan, tidak sekedar untuk perkara materi di dunia ini saja, anda bisa bekerja untuk perkara yang lebih baik di dunia akan datang dalam bentuk spiritual.
 
Selain dari sekadar memfokuskan diri untuk mengumpulkan uang dan barang materi atau begitu gairah untuk mendapatkan harta kekayaan, dimana Tuhan Maha Mengetahui bahwa saya jauh sekali darinya, anda bisa menumpukan perhatian kepada perkara-perkara spiritual seperti apa yang bisa anda lakukan bersama muslim lain di masjid, membantu orang banyak dan meluangkan waktu untuk keluarga. Semua orang mengatakan bahwa saya tidak begitu menumpukan perhatian pada pekerjaan, saya lebih banyak memberi perhatian pada keluarga. Saya sering memberikan hubungannya dengan agama. Islam memberikan tekanan pada keluarga, makanya saya senantiasa memberi waktu saya untuk keluarga saya, anak-anak saya.
 
Apa yang bisa diberikan oleh Islam?
Islam bisa memberikan banyak kepada manusia. Ia memberikan panduan, melakukan sesuatu dengan tujuan. Anda tidak hanya memberikan tumpuan kepada perkara-perkara duniawi saja, anda juga bisa memberikan tumpuan pada maknawi. Islam memberikan banyak etika yang baik, contohnya meninggalkan alkohol. Saya sebenarnya mempunyai pengalaman pribadi dalam hal ini sebagai pribadi, sebagai seorang anak lelaki, sebagai saudara, sebagai ayah….. dalam hal meninggalkan alkohol. Upaya ini benar-benar merupakan pembuangan masa dan uang, dan sebaliknya anda meninggalkan alkohol, seperti yang dianjurkan Islam anda dilarang minum alkohol, anda bisa menghemat uang dan anda punya waktu yang banyak untuk anak anda, ia memperbaiki kehidupan anda. Ia menjadikan anda orang yang lebih baik….
 
Saya menganjurkan kalian untuk membaca, Muslim dan non Muslim. Saya merasa terkejut melihat orang lain begitu sedikit membaca, mungkin karena saya banyak sekali membaca! Saya menggalakkan orang untuk banyak membaca, saya tahu orang lebih suka menonton televisi. Saya menyerukan mereka untuk membaca. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ialah "Bacalah dengan nama Allah". Bacalah buku sejarah, bacalah sejarah Nabi Muhammad saaw. Baca tentang Muslim lain. Baca juga tentang non Muslim, luaskan pengetahuan anda.
 
Tidak ada yang lebih baik dari memperdalamkan pengetahuan anda dengan membaca. Bacalah al-Quran. Banyak orang yang membuat penilaian tentang Islam dan mereka tidak pernah membaca al-Quran. Sungguh mengherankan saya betapa banyak orang yang melakukan penilaian ke atas sesuatu yang tidak pernah mereka baca, demikian juga orang Islam sendiri. Makanya saya menyerukan supaya Muslim membaca.
 
Muslim Kiwi
Sebagai seorang muslim Kiwi, sebenarnya saya merasa bosan. Banyak yang beranggapan ini merupakan sesuatu yang mengairahkan….Tidak sama sekali. Sebenarnya biasa saja. Saya melakukan apa saja orang lain lakukan. Kecuali saya tidak minum alkohol. Saya juga ikut serta dalam pertemuan keluarga, berkelana dan menghabiskan waktu dengan membaca dan lain-lain perkara yang pernah saya lakukan sebelum memeluk agama Islam. Ini bukan satu perubahan besar bagi saya, karena banyak perkara yang saya lakukan dalam Islam telah saya lakukan sebelum saya memeluk agama Islam. Seperti yang saya katakan, saya mempelajari Islam dan sejarah Islam, maka banyak sekali perkara yang berlaku secara alami.
 
Saya tidak menemui konflik yang membebankan saat menjadi seorang Kiwi atau seorang Muslim. Mungkin orang tidak biasa dengannya, banyak sekali yang bertanya mengapa saya menggunakan nama Abdullah, atau orang bertanya "Abdullah anda dari mana?" Saya akan katakan "Saya datang dari New Zealand! Ia bukannya sesuatu yang eksotik, ianya seperti nama-nama Muslim yang lain, seperti Cat Steven menjadi Yusuf Islam, Cassius Clay menjadi Muhammad Ali."
 
Saya pasti bahwa di New Zealand, nama ini masih kurang mendapat apresiasi. Ia merupakan sesuatu yang baru, yang bisa memakan waktu yang lama. Adakalanya saya merasakan bahwa saya perlu membawa kartu bisnis hanya untuk menjelaskannya, karena saya malas untuk menjelaskannya….Saya menjadi muslim karena ia merupakan agama yang baik bukan saya ingin menarik perhatian orang terhadap saya. (IRIB Indonesia/onislam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar