Ibu saya ialah penganut Saksi Yehuwa, dan ayah saya bisa
disebut sebagai mantan Katolik, tetapi saya dibesarkan pada tahun
1970-an dalam suasana yang toleran. Malah saya punya seorang paman yang
Apostolik, dan anggota keluarga lain yang menganut Anglicans.
Pada tahun 1990-an saya belajar sejarah di universitas dan minat saya terhadap Islam bertambah.
Sebaik saja kami menyentuh apa saja yang berkaitan dengan hal-hal
Islam, atau agama Islam atau sejarah Muslim, sama ada di Soviet Union,
Soviet Russia, atau di Religius Studies 101 (Mengenal Agama Dunia),
dimana saja saya bertemu dengan Islamdan hal ini semakin menarik minat
saya. Saya banyak membaca buku, dan secara perlahan, saya mula menyakini
bahwa agama ini adalah agama yang benar, maka memeluk Islam merupakan
satu langkah yang logis.
Pada
bulan Augustus 1996, saya bertemu dengan Dr. Mustafa Farouq, Dr. Anis
Al-Rahman di Hamilton dan masih banyak lagi yang saya lupa nama mereka.
Saya juga masih ingat dengan Abu Saad, warga Mesir dari Port Said, dia
tentu ingat dengan saya. Sebenarnya banyak sekali orang, mereka adalah
orang-orang yang baik yang saya lupa nama mereka. Setiap kali saya ke
Hamilton, saya akan mengingatnya.
Reaksi Keluarga dan Rekan-rekan
Saya telah mengungkapkan minat saya terhadap Islam, maka saya tidak
berpikiran mereka merasa terkejut dengan keputusan saya. Semuanya
mengalir secara alami. Sesuatu yang memang telah mereka program, karena
saya sering berbicara tentang Islam di masa luang kami. Maka saya tidak
merasakan bahwa mereka terkejut, saya tidak punya argumentasiapapun.
Kemudian, saya diberi tahu betapa orang-orang lain yang baru memeluk
agama Islam berselisih paham dengan keluarga mereka. Mereka terpaksa
sendirianmenghadapi pelbagai problema dan halangan. Betapa beruntungnya
saya karena keluarga saya begitu mendukung dan membantu. Ibu saya
senantiasa mencarikan kami makanan halal saat datang mengunjungi kami.
Saya tidak pernah menghadapi kesulitan seperti orang lain.
Bagaimana Islam mengubah kehidupan keseharian saya?
Saya senang sekali memikirkan bahwa Islam telah mengubah saya menjadi
lebih baik, saya berharap Islam menjadikan saya lebih baik. Saya tidak
dapat membuktikannya tetapi saya sering mengharapkannya. Anda senantiasa
berharap untuk menjadi orang yang lebih baik; menjadi ayah yang lebih
baik, menjadi pekerja yang lebih baik, menjadi rakyat yang lebih baik
dan seterusnya.
Saya pikir Islam
membantu saya menjadi orang yang lebih baik dengan memberikan saya untuk
bertumpu pada satu keyakinan bahwa kita tidak kekal di dunia yang semu
ini. Ayah saya sering berkata bahwa kita hanyalah merupakan bagian dari
putaran nitrogen! Bahwa anda akan mati, selepas mati, anda akan
dikebumikan, itu saja. Manakala Islam memberikan anda lebih dari itu,
bahwa akan diberikan yang lebih baik dari sekadar kematian. Ia
memberikan sesuatu untuk anda kerjakan, tidak sekedar untuk perkara
materi di dunia ini saja, anda bisa bekerja untuk perkara yang lebih
baik di dunia akan datang dalam bentuk spiritual.
Selain dari sekadar memfokuskan diri untuk mengumpulkan uang dan barang
materi atau begitu gairah untuk mendapatkan harta kekayaan, dimana
Tuhan Maha Mengetahui bahwa saya jauh sekali darinya, anda bisa
menumpukan perhatian kepada perkara-perkara spiritual seperti apa yang
bisa anda lakukan bersama muslim lain di masjid, membantu orang banyak
dan meluangkan waktu untuk keluarga. Semua orang mengatakan bahwa saya
tidak begitu menumpukan perhatian pada pekerjaan, saya lebih banyak
memberi perhatian pada keluarga. Saya sering memberikan hubungannya
dengan agama. Islam memberikan tekanan pada keluarga, makanya saya
senantiasa memberi waktu saya untuk keluarga saya, anak-anak saya.
Apa yang bisa diberikan oleh Islam?
Islam bisa memberikan banyak kepada manusia. Ia memberikan panduan,
melakukan sesuatu dengan tujuan. Anda tidak hanya memberikan tumpuan
kepada perkara-perkara duniawi saja, anda juga bisa memberikan tumpuan
pada maknawi. Islam memberikan banyak etika yang baik, contohnya
meninggalkan alkohol. Saya sebenarnya mempunyai pengalaman pribadi dalam
hal ini sebagai pribadi, sebagai seorang anak lelaki, sebagai saudara,
sebagai ayah….. dalam hal meninggalkan alkohol. Upaya ini benar-benar
merupakan pembuangan masa dan uang, dan sebaliknya anda meninggalkan
alkohol, seperti yang dianjurkan Islam anda dilarang minum alkohol, anda
bisa menghemat uang dan anda punya waktu yang banyak untuk anak anda,
ia memperbaiki kehidupan anda. Ia menjadikan anda orang yang lebih
baik….
Saya menganjurkan kalian
untuk membaca, Muslim dan non Muslim. Saya merasa terkejut melihat orang
lain begitu sedikit membaca, mungkin karena saya banyak sekali membaca!
Saya menggalakkan orang untuk banyak membaca, saya tahu orang lebih
suka menonton televisi. Saya menyerukan mereka untuk membaca. Ayat
pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ialah "Bacalah dengan
nama Allah". Bacalah buku sejarah, bacalah sejarah Nabi Muhammad saaw.
Baca tentang Muslim lain. Baca juga tentang non Muslim, luaskan
pengetahuan anda.
Tidak ada yang
lebih baik dari memperdalamkan pengetahuan anda dengan membaca. Bacalah
al-Quran. Banyak orang yang membuat penilaian tentang Islam dan mereka
tidak pernah membaca al-Quran. Sungguh mengherankan saya betapa banyak
orang yang melakukan penilaian ke atas sesuatu yang tidak pernah mereka
baca, demikian juga orang Islam sendiri. Makanya saya menyerukan supaya
Muslim membaca.
Muslim Kiwi
Sebagai seorang muslim Kiwi, sebenarnya saya merasa bosan. Banyak yang
beranggapan ini merupakan sesuatu yang mengairahkan….Tidak sama sekali.
Sebenarnya biasa saja. Saya melakukan apa saja orang lain lakukan.
Kecuali saya tidak minum alkohol. Saya juga ikut serta dalam pertemuan
keluarga, berkelana dan menghabiskan waktu dengan membaca dan lain-lain
perkara yang pernah saya lakukan sebelum memeluk agama Islam. Ini bukan
satu perubahan besar bagi saya, karena banyak perkara yang saya lakukan
dalam Islam telah saya lakukan sebelum saya memeluk agama Islam. Seperti
yang saya katakan, saya mempelajari Islam dan sejarah Islam, maka
banyak sekali perkara yang berlaku secara alami.
Saya tidak menemui konflik yang membebankan saat menjadi seorang Kiwi
atau seorang Muslim. Mungkin orang tidak biasa dengannya, banyak sekali
yang bertanya mengapa saya menggunakan nama Abdullah, atau orang
bertanya "Abdullah anda dari mana?" Saya akan katakan "Saya datang dari
New Zealand! Ia bukannya sesuatu yang eksotik, ianya seperti nama-nama
Muslim yang lain, seperti Cat Steven menjadi Yusuf Islam, Cassius Clay
menjadi Muhammad Ali."
Saya pasti
bahwa di New Zealand, nama ini masih kurang mendapat apresiasi. Ia
merupakan sesuatu yang baru, yang bisa memakan waktu yang lama.
Adakalanya saya merasakan bahwa saya perlu membawa kartu bisnis hanya
untuk menjelaskannya, karena saya malas untuk menjelaskannya….Saya
menjadi muslim karena ia merupakan agama yang baik bukan saya ingin
menarik perhatian orang terhadap saya. (IRIB Indonesia/onislam.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar