Jumat, 28 Desember 2012

Danish louise: Setengah Tahun Pertama, Saya Puasa Tapi Tidak Shalat

Nama saya ialah Louise. Saya telah memeluk Islam satu setengah tahun. Saya berasal dari Denmark. Dulunya saya dibesarkan dalam keluarga Kristen dari Gereja Lutheran. Mungkin saya merupakan seorang dari anggota keluarga yang begitu religius. Ketika saya remaja, saya ke gereja dan melakukan seperti apa yang remaja lain lakukan, ibu saya mengidap kanker.
 
Saya masih ingat, saya berdoa untuk ibu saya. Tetapi itu tidak membantu. Saya kehilangan kepercayaan kepada Tuhan. Saya memikirkan mengapa Tuhan tidak membantu saya? Saya tidak lagi mempercayai kewujudan Tuhan, dan seterusnya saya berhenti melakukan segala amalan atau mempraktikkan ajaran agama. Ketika itu saya punya banyak teman Muslim dan juga Kristen. Saya sering berbincang dengan banyak orang dari mana saja.
 
Dan terkadang saya mendengar tentang Islam yang saya dapati benar. Ia kelihatan masuk akal sekali. Kemudian, saya belajar agama di sekolah, agama Islam, kristen dan Budha dan sebagainya untuk melihat agama mana yang sesuai bagi saya. Saya tidak berpikir untuk mengubah agama, hanya sekadar untuk mencari maksud dalam kehidupan. Saya juga tidak bercerita dengan seorangpun mengenai apa yang saya rasa.
 
Kini, ketika saya merenung kembali apa yang terjadi, saya dapati Kristen tidak masuk akal buat saya tidak seperti yang saya dapati dalam Islam. Saya mendapati Islam mudah untuk dipelajari, masuk akal dan begitu banyak sekali perkara indah yang saya dapati dalam Islam. Ia tidak sekadar sebagai sebuah agama yang baik. Pada mulanya saya merasa takut dengan Islam, seperti kebanyakan orang lain, dalam satu bentuk. Saya pikir Muslimah menderita dan tidak sama kedudukannya dengan kaum lelaki seperti yang dipikirkan oleh mayoritas non Muslim.
 
Maka saya juga berpikir banyak hal tidak baik mengenai Islam, tetapi semakin saya mempelajarinya, saya dapati tidak ada perkara yang tidak baik dalam Islam. Saya hanya menemukan hal-hal yang indah. Kemudian saya bertemu dengan seorang Arab-Amerika.Saya jatuh cinta dengannya. Inilah dia, suratan takdir telah menemukan saya dengannya. Saya dapat merasakan Allah Swt ingin saya menjadi Muslim.
 
Sebenarnya saya tidak tahu apa sebabnya, saya sekadar dapat merasakannya. Saya menjadi Muslimah dengan segera. Jalinan hubungan kami tidak berlanjut, dan tidak seperti yang dipikirkan orang lain bahwa Muslimah tidak bisa meninggalkan suami mereka, itu adalah tidak benar, saya melakukannya!
 
Untuk setengah tahun pertama atau mungkin hampir setahun ketika saya memeluk agama Islam, saya tidak mengamalkan Islam. Saya berpuasa pada bulan Ramadhan tetapi saya tidak menunaikan shalat. Saya tidak tahu bagaimana menunaikan shalat karena anda harus melakukannya dalam bahasa Arab.
 
Saya tidak mungkin sama sekali memakai hijab!
Sebenarnya banyak sekali perkara yang tidak saya ketahui. Saya tidak mengenakan hijab. Saya tidak menutup kepala saya. Saya meneruskan kehidupan seperti sebelum saya memeluk agama Islam, kecuali saya tidak minum alkohol dan makan babi. Adalah mudah untuk saya tidak minum dan makan babi, tetapi sulit untuk saya mengenakan hijab dan menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.
 
Untuk beberapa waktu, saya membaca lebih banyak tentang Islam. Menerusi pembacaan, banyak informasi yang yang saya peroleh. Saya mendapati terdapat mazhab yang berbeda dalam Islam seperti Sunni dan Syiah dan sebagainya, ini banyak membantu saya. Saya mula berpikir untuk mengenakan hijab, tetapi hati saya masih berat. Sudah pasti keluarga saya tidak menyenanginya.
 
Keluarga saya bertanya ketika saya memeluk Islam, "Engkau pasti mengenakan hijab ketika keluar dari rumah".
 
Saya menjawab, "Tidak mungkin, saya tidak mungkin melakukannya."
 
Pada waktu itu saya tidak merasa perlu mengenakan hijab, tetapi semakin saya mencintai Islam, semakin timbul minat untuk mengenakan hijab. Ini merupakan satu perkara yang benar.
 
Saya memikirkan bahwa saya harus mengenakan hijab selama 6 bulan setiap hari. Pada bulan Ramadhan 2007, saya mula memakai kerudung, alhamdulillah. Saya merasa bimbang karena banyak orang takut dengan orang Islam terutama selepas peristiwa 9 september, tetapi saya meminta Tuhan membantu saya. Saya memohon kepada Allah untuk menjadikan ia mudah bagi saya. Alhamdulillah, semua orang menerima saya. Saya pikir itulah yang baik tentang Amerika. Apa yang saya alami sejauh ini, mereka adalah orang yang berpikiran terbuka.
 
Saya menghadapi masalah saat memeluk Islam dengan keluarga saya. Pada mulanya mereka terkejut ketika mendengar saya akan memeluk agama Islam. Mereka berusaha supaya saya mengubah pendirian saya. Mereka memanggil saya dengan kata-kata kasar, kecuali ayah saya yang bersikap tenang dan santai menyikapi pendirian saya.
 
Masih ada saudara perempuan saya yang masih tidak dapat menerima keislaman saya. Tetapi anggota keluarga yang lain menerima saya. Mereka tidak lagi menghidangkan babi ketika saya mengunjungi rumah mereka dan semuanya berjalan baik. Ini memudahkan saya menjalani kehidupan, alhamdulillah. (IRIB Indonesia/onislam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar