Penulis : Indra Widjaja
Astrid A. Nurhamzah, seorang dokter yang bekerja pada sebuah klinik pengobatan masyarakat di Cikini - Jakarta Pusat, sangat terkesima dengan bacaan basmallah. Ada kekuatan dan pengalaman lain di balik ayat tersebut yang membuat wanita berkaca mata minus itu memutuskan untuk memeluk agama Islam sebagai pegangan hidupnya.
Menuju jalan kebenaran yang diridhai Allah SWT memang didambakan semua umat manusia. Segala amal upaya akan dilakukannya untuk menuju jalan kebenaran tersebut, yaitu jalan yang lurus untuk menuju kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan yang seperti itulah yang di inginkan oleh Astrid A. Nurhamzah.
Di masjid At-Taqwa PP Muhammadiyah Jakarta, dengan disaksikan para jama'ah shalat Ashar, atas rahmat Allah SWT, dara keturunan Makassar - Sulawesi Selatan ini dengan tulus ikhlas mengikrarkan dua kalimah syahadat dan meninggalkan agama Katolik yang selama ini ia peluk.
Sebelum melangsungkan pembacaan syahadat di masjid, siang harinya Astrid datang ke Majelis Tabligh dan Dakwah (MTDK) dengan diantar oleh ayahnya, Alfred Hamzah, yang sebelumnya juga masuk Islam pada tahun 1999, dan tunangannya. Saat masuk ke kantor MTDK, nampak rasa keceriaan pada raut mukanya. Perasaan penasaran dan keingintahuan tentang ajaran agama Islam secara mendalam serta ingin merasakan benar-benar menjadi seorang muslim yang sejati terbayang dalam benak dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini.
Ia menuturkan, sepanjang perjalanan hidupnya dia melihat keanehan tersendiri tentang agama Islam dan itu yang membuat dirinya tertarik. Sebagai seorang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, ia menyadari betul, bahwa betapa hebatnya seorang dokter, belum tentu bisa menyembuhkan penyakit pada diri manusia. Masih ada kekuatan yang ada di luar jangkauan pengobatan dokter yang mampu menyembuhkan pasien. Yaitu kekuatan dan kebesaran Allah SWT, Astrid sadar, Dia-lah kekuatan penyembuh dari segala macam penyakit.
Ini yang menjadi landasan awal bagi Astrid. Selain itu, ada keanehan pada dirinya, mengapa setiap akan melakukan sesuatu, seorang pasien harus membaca kalimat basmallah. Astrid pun ikut mempraktikkannya kala ia memberikan pengobatan pada seorang pasien yang berobat padanya. Diucapkannya kalimat basmallah setiap kali dia melakukan pengobatan. Anehnya, pasien yang diobati itu lekas cepat sembuh. "Pengalaman itu saya lakukan berulang-ulang pada setiap pasien dan saya mendapatkan kemudahan dari Allah untuk menyembuhkannya dan saya berterima kasih kepadaNya," kata Astrid dengan senyum khasnya.
Setiap manusia memiliki pengalaman tersendiri untuk merasa terpanggil dan hijrah pada agama Allah, dimana agama Islam merupakan agama yang paling sempurna. Proses kesadaran akan kebenaran ajaran Allah tak bisa dipaksakan begitu saja. Semua itu melewati tahapan dan proses waktu yang sangat panjang pada diri manusia.
Begitu pula yang dialami oleh Astrid dan keluarga Alfred. Ternyata tidak semuanya dalam keluarga Alfred Hamzah itu memeluk agama Islam. Istri Alfred dan anak-anaknya yang lain masih menganut agama Katolik sebagai keyakinannya. Seiring dengan perjalanan waktu, Alfred selaku ayah dari Astrid mengharapkan seizin Allah SWT suatu saat nanti istri dan anak-anaknya yang lain akan mengikuti jejaknya dan jejak Astrid yang sudah dulu memeluk agama Islam. Pintu Allah akan selalu terbuka bagi orang-orang yang ingin berbuat keshalihan.
Setelah Astrid membacakan kalimat Syahadat dengan menyatakan bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka pada saat itu pula Astrid mencatat sejarah baru dalam hidupnya, ia telah berubah menjadi seorang muslimah dan akan patuh menjalankan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
Dari mualaf.com
http://kotasantri.com/bilik/mualaf/2010/06/24/astrid-a-nurhamzah-bacaan-basmallah-menuntun-menuju-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar