Minggu, 15 Juli 2012

Peter Casey, Mualaf 23 Tahun Yang Tak Sungkan Shalat Dimana Saja walau di Kedai Starbucks

Dia berusia 23 Tahun. Bernama Peter Casey, atau Abdul Malik. Pada usia 15 tahun, lulusan Queens College ini memutuskan bersyahadat masuk Islam.

Namanya dikenal secara luas baik di negerinya, Amerika Serikat, maupun dunia internasional setelah pengakuannya memilih Islam tersebar luas di jagat maya. Alih-alih takut akan keselamatan nyawanya mengingat fobia Islam kembali mengental di AS menjelang peringatan tragedi 11 September, ia malah rajin menunjukkan keyakinan barunya di depan publik.

Ia misalnya, selalu pergi ke masjid setiap hari dengan 'menumpang' skateboard-nya -- gaya khas anak muda AS. Ia juga jarang berpikir dua kali untuk melakukan ibadah shalat di Starbuck, jika kebetulan ia tengah nongkrong di sana dan waktu shalat telah tiba.

Pria bermata biru ini mengaku pantang menyembunyikan identitas keislamannya. Sebaliknya, ia mengatakan ia berusaha untuk "menantang stereotip dan kesalahpahaman" orang lain di sekitarnya tentang Islam.

Sebagai seorang mualaf yang dibesarkan di pinggiran kota dengan latar belakang Yudeo-Kristen, Casey dibesarkan di pinggiran Long Island oleh ibu yang beragama Yahudi dan ayah Katolik. Ia tumbuh dalam keluarga yang bertolak belakang dalam melihat Yesus.

Di satu sisi, kekristenan berbicara tentang Yesus (Tuhan) sebagai Allah Putra, Allah Bapa, dan roh Kudus (3 Pribadi tapi Satu/trinitas). Di sisi lain, Yudaisme (Agama Yahudi) berbicara tentang Yesus sebagai seorang mesias/seorang yang diurapi/juru selamat palsu.

"Saya merasa ada dua hal ekstrem di sana, dan saya mempelajari keduanya," kata Casey.

Pasca-serangan 11 September 2001, pemahaman mulai berubah. Ia berusia 13 tahun saat dua menara kembar WTC itu runtuh. Sejak itu!, ia rajin berselancar di dunia maya mengorek isi ajaran Islam -- yang "Pada awalnya" dituduhkan berada di balik serangan itu. Ia menemukan dalam penelusurannya doktrin yang lebih masuk akal dalam Islam tentang Yesus: Dia Seorang Nabi, Seorang Pria yang menyampaikan firman Allah. Tidak lebih dari itu.

"Aku sedang mencari agama Yesus dan murid-muridnya," kata Casey mengatakan. "Dan ketika saya mulai belajar tentang Islam, saya seperti:" Ini dia. Ini adalah agama itu." . (The New York Times,12/9/2011)

Dua tahun kemudian, pada usia 15 tahun, ia masuk Islam.

Sejak itu, Ia telah berupaya untuk meluruskan kecurigaan publik AS pada Islam. Tak hanya melalui perbuatan -- seperti bershalat di tempat umum dan ramah pada siapa saja -- ia juga aktif berdakwah melalui blog-nya yang bertajuk 'Dawah Addict'. Tema-tema seperti 'Muhammad dalam Alkitab' dan 'Bagaimana Menjadi Seorang Muslim' diulasnya tanpa canggung.

"Ketika saya pertama kali menjadi Muslim, dan ini masih terdengar hingga hari ini, orang-orang berkata,"Mengapa tidak ada Muslim di luar sana mengatakan tentang Islam yang sebenar-benarnya?" Kata Mr Casey. "Dan saya pikir, yah, Saya akan Melakukannya jika tidak ada orang lain yang akan melakukannya."

Ia bahkan mempunyai saluran/channel You Tube sendiri yang ia pergunakan untuk Dakwah dan menyampaikan Islam dengan jumlah pendengar yang terus tumbuh dengan 5000 pelanggan dan hampir setengah juta pengunjung.

Sumber:
The New York Times,(http://cityroom.blogs.nytimes.com/2011/09/12/l-i-bred-muslim-convert-challenges-stereotypes/?partner=rss&emc=rss)
Republika.

Kisah Singkat Sigit Nugroho, Atheis yang kini Mualaf

Kelahiran Semarang, 6 Oktober 1965. Anak tunggal dari pasangan Djati Koenjtono(Alm) dan Soeharsi. Sigit sudah dua tahun memeluk Islam. Sebelum memilih Islam, ia mengisahkan ia telah melewati tiga fase agama dalam kehidupannya.

Pertama ia dulu seorang yang tidak beragama (atheis), kemudian ia masuk menjadi orang khatolik. Tak beberapa lama kemudian ia keluar dari agama tersebut dan kemudian menjadi seorang Muslim.

Ia mengaku ada pengalaman religi yang ia ungkapkan setelah dirinya memeluk agama Islam, dahulu sebelum dirinya menjadi seorang mualaf, ia merasakan ketidaktenangan dalam hidup. Tak hanya itu, ia merasa uang hasil kerjanya tak bisa dinikmati dengan baik karena membuat tubuh jadi panas. Namun kini setelah ia masuk dan memeluk agama islam, ia merasakan ketenangan dalam hidup dan uang hasil kerjanya dapat dinikmati tanpa ada keganjilan.

Setelah benar-benar mencoba menjadi seorang Muslim yang taat ibadah dan mempunyai pengetahuan agama, Sigit merasakan kedamaian dan ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan. "Islam menjadikann saya pribadi yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan," ujarnya.

Ia di temui dalam acara sebuah kegiatan diskusi di gedung Fatahilah Masjid Sunda Kelapa (Sabtu, 13 Agustus 2011). Mungkin di antara kita sering melihatnya sebagai komentator olah raga disejumlah stasiun televisi swasta dan juga stasiun tv nasional.

Kini sebagai seorang Muslim, ia mempunyai keinginan mengajak para mualaf yang lain untuk lebih giat mempelajari ilmu agama islam dan mengetahui pengetahuan yang luas tentang ajaran islam.

Sigit pun memberikan sedikit saran kepada para mualaf lain yang datang di acara diskusi sore itui. "Sebagai seorang mualaf kita harus benar-benar pegang teguh agama ini, janganlah kalian main-mainkan ajaran Islam ini, dan para mualaf yang lain harus tetap semangat menghadapi cobaan yang begitu sulit, apalagi setelah kita mengucap ikrar keimanan," ujarnya.

Yang islam dan beriman sejak kecil jangan mau kalah ya, dengan para mualaf baru ini......

republika ; https://www.facebook.com/notes/para-ilmuan-dan-tokoh-pendeta-yang-memeluk-islam/kisah-singkat-sigit-nugroho-seorang-atheis-yang-kini-mualaf/203414899721109

Selasa, 10 Juli 2012

Beban Terasa Lepas dari Pundak Begitu Menjadi Muslim

Erika. pertamanya agamanya adalah Kristen dan ia dibesarkan dalam suasana Katolik. Wanita asal Meksiko yang kini tinggal di Amerika ini menganggap keluarganya ‘cukup saleh’ dalam memelihara tradisi agama. Keraguannya tentang agama yang dianutanya berawal sekitar tiga tahun yang lalu. Seorang kawan mengajaknya mengikuti kebaktian di gereja. “Mereka para penginjil. Aku juga. Walaupun tak begitu banyak mengerti tentang Injil, setidaknya aku rajin mengikuti kelas Minggu,” ujar dia.

Di satu kesempatan, pendeta membuat penegasan bahwa muslim "membenci" Yesus. Pendeta menyebutkan, umat muslim menyembah ‘Tuhan lain' yang bernama ‘Allah'. Mendengar itu, Ericka terganggu. Pernyataan dari pendeta membuatnya ingin tahu. Ia memutuskan untuk menyelidiki Islam agar bisa melihat sediri apa yang dikatakan pendeta.

Tak terduga, ia justru bertemu dengan orang muslim yang begitu mencintai Yesus sebagaimana orang Kristen. “Sejak saat itu, aku mengetahui bahwa Allah adalah nama sebutan yang berarti ‘Tuhan’ dalam bahasa Arab. Sama seperti orang Italia yang menyebut Tuhan dengan ‘Dio’,” katanya.

Bertemu dengan orang muslim ini membuat Ericka mengatahu ‘kedangkalan’ pikiran pendeta tadi. “Aku berpikir bahwa jika seseorang seperti dia yang mengajar, kita yang ilmunya lebih dangkal tidak bisa mengetahui hal sebenarnya tentang agama-agama lain. Aku tidak berani menjamin semua yang disampaikan pendeta itu sebagai suatu kebenaran. Jadi aku mulai mencari informasi,” ujar dia.

Keraguannya terhadap ceramah pendeta membuatnya mulai melakukan pencarian kebenaran. Ia kemudian menyelidiki asal-usul Alkitab dan penulisnya. Dalam pencarian ia menemukan banyak sekali kontradiksi. Pendiri agama Kristen, "Paulus" bahkan tidak menyimpan cerita lurus tentang konversi pengangkatan Tuhan. “Fakta bahwa dia bukan pengikut Yesus sudah cukup bagiku untuk tidak mempercayai tulisan-tulisannya,” katanya.

Beberapa penulis Alkitab adalah orang Yahudi. “Mereka bahkan tidak tahu tentang Yesus tetapi tetap saja menulis,” katanya. Ia juga semakin ragu dengan agamanya melihat fakta Protestan selalu mengkritik Katolik. Namun, Protestan tidak melakukan ibadah dengan benar. Mereka masih minum alkohol.” Jadi saya pikir, apa bedanya jika mereka melakukan hal yang sama? Mereka bahkan melakukan konser dan perayaan lain yang tidak seharusnya dilakukan,” tutur Ericka

-----------------------

*tambahan untuk diketahui,: kata kristen sendiri bukanlah penamaan yang diberikan oleh yesus melainkan mereka pada mulanya adalah murid-murid Paulus/pengikut ajaran paulus (dahulunya bernama Saulus),dan disinyalir justru banyak bertentangan dengan ajaran yesus itu sendiri, Yesus 'selama hidupnya' sama sekali tidak pernah bertemu dengan yang bernama paulus ini..dan kisah penamaan kristen ini terdapat dalam Bibel mereka sendiri..:

alu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.(Kisah Para Rasul 11:25)

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu UNTUK PERTAMA KALINYA DISEBUT KRISTEN. (Kisah Para Rasul 11:26)

-------------------------

Perlu kita tampilkan juga apa yang di tulis oleh Profesor Bart D. Ehrman (non muslim) yang baru-baru ini termuat dalam surat kabar ternama Amerika The Huffington Post (25/3/2011). Ia adalah seorang Professor of Religious Studies di University of North Carolina, Chapel Hill dan bukunya: 'Misquoting Jesus' dan 'Jesus Interrupted' yang menjadi The New York Times bestselling mengatakan dalam tulisannya :

"Selain dari para fundamentalis yang paling fanatik diantara kita, hampir semua orang mengakui bahwa Bibel mungkin mengandung kesalahan --Kisah penciptaan yang salah, ada kesalahan sejarah, terdapat kontradiksi disana-sini (ini yang mengatakan Profesor yang bukunya menjadi bestselling The New York Times). Tapi ada kemungkinan bahwa terdapat masalah yang lebih buruk dari itu,-- Bahwa Alkitab benar-benar berisi kebohongan???"

Dia sendiri menambahkan, "Para sarjana kristen ahli alkitab, termasuk Sarjana terbaik dari Protestant and Catholic Amerika, akan memberitahu Anda bahwa Alkitab penuh dengan kebohongan (harap dibedakan antara Sarjana dan Pendeta, Sarjana lebih cenderung kepada melihat dari ilmu pengetahuan), Bahkan walau mereka menolak menggunakan istilah itu. Dan inilah kebenarannya: Banyak kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis oleh orang yang berbohong tentang identitas mereka, yang mengaku sebagai rasul yang terkenal - Petrus, Paulus atau James-- Padahal kita tahu benar mereka adalah orang lain. Dalam bahasa modern, Bahwa itu semua bohong, dan sebuah buku (Bibel) yang ditulis oleh seseorang yang yang berdusta tentang identitasnya adalah tidak dapat dipercaya (pemalsuan). (huffingtonpost.com)

------------------------------

Melanjutkan kisah Erika di atas...

Pada awalnya Erika PerezWergon berusaha mengingkari kenyataan ‘banyak yang tak beres’ dengan Injil. Tapi hati kecilnya tak bisa dibohongi, ia merasa sedih kitab suci yang selama ini dianggapnya sebagai firman Tuhan terkotori oleh manusia. “Aku kemudian meminta kepada Tuhan yang Maha Kuasa untuk memberi petunjuk,” katanya. Ericka meminta agar diberi jalan menemukan petunjuk tanpa ada kekhawatiran sedikitpun.

Ia mulai membaca Alquran. Ia menemukan banyak bukti yang memuaskan logikanya. Hatinya pun merasakan petunjuk yang benar tentang Islam. Ia mulai memperdalam. Perlahan, ia menyadari bahwa Yesus bukanlah Tuhan seperti yang orang Kirsten pecaya. “Yesus juga berdoa, sama seperti kita,” ujarnya. Ia melihat Quran sebagai firman Allah yang murni yang dijaga dipelihara.

*******
[--Salah satu contoh bersyukur yesus kepada Tuhannya adalah seperti terdapat dalam ayat Bibel ini ;


Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, TUHAN LANGIT DAN BUMI, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (Injil Matius Pasal 11:ayat 25) Adakah Tuhan bersyukur kepada tuhan.. ?

-- atau seperti permohonan yesus kepada Tuhannya ;

Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa ENGKAULAH YANG TELAH MENGUTUS AKU." (Injil Yohanes Pasal 11:ayat 42) ]
tambahan,.-

********

Erika berkata bahwa Islam adalah agama benar dan logis dengan semua jawaban untuk hidup. “Islam adalah agama damai dan memasrahkan diri pada Allah. Itulah hidayah bagi orang yang beriman,”katanya. Ia banyak bertanya pada suaminya yang seorang muslim, juga sering ke masjid untuk belajar . “Aku bertanya kepada beberapa orang Kristen apa yang mereka tahu tentang Islam, mereka tak tahu apa-apa. Dan ketika aku tanya tentang kekristenan mereka, mereka tahu sangat sedikit.

Sang suami membantu Ericka ketika memutuskan ingin menjadi Muslim. “ Sejak saat itu aku merasa beban berat terangkat dari pundak aku. Aku merasa bebas, bersih, dan diisi dengan iman banyak,” katanya.

“Islam adalah suatu cara hidup yang lengkap. Menta'ati Allah membuat hidupnya damai. “karena Dia adalah sumber dari segala sesuatu,” katanya.

sumber,
Republika

http://www.huffingtonpost.com/bart-d-ehrman/the-bible-telling-lies-to_b_840301.html (Who Wrote The Bible and Why It Matters)

semua ayat alkitab diatas dapat dicari/dilihat di situs alkitab online berikut ini: http://alkitab.sabda.org/home.php

Bila "ada" yang ingin melihat video Erika PerezWergon memeluk Islam, silahkan dapat dilihat di sini ;

http://www.youtube.com/watch?v=F5xn5fWjMBI (EN:Argues with husband's reason 4 Erika 2 bcome Muslim 1/2)

Jadi apakah Anda masih ragu untuk menjadi seorang muslim ? ....

terus tingkatkan Iman kita dan terus berusaha untuk lebih dekat lagi dengan ilahi, rabb sekalian alam,..

Bagi Anda yang muslim, janganlah gadaikan keimanan anda...karena baik-buruknya kita di akherat tergantung dari apa yang kita lakukan didunia ini...

Semoga Bermanfaat

-------------------------------------------

وَمَن يَبتَغِ غَيرَ الإِسلٰمِ دينًا فَلَن يُقبَلَ مِنهُ وَهُوَ فِى الءاخِرَةِ مِنَ الخٰسِرينَ

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(Qs.3 Ali Imraan 85)

https://www.facebook.com/notes/para-ilmuan-dan-tokoh-pendeta-yang-memeluk-islam/muallaf-erika-perezwergon-beban-terasa-lepas-dari-pundak-begitu-menjadi-muslim-/232899363439329

Senin, 09 Juli 2012

Donna Eljammal, Polisi Wanita Swedia pertama yang mengenakan Jilbab

"Barangsiapa yang mengajak pada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti orang mengerjakan kebaikan itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. Dan siapa yang mengajak pada keburukan,ia berdosa seperti orang yang mengerjakan dosa itu, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka yang mencontohnya itu.” (HR. Muslim)

Mungkin Hadits diatas dapat berlaku kepada Donna Eljammal (berusia 26 tahun), yang merupakan polisi Muslimah pertama di Swedia yang mengenakan jilbab sebagaimana yang dilaporkan metro.se (05/12/2011), media lokal dalam bahasa swedia.

Donna mengungkapkan bahwa keinginannya untuk menjadi anggota polisi jauh sebelum dirinya mengenakan hijab.."Sejak saya masih kecil. Saya berkeinginan untuk dapat membantu orang lain dan bukan hanya duduk di depan komputer," tuturnya.

Sebelumnya, sejak 5 tahun terakhir terdapat larangan bagi penerimaan calon Polisi swedia untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari seragam regulernya.. dan kemudian masalah ini menjadi kontroversi sejak saat itu. dan sejauh ini tidak ada wanita yang mengenakan kerudung Muslim yang terdapat pada akademi polisi swedia. (www.thelocal.se)

Sampai sekarang.......,

Donna Eljammal-lah yang memulai pertama kali terdapatnya polisi Muslimah yang mengenakan jilbabnya dalam jajaran kepolisian swedia,.

Mengenai jilbabnya Donna berkata :

"Untuk menunjukan kepada Public bahwa wanita (muslimah) mempunyai kebebasan untuk memilih pakaiannya (jilbab), bahwa kita tidak dapat di tindas, tapi kita wanita (muslimah) dapat menjadi pribadi yang kuat dan mandiri , that we are not oppressed but can be strong and independent women'" tuturnya..

Donna Eljammal tahu bahwa ia akan menerima banyak perhatian sebagai polisi pertama yang memakai hijab dalam jajaran kepolisian swedia. (karena ini bukanlah hal yang biasa).

dan Donna hanya berkata kepada The Local : "Ini justru memberikan saya suatu tanggung jawab besar untuk dapat benar-benar memberikan contoh dan menjadi panutan bagi orang lain," tuturnya... (thelocal.se)

sumber,
http://www.metro.se/nyheter/donna-blir-forsta-polisen-med-sloja/EVHkle!IiHF8LEcr7CCc/
(Donna blir första polisen med slöja)
http://www.thelocal.se/37772/20111206/#
(Donna, 26, Sweden's first police recruit in hijab)

Semoga ada yang dapat diambil pelajaran dan semoga bermanfaat...,
-------------------------------------------------------------------------
أَم حَسِبتُم أَن تَدخُلُوا الجَنَّةَ وَلَمّا يَعلَمِ اللَّهُ الَّذينَ جٰهَدوا مِنكُم وَيَعلَمَ الصّٰبِرينَ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (Qs. 3. Ali 'Imran 142)

http://www.facebook.com/notes/para-ilmuan-dan-tokoh-pendeta-yang-memeluk-islam/inilah-donna-eljammal-polisi-wanita-swedia-pertama-yang-mengenakan-hijabjilbab-d/248350751894190

Mohammed Chechev, warga Indian Tzotzil yang Bangga Menjadi Muslim

Nama aslinya sebelum ia masuk Islam adalah Manuel Gomez yang kemudian berganti nama menjadi Mohamed Chechev setelah ia masuk Islam beberapa tahun yang lalu, sebelumnya ia dibesarkan sebagai seorang penganut Kristen.

"I am Muslim, I know the truth now," kata Chechev dalam bahasa spayol. (sebagaimana yang dituturkan allvoices.com).

Ia tinggal di lingkungan komunitas Protestan di Chiapas yang disebut "Nueva Esperanza" di pinggiran kota San Cristobal de las Casas. Nueva Esperanza adalah "rumah" bagi sekitar 300 warga Tzotzil, asal pribumi Maya, yang telah masuk Islam. Beberapa langkah dari rumah Chechev, sebuah bangunan sederhana yang berfungsi sebagai mushala dan madrasah.

Sebelum kepindahannya kepada Islam, Chevhev telah mempelajari dahulu mengenai Islam, selain juga dari pemimpinnya yang juga telah menjadi muslim yang pertama kali di lingkungannya, ia juga belajar dari Aurelanio Perez, seorang spayol yang yang mengubah namanya menjadi Amir Mustapha setelah berislam dan aktif berdakwah diantara etnis Tzotzil, Indian maya.

Chechev yang tidak dapat membaca atau menulis tapi dapat melafalkan beberapa surat Alquran dan beberapa doa dengan lancar.

"Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, saya juga begitu. Tapi saya bisa melafalkan Kitab suci Alquran. Ini adalah suatu keajaiban setelah convertnya ke Islam," katanya.

Dimatanya, Tuhan adalah "was merciful" sangat Maha Penyayang, "Segala sesuatunya, Dia-lah yang mengajarkan dan segala sesuatunya Dia-lah yang memberi". lanjut Chechev

Dia sekarang rajin membaca hadits, mempelajari panduan yang diberikan oleh Nabi ..Kemudian, ia mencoba untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.. "Hints of Islam was complete," katanya,("Petunjuk Islam sudah lengkap")

Chechev telah melakukan perjalanan ke jantung Islam, di Arab Saudi, pada tahun 1998 untuk menunaikan ibadah haji, dengan bantuan Amir Chechev Mustapha,beberapa kerabat dan isterinya turut serta.

Noora, istrinya, wajahnya berseri-seri ketika mendengar Mekah.

"Ketika saya pergi ke sana, saya merasa bangga menjadi muslim!. Pada saat itu saya berdoa kepada Tuhan Ingin agar di desa kami memiliki masjid. Insya Allah, kini kita akan memilikinya dalam waktu dekat ini," katanya..

Nora juga Isterinya berharap agar kelak anak mereka Ibrahim (Anastacio) kelak menjadi Imam ditempatnya setelah masa studi/sekolahnya selesai. (allvoices.com)

~**Semoga Harapannya terkabul ya Bu' ...**~

sumber
http://www.allvoices.com/contributed-news/10813084-islam-in-the-eyes-mohamed-chechev-ethnic-mayan-indians-who-entered-the-islamic-new-convert (Islam in the eyes Mohamed Chechev, ethnic Mayan Indians who entered the Islamic new convert )

--------------------------------------------------------------

يٰأَيُّهَا النّاسُ كُلوا مِمّا فِى الأَرضِ حَلٰلًا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعوا خُطُوٰتِ الشَّيطٰنِ ۚ إِنَّهُ لَكُم عَدُوٌّ مُبينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. 2. Al Baqarah168)

http://www.facebook.com/notes/para-ilmuan-dan-tokoh-pendeta-yang-memeluk-islam/mohammed-chechev-warga-indian-tzotzil-yang-bangga-menjadi-muslim-/256997364362862

Dr. Vyacheslav Polosin, Pejabat Tinggi Gereja Rusia menemukan kebenaran dalam Islam

Dr. Polosin Ali Vyacheslav Sergeyevich, Professor, Doctor of Philosophy, Russian Muslim, -How I came to Islam?- Berikut penuturannya :
---------
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Saya dibesarkan di keluarga atheis tapi dari sejak kecil percaya adanya Tuhan yang Maha Kuasa, dan dalam rangka menemukan kebenaran tantang Tuhan saya kemudian belajar di Faculty of Philosophy of Moscow State University. disanalah saya membuka 'Bible' untuk pertama kalinya, dan saya segera menemukan adanya pertentangan dalam diri saya. Pada beberapa bagian tampak religiusnya, sementara disisi yang lain ditunjukan tentang siapa Tuhan yang kejam dan menghancurkan.

---

sedikit menambahkan,mungkin seperti ini diantaranya yang membuat pertentangan Dr Vyacheslav,

Jangan kamu menyangka bahwa AKU datang untuk membawa damai di atas bumi; AKU datang bukan untuk membawa DAMAI melainkan PEDANG (Matius 10:34).

AKU datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah AKU harapkan, api itu telah menyala ! (Lukas 12:49).

Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan PERTENTANGAN (Lukas 12:51).

Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka Aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan BUNUHLAH mereka di depan mata-Ku (Lukas 19:27).

Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi" (Matius 15:30).

Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun PEREMPUAN, baik TUA maupun MUDA, sampai kepada LEMBU, DOMBA, dan KELEDAI (Yosua 6:21).

Firman TUHAN untuk membantai kaum Amalek:

Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan padanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun PEREMPUAN, KANAK-KANAK MAUPUN ANAK-ANAK YANG MENYUSU, LEMBU maupun DOMBA, UNTA maupun KELEDAI " (Samuel 15:3).

Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, JANGANLAH KAU BIARKAN HIDUP APAPUN YANG BERNAFAS " (Ulangan 20:16).

Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya. (Yesaya 66:15-16) *

----

dan setelah saya masuk dalam gereja, saya mendapatkan tradisi peninggalan kuno tentang bagaimana cara kita beribadah kepada Tuhan dan saya memutuskan untuk mempelajarinya lebih dalam mengenai dalil-dalil ajaran kristen dan masuk dalam seminary yang setelah itu saya menjadi seorang "priest" pada tahun 1983. bagi saya ini adalah seakan diriku menjadi prajurit Tuhan.

Namun, dalam melayani gereja saya juga harus melakukan berbagai ritual yang kemudian saya sadari pada intinya ini tidak berbeda dari kesamaan tradisi pagan (kepercayaan/praktik spiritual penyembahan terhadap berhala). Saya tidak dapat menolak untuk tidak melakukannya karena itu menjadi bagian wajib dari kehidupan Gereja.

Isis and chil & Marry and child

Ini membuat terjadinya pertentangan batin dalam diri saya dan tugas kepada publik. gereja tidak memberikan pencerahan dan perjuangan melawan takhayul tapi Gereja sendiri yang "construction of buildings nya" dibangun dari keuntungan pemujaan itu. Perlahan-lahan saya tidak lagi merasa sebagai pejuang Tuhan melainkan sebagai "penyihir" yang membacakan ritual dan mantra (dogma). Karena alasan inilah saya meninggalkan kehidupan pendeta saya pada tahun 1991.

Dan dalam mecari penjelasan dari tradisi ritual ini, saya mempelajari sumber-sumber Kristen kuno tentang sejarah gereja, sejarah layanan gereja dan sejarah teologi. Studi menyeluruh tentang teologi dan sumber-sumber primer membawa saya kepada keraguan yang sangat dalam tentang kebenaran teologi Roma-Bizantium, yang menjadi dasar pada ajaran ini. (Salah satunya adalah dengan menetapkan/mengangkat Yesus menjadi Tuhan,Council of Nicaea.)

Saya menyadari ini sepenuhnya pada tahun 1995, dan dari sejak itu saya menarik diri dari berpartisipasi dalam semua kegiatan Gereja. dan setelah saya mempelajari Islam dan Qur'an, segala keraguan saya tentang Islam sirna.!!,setelah saya mengetahui uraian tentang Jesus dalam Islam dan Qur'an.

Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah memperkuat keyakinan saya. Isteri saya dan saya kemudian memutuskan untuk kami masuk Islam dan mengumumkan kepada Publik bahwa kami hanya beriman kepada Tuhan yang satu (monotheism), yaitu Allah . !!


sumber
http://muslimstoday.info/content/story/polosin-ali-vyacheslav-my-journey-islam
(Polosin Ali Vyacheslav - My journey to Islam.)
http://en.wikipedia.org/wiki/Vyacheslav_Polosin

dan bila ada yang ingin melihat video Dr. Polosin Ali Vyacheslav Sergeyevich, silahkan dapat melihat disini (dalam bahasa Rusia); http://www.youtube.com/watch?v=gJLVOMVQjUA (Любовь по мусульмански Почему Ислам polosin)

--------------------------------

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (Qs. 3. Ali 'Imran 83)

https://www.facebook.com/notes/para-ilmuan-dan-tokoh-pendeta-yang-memeluk-islam/dr-vyacheslav-polosin-pejabat-tinggi-gereja-rusia-yang-kemudian-menemukan-kebena/259809784081620

Roger Garaudy, Pembongkar Mitos-Mitos Zionisme Israel Itu telah Wafat

Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Roger Garaudy, seorang filsuf dan pejuang Komunis yang kemudian menjadi penolak Holocaust dan berakhir menjadi seorang mualaf, meninggal di dekat Paris pada usia 98 tahun. Dari seorang intelektual sayap kiri klasik Perancis dan anggota parlemen Komunis, ia menjadi tokoh politik yang terbuang setelah menerbitkan sebuah buku yang menyatakan bahwa kejahatan perang Nazi diciptakan untuk membenarkan keberadaan Israel.

Lahir dari keluarga Protestan, Garaudy pergi ke universitas untuk belajar filsafat, menjadi seorang Marxis dan bergabung dengan Partai Komunis Perancis (PCF) pada era 1930-an.

Terpanggil ketika Jerman menginvasi Perancis pada tahun 1939, ia bertempur di Somme kemudian kembali ke daerah Tarn di selatan Perancis, di mana ia ditangkap dan dikirim ke kamp penjara di Aljazair setelah kekalahan Perancis oleh tentara Jerman.

Di Aljazair ia bergabung dengan pejuang yang melawan rezim kolaborator Marsekal Philippe Pétain dan menjadi anggota terkemuka di PCF, komite pusat, setelah pembebasannya pada tahun 1945.

Setelah perang ia menjabat sebagai wakil Komunis di Majelis Nasional dan kemudian di Senat kemudian menjadi salah satu intelektual partai komunis yang paling menonjol.

Dia juga mengajar filsafat di Universitas Clermont-Ferrand, di mana ia bergabung dengan aktivis-filsuf lain, Michel Foucault.

Pembelotannya terhadap partai datang setelah invasi Cekoslowakia pada 1968, yang menyebabkan hubungannya renggang dengan kelompok-kelompok kiri dan pengusirannya dari partai pada tahun 1970.

Tobat dari Komunis ia kemudian masuk Katolik, dan berakhir dengan menjadi seorang Muslim pada tahun 1982.

Mentor utamanya dalam belajar Islam adalah Mufti Saudi Syaikh Bin Baz, yang sempat menyatakan dia "munafik" dan "kafir" setelah berbeda pendapat dengan dirinya.

Namun kejadian yang paling terkenal hidupnya belum datang. Sampai pada tahun 1982 ia menjadi aktivis anti-Zionisme yang membawa dia untuk membandingkan Zionisme dengan Nazisme.

Pada 1990-an ia menerbitkan "The Founding myths of Israeli politics", yang isinya menyatakan bahwa Hitler telah memerintahkan deportasi dan bukan pemusnahan orang Yahudi dan bukan kamar gas yang bertanggung jawab atas kematian Yahudi di kamp konsentrasi Nazi.

Setelah kecaman di media, Garaudy dituntut berdasarkan hukum Perancis karena dianggap menghasut kebencian ras dan menyangkal kejahatan terhadap kemanusiaan, dan dinyatakan bersalah pada tahun 1998.

Dia mengajukan banding atas keputusan di setiap tingkat pengadilan namun selalu kalah, dengan putusan akhir dari Pengadilan Eropa untuk Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa ia telah menerima pengadilan yang adil.

Di antara buku-buku populer yang ditulis Garaudy adalah: “Janji Islam”, “Islam Agama Masa Depan”, “Masjid Cermin Islam”, “Islam dan Krisis Barat”, “Palestina Tempat Turunnya Risalah Langit” dan “Zionis, Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik”

Garaudy meninggal di Chennevières, di lembah timur Marne kota Paris, pada usia 98 tahun.(fq/rfi)

http://eramuslim.com/berita-roger-garaudy-sang-pembokar-mitosmitos-zionisme-israel-itu-telah-wafat.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter

Sabtu, 07 Juli 2012

Pendeta Masuk Islam Setelah Membaca Injil Hebron

Thomas Leiden adalah keturunan solok dari sabar Malaysia. Semula ia penganut roman katolik. Ia sempat mengenyam pendidikan di seminary kepaderian Vatikan, Italia atas biaya persatuan Kristen Sabah.

Semasa menjadi paderi, Thomas kerap membuat catatan sederhana mengenai Islam, Buddha, hindu, dan Kristen untuk menambah pengetahuan. Ini semua dipicu oleh konflik diri yang terus menguat terhadap eksistensi paderi. Seorang paderi diberi tanggung jawab besar untuk mengampuni dosa manusia. Hal inilah yang membuat keyakinan iman Thomas mulai digerogoti keraguan. Bagaimana mungkin manusia biasa bisa mengampuni dosa manusia lain, sedangkan para Nabi dan Rosul saja tidak mampu mengampuni dosa manusia. Keraguan ini kemudian mendorong Thomas untuk lebih serius mempelajari agama Islam.

Semasa belajar di Vatikan, suatu hari ia diberi tugas oleh seorang paderi untuk menjaga sakristi perpustakaan yang terdapat di gereja. Sebelum meninggalkan Thomas, seraya menyerahkan sejumlah kunci almari perpustakaan tersebut, paderi itu berpesan agar Thomas tidak membuka salah satu almari disana. Tentu saja larangan ini membuat Thomas heran, sementara kunci almari tersebut diserahkan kepadanya. Larangan ini justru membuat Thomas penasaran. Akhirnya, ia pun mengambil sebuah kitab injil berbahasa hebron dalam almari tersebut. Thomas menemukan banyak sekali kebenaran, terutama yang berkaitan dengan agama islam, yang selama ini sama sekali tidak pernah diungkap. Thomas berpikir ini barangkali sengaja disembunyikan. Dengan kesadarannya, injil hebron itu pun disembunyikan untuk dikaji lagi lebih mendalam.

Suasana pun gempar karena kehilangan injil hebron itu. Namun tak sampai mencuat ke permukaan. Paderi yang pernah menitipkan kunci sakristi perpustakaan menanyai Thomas apakah ia yang mengambil injil hebron itu. Jelas saja, Thomas menjawab tidak. Ia takkan mengakui bahwa sebenarnya dialah yang mengambil injil hebron itu. Sebab ia ingin menguak kebanaran yang terkandung dalam kitab tersebut.

Akhirnya, pada saat pembaiatan sumpah para paderi, disebabkan injil tersebut hilang, mereka meletakkan kitab suci Al-Quran (yang dibalut dan senantiasa tersimpan di almari) sebagai ganti injil hebron tadi. Al-Quran digunakan di dalam upacara mengangkat sumpah. Semua paderi tidak tahu hal ini kecuali Thomas.

Pada akhirnya Thomas memeluk islam dan sampai saat ini bekerja di Majelis Agama Islam Malaka. 

(Kisah Para Mualaf Merengkuh Hidayah, 2010)

Kisah Mantan Missionaris Mendapat Hidayah

Bismillahirrohmanirrohiim. . .

Sebelum saya menulis perjalanan hidup menggapai hidayah, sedikit saya beritakan tentang keluarga saya. Sebenarnya saya terlahir dari keluarga muslim jika dilihat dari silsilah ummi yang notabene dari Madinah, tapi tidak dengan Abi yang memang terlahir dari keluarga Nashrani. Disini saya tidak mau membahas kedua orang tuaku selain mereka mempunyai history sendiri terlebih lagi tidak banyak yang saya ketahui tentang mereka , kenapa saya bisa diasuh dan dibesarkan kakek dan nenek yang tidak lain adalah orang kafir ??? maaf, saya sendiri tidak bisa menjawab dan bagi saya hal itu tidaklah penting sekarang.

Delapan bersaudara, itulah banyak saudaraku yang Insya Allah kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berilmu jika dilihat dari kacamata pendidikan yang mereka tempuh . Alisya Nafisah, saudara perempuan yang pertama alumnus Al-Azhar, yang kedua Andina Lhara As-Saity juga alumnus Al-Azhar, yang ketiga Muhammad Reayan Al-Sudaes beliau alumnus Universitas Madinah dan sekarang lagi persiapan tesis S2nya di Ummul Qura’ mekkah, yang keempat Putri Efsan yang tidak lain satu-satunya sodaraku yang juga dibesarkan kakek – nenek sama halnya denganku beliau juga memeluk agama Kristen, yang kelima Akbar Al-Magethy dan kedua adik kembarku Syafa dan Syifa.


Akan ada tanda tanya bagi kalian bagaimana bisa saya dan kakak saya ( Putri Efsan )memeluk agama Kristen.??? Sedangkan sodara-sodaraku berpendidikan yang cukup lumayan. Pertanyaan ini yang sampai sekarang saya juga tidak tau jawabanya, karena memang tidak pernah saya tanyakan. Sekilas itulah keluargaku. . .

Perjalanan Singkat Menyesatkan Ummat

Silvia Maria Magdalena, begitulah nama ini dulu yang banyak menyesatkan ummat islam. Bagaimana saya bisa menyesatkan ummat islam lebih dari 1000 orang hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun ???

Perlu ketahui sejak umur 5 tahun saya sudah di didik untuk menjadi seorang penginjil. Injil dalam bahasa Indonesia, Inggris, barnabas, didache dll saya pelajari sejak umur 5 tahun. Pada umur 10 tahun saya sudah bisa berdakwah meskipun hanya untuk seumuran atau kata lainnya mengajar injil. Umur 13 tahun baru saya merambah kegereja-gereja sebagai aktivis. Dan pada umur 15 tahun inilah saya tergabung dalam misi yang sudah kalian dengar MISIONARIS

Awal saya bergabung tidaklah cukup berperan karena masih dalam tahap pembelajaran, baru satu tahun kemudian saya menjadi orang yang benar menyesatkan ummat, baik dari kalangan Kyai, Ustadz, dosen, mahasiswa dan lingkugan setempat. Dalam pergerakannya kami cukup terorganisir, banyak markaz yang kami bangun dari daerah Surabaya, gresik, jombang, yogyakarta, dan beberapa tempat lainnya bahkan Aceh yang dulunya disebut serambi mekkah tidak lepas dari target kami Misionaris laknatullahi. Markas inilah yang sering kami jadikan tempat untuk menyusun segala sesuatunya. Markas ini tidaklah tersembunyi seperti apa yang kalian sangka. Salah jika kalian beranggapan para misionaris bermarkaz di tempat yang tersembunyi dari masyarakat sekitar. Justru tempat kami ( Surabaya ) dan lainnya berdempetan, khusus yang disurabaya dan jogja memang kedua tempat itu mempunyai area bawah tanah hingga kesannya tersembunyi.

Perlu diketahui juga saya adalah seorang dari Kristen ( gereja ) Pantecosta Tibernakel daerah Surabaya. Meskipun saya seorang non-muslim taip saya adalah pengikut yesus yang taat, saya mengharamkan babi, khamr, bahkan hari ibadah saya adalah hari sabtu meskipun minggunya saya juga harus ke gereja karena memang kewajiban sebagai seorang Penginjil / aktivis gereja. Awalanya saya tidak pernah berfikir untuk menyesatkan ummat islam karena saya tahu betapa kuatnya iman mereka, begitulah anggapan saya sebelumnya.

Kenapa Saya jadi Misionaris dan Berhasil Mengkafirkan 1000 orang lebih ???

Ini berawal dari perbincanganku dengan seorang kyai setempat. Beliau merasa kasihan karena saya bukanlah orang islam sampai akhirnya beliau bertamu kerumah dengan didampingi oleh beberapa rekannya. Banyak hal yang mereka sampaikan tentang islam, cukup menarik dan antusias saya mendengarkan, tapi kemudian saya bertanya, Apa yang kalian dapatkan dari islam ? Surgakah ? sudah pastikah jaminan surga pada ummat islam ? tidakkah anda tahu tentang hadist shahih bahwa ummat islam hanya 1 golongan selamat ? Apakah anda termasuk golongan tersebut ? atau anda menganggap saya tidak pernah belajar tentang Al-Qur’an dan Hadist ? jika sekiranya Islam bisa memberikan jaminan tentu saya sekarang beragama Islam . Terdiam. . .terdiam . . .mereka hanya diam yang kemudian mereka bertanya tentang Agamaku, saya jelaskan panjang lebar tentang jaminan surga. Pengampunan dosa dan yang lainnya. Cukup berhasil untuk membuat mereka berfikir dan mereka ulang keyakinan mereka, yang awalnya ingin meluruskan saya justru merekalah yang saya sesatkan. Tiga hari kemudian beliau ( kyai ) mengatakan “ Tolong Babtis saya untuk menjadi seorang pengikut yesus “ !!! cela ini tidak saya serta merta terima justru saya memfaatkan kedangkalan tauhid dan Aqidah beliau dan akhirnya saya ajukan syarat bahwa beliau bisa memeluk agama Kristen dengan syarat ikut mendakwahkan ajaran yesus kepada santri-santrinya. Cukup berhasil karena sebulan kemudian pesantren itu ditutup dan jadilah mereka kafir. – Astagfirullahal adzhimi –

Aksi saya dan teman-teman tidak berhenti sampai disitu, keberhasilan saya mengkafirkan seorang kyai diumur yang masih belia cukup disambut oleh rekan-rekan. Bahkan sampai-sampai urusan dunia dipenuhi oleh antek-antek misionaris. Rumah , mobil, dan semua terpenuhi yang membuat saya semakin bergairah menyesatkan ummat ( Naudzbillah min dzalik ). Hal-hal yg kami lakukan dalam menyesatkan ummat banyak sekali diantaranya, kami mengirimkan sebagian untuk beroperasi disekolah-sekolah, kampus-kampus, jangan heran jika kalian dapati orang berjilbab lebar dikampus yang ternyata mereka adalah misionaris, jangan heran juga jika sekiranya 50 orang kurang lebih mereka pasti ada di berbagai kampus universitas baik negeri maupun swasta, hal ini masih biasa, hal yang tidak bisa kita nalarkan pemalsuan kitab suci Al-Qur’an, kami menghampiri berbagai toko buku dengan alasan mengganti dengan Al-Qur’an yang baru berikut terjemahannya ( secara gratis ) untuk memudahkan belajar padahal didalamnya telah kami sisipkan berbagai ayat-terjemahan yang menyesatkan ,seperti ayat imamat, judas, mukminin dll. Cukup sempurna misi kami. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun ribuan orang yang telah kami kafirkan dari berbagai kota di negeri ini ( astaghfirullahal-adzimi ).

Kalian pasti bertanya, Apa yang kita dapatkan ???? Tidak ada. . .tidak ada yang kami dapatkan kecuali kepuasan, kenapa karena kami ( misionaris ) sangat benci Islam terlebih Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam yang sangat mulia. Kami beranggapan megkafirkan ummat muslim adalah sebagai pembalasan terhadap baginda yang sangat mulia Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Karena semakin sesat ummatnya semakin sedihlah beliau rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Rasa sakit beliau yang dialami adalah kebanggan bagi kami. ( Astahfirullahal Adzhmi )

Perdebatan dengan Sang Kakak ( Akbar Al-Magethy )

Aksi menyesatkan ummat muslim yang saya lakukan mungkin terdengar oleh keluarga yang di madinah atau mungkin kedatangan mereka ke Indonesia hanya sekedar untuk dakwah. Saya ingat waktu itu saya jemput mereka di bandara juanda dengan sopirku, maklum masih umur 16 tahunan belum dapat SIM ( jangan dibaca Surat Ijin Menyesatkan ummat ). Mereka hanya bertiga kak reayan, kak akbar dan adik syafa. Cukup kaget melihat kehadiran mereka kembali apalagi kedua kakakku yang saya anggap waktu itu norak, bagaimana tidak penampilan mereka seperti kampungan, apakah mereka dimadinah orang tidak punya ? miskinkah keluargaku disana ? hingga pakaian mereka aneh bin muhal. Yang lebih aneh lagi kakakku ( Akbar ) dia membawa sebilah pedang ditutupi kain putih,seingatku dulu itu. Penasaran akhirnya saya tanyakan untuk apa barang yang ditutupin kain putih ( pedang ), Dia menjawab untuk mencari darah yang halal untuk dikorbankan, mungkin dia hanya becanda, tapi cukup merinding mendengarnya, apalagi saya baru 2 kali bertemu dengan kakakku ini, jadi tidak tahu bagaimana karakter dan sifatnya.

Hari selanjutnya kami jalani bersama-sama, banyak perubahan yang mereka lakukan dalam rumah yang awalnya ada gambar-gambar bernyawa, patung yesus-kristus mereka buang, tapi bagi saya tidak masalah karena tujuanku hanya satu yaitu “ mengkafirkan mereka “. Semenjak kedatangan mereka suasana rumah, apalagi hati saya merasa tenang keseharian yang mereka lakukan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, sebenarnya saya risih n gelisah tapi lama-kelamaan terbiasa terlebih lagi yang membacanya adikku syafa, subhanallah saya merasakan batin ini tenteram . hah….yang namanya setan selalu ada, bisikan-bisikan terus menghantuiku. Yang harusnya mungkin dapat hidayah tertunda krn bisikan Iblis Laknatullahi.

Bulan ramadhan, bulan suci buat ummat islam. Selalu menggema ayat-ayat suci Al-Qur’an baik dalam masjid dan dirumah. Saya merasa terasingkan saat yang lain melantunkan ayat-ayat indah itu, saya hanya bisa melamun dan berfikir rencapa apa yang bisa saya lakukan untuk mengkafirkan mereka, keluarlah saran iblis menyuruh saya untuk melakukan perdebatan secara tertutup. Selesai mereka tadarus saya beranikan diri untuk beramah – tamah , dan pada akhirnya saya mengajak salah satu dari mereka untuk berdebat. Mereka siap tapi saya sadar tidak bisa jika dilakukan disini, maka dari itu saya ajak mereka untuk berdebat di markaz dengan alasan sekalian memberikan kebenaran kepada kami ( misionaris ). Singkatnya mereka bersedia setelah istikharah dilakukan. Berangkatlah saya beserta kakakku ( akbar ) ke markaz yang belum terjamah oleh orang asing kecuali hanya yang dikenal saja. Kenapa hanya sendirian ? tidak khawatirkah dia ? bagaimana dia percaya dengan kami ? cukup mudahkah saya mengkafirkan kakakku ? ternyata tidak. . .

Perdebatan berlangsung antara saya dan teman-teman dengan kakakku di markaz yang kesemuanya adalah misionaris. Saya sangat dikagetkan penjelasan kakak tentang, Rukun Islam dalam Bible Injil, penyebutan nama Muhammad dalam kitab para nabi ( Injil, taurat, dzabur, perjanjian lama, perjanjian baru ), ramalan kedatangan Muhammad shallallhu’alaihi wa sallam, Surat keputusan yesus diangkat tuhan oleh paulus Laknatullahi, tentang jaminan surga dimana pengikut yesus yang selamat hanya 144ribu orang saja, dan masih banyak yang kakak uraikan dan hal itu hanya bersumber dalam Bible Injil. Sebenarnya hal ini harusnya tidak meruntuhkan iman saya sebagai seorang misionaris sejati karena kami memang dididik anti Dalil. Kami sadar yesus bukanlah tuhan, kami sadar paulus hanya berdusta atas nama yesus. Tapi kenapa kita ga’ sadar-sadar bahwa islam adalah agama yang benar, Allah adalah satu-satunya tuhan dan Muhammad adalah nabi akhir zaman ? kebencian kita terhadap islam, hawa nafsu kita yang berlebihan hingga menutup mata hati kita. Entah mengapa saya merasakan iman saya goyah, semua dalil Al-Qur’an dan beberapa Hadist yang saya paparkan dengan sedikit penyimpangan tidak bisa menggoyahkan kakak, bahkan beliau jawab dengan ilmiah, beliau jelaskan dengan sangat tenang. . . subhanallah…Inikah hidayah akan datang ??? dasar Iblis laknatullahi, ada saja yang mereka bisikkan untuk menyesatkan saya….Gagal lagi hidayah yang saya dapatkan…

Pembakaran Ayat Suci Al-Qur’an. Dan Datangnya Hidayah

Pusing saya berfikir tentang perdebatan itu, sesampainya dirumah bukannya malah tenang mendengar adik melantunkan ayat suci Al-Qur’an jusru amarah nafsu ini tidak bisa ditahan lagi. Ada rencana untuk membakar Al-Qr’an yang setiap hari dibacanya. Kira-kira pertengahan ramadhan, kakak-kakakku mendapatkan tugas untuk mengisi kajian-kajian, disitulah saya hanya berdua dengan adikku, tidak ada keinginan lagi untuk menghasut lagi mengkafirkan adikku yang ada dalam pikiran yaitu membakar Al-Qur’an agar ayat-ayatnya tidak bisa terdengar lagi, aneh tidak biasanya saya bersikap seperti ini padahal saya juga sering mendengar bacaan ini bahkan tiap hari, tapi kenapa adik yg masih berumur 10 tahunan yang membacanya menjadi gelisah, seakan ada kekuatan tersendiri jika dia yang melantunkannya.

Tiba suatu hari kakak mengajaknya jalan-jalan. Kalau tidak salah ini hari ke 17 ramadhan. Biasanya tiap kemana-mana AlQur’an itu dia bawa, entah lupa atau memang ini sudah jalan hidayah , entahlah. . .Al-Qur’an sudah dalam genggaman, saya perhatikan dengan al-Qur’an milik kakak ko’ lain. Kenapa Al-qur’an adik tak berharkat dan sepertinya hanya tulisan tangan. Tanpa piker panjang saya bakar semua Al-Qur’an itu ( setannya sudah ga’ sabar ), padahal awalnya saya hanya punya niatan membakar kepunyaan adek. Lega perasaanku waktu itu,saya bawa untuk memejamkan mata, terdengar adzan azhar. Kemudian datanglah sodara-sodaraku. Sampai waktu maghrib mereka belum sadar bahwa Al-Qur’an telah saya bakar. Sehabis sholat tarawih seperti biasa mereka tadarus dimasjid setempat kecuali adikku syafa, dia hanya mengaji dirumah.

Lama saya lihat adekku yang manis tuh mondar-mandir di dalam rumah, saya tahu dia sedang mencari Al-Qur’an-nya. Mungkin karena lelah dia segera ambil wudhu’ dan duduk menghadap kiblat. Kemudian dia melantunkan Ayat-Ayat suci tanpa Al-Qur’an didekatnya. Kaget . . .Takjub. . .Apakah dia menghafalnya kitab setebal itu ? bagaimana bisa di umurnya yang masih 10 tahun ? kali ini bisikan setan tidak bisa mempengaruhiku, saya dengarkan dengan hikmah, saya akui selama ini jika adikku baca Al-Qur’an hati ini tenang, sampai akhirnya saya tertidur dengan sendirinya di sofa.

Saya merasakan ada sesuatu yang bergerak, saya buka mata perlahan-lahan ternyata adikku menyelimutiku, tanpa saya duga dia juga mencium keningku. Sambil dia bisikkan “ Laa Ilaaha Illallahu MuhammadRasulullah “ , meneteslah air mataku, saya merasakan getaran hati yang sebelumnya saya rasakan. Saya perhatikan dia dari kejauhan masih mencari Kitabnya. Merasa bersalah. . bersalah. .saat itulah saya putuskan untuk jujur padanya.

Hidayah Keajaiban Surat Al-Isra’

Ramadhan hari ke 18, saya lihat adikku duduk bersama kak akbar dan kak reayan bercanda, entah kenapa saya senang melihat keakraban mereka, saya bertekad untuk jujur mengatakannya bahwa Al-Quran-nya telah saya bakar. Keberanian itu hilang, saya teringat dengan kakakku Akbar perkataannya bahwa dia mencari darah halal untuk dikorbankan, saya urungkan niat saya. Jujurnya saya takut dengan kakakku yang satu ini meskipun murah senyum tapi kelihatannya canda dia serius. Lebih baik nunggu waktu yang tepat.

Akhirnya, kakak-kakakku pergi untuk mencari nafkah . kesempatan ini tidak saya sia-siakan, menghampirinya kemudian membuat suasana lebih akrab. Karena memang baru kali ini saya bisa mengobrol banyak dengan adikku. Kuberanikan diri untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an-nya telah saya bakar di samping rumah. Reaksi dia langsung lari mencari Al-Quran-nya sekembalinya dia hanya mendapatkan potongan ayat. Sambil dia meneteskan airmata “ ini adalah satu-satunya pemberian abi semasa abi hidup, ini Al-Qur’an ditulis abi sendiri untuk pipit mbak “ airmata itu semakin menjadi tapi anehnya tidak ada kemarahan dalam dirinya. Saya tidak tega melihatnya menangis, saya dekati dia kemudian memeluknya. “ Maafkan saya dek “ hanya itu yang bisa saya katakan. “ Al-Qur’an ini pemberian Abi semasa hidupnya “ berulang kali dia mengatakannya. “ Al-Qur’an ini teman pipit mbak, Asal mbak tau Al-Qur’an akan selalu ada dalam hati pipit, Mbak bakar atau buang tetap ayat-ayatnya ada dalam hati pipit “ itulah yang saya ingat sampai sekarang kata-katanya, akhirnya dia meninggalkanku sendirian di depan teras rumah. Saya penasaran dengan potongan ayat yang tidak terbakar itu, tanpa berfikir panjang saya langsung ke Toko buku untuk mencari Al-Qur’an terjemahan.

Berjam-jam saya cari tidak ketemu-ketemu, merasa putus asa saya minta bantuan salah seorang disampingku, mungkin karena melihat pakaian lengkap dengan attribute gereja, mereka mengerti dan berusaha mencari-cari ayat apakah itu. Karena tidak berharkat dan memang itu tulisan tangan mungkin tidak jelas dan paham. Berjam-jam sudah mencari akhirnya ketemu juga…ternyata ayat itu adalah “ AL-ISRA’ AYAT 111 “ Saya baca terjemahannya “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.”

Membaca ayat itu secara tiba-tiba saja tersentak, saya bawa pulang Al-Qur’an terjemahan itu, sesampainya dirumah saya cari adekku. Saya dapati dia sedang duduk sendiri, tak ada keraguan untuk mendekatinya. “ tolong bacakan surat Al-Isra’ dari awal sampai akhir “ sambil saya berikan Al-Quran yang saya pegang. Dia buka surat Al-Isra’ kemudian dia membacanya dengan terjemahannya. Subhanallahu tanpa sengaja air mata ini menetes tiada hentinya. Selesai adikku membaca ayat tersebut, saya mantabkan hati ini untuk dituntun membaca kedua kalimat syahadat.

Ramadhan dan Iedul fitri di Madinah

25 ramadhan, setelah semua keluarga mendengar ke Islaman-ku saya beserta kakakku ( putrid Efsan ) dibawa ke madinah, sesampainya disana tambah tenanglah hati saya. Disanalah saya menjalani kehidupan selanjutnya sampai iedul fitri tiba. Banyak kejadian-kejadian yang penuh hikmah selama saya disana yang tidak bisa saya tulis karena tebatasnya ruang dan waktu. Termasuk perjalanan I’tikaf beserta kakakku ( putri Efsan ).

Begitulah perjalananku mungkin tidaklah menarik seperti apa yang kalian kira karena memang ini bukanlah cerpen yang bisa meninabobokan, mudah-mudahan apa yang saya tulis bermanfaat. Selama ini saya tidak ada keberanian untuk menuis kisah hidupku karena beberapa factor, tapi entah mengapa saya memberanikan diri. Silahkan yang mau menghujat atas kelakuanku terhadap agama kalian. . . Tapi perlu kalian tahu sekarang bahwa saya adalah seorang muslimah. Nikmat terbesar yang pernah saya dapatkan sepanjang hidupku adalah“ ISLAM “ – I LOVE ISLAM -

Jazakumullahu khairon

Dari sahabatmu yang berlumur dosa

Thiffal Izzah Ramadhani
http://bloghidayah.wordpress.com/2011/09/20/kisah-mantan-missionaris-mendapat-hidayah/

Kisah Seorang Biarawati yang Masuk Islam

Perjalananku Menuju Allah

Meskipun kebanyakan hidupku aku habiskan di negeri Denmark, tetapi aku sangat berbeda dengan ke­banyakan remaja putri Denmark seusiaku. Faham yang paling besar di negeri Denmark adalah ajaran Ateis atau Protestan. Sementara aku menganut agama Kristen Katolik yang sangat bertentangan dengan masyarakat Denmark.

Ayahku berkebangsaan Armenia Artsudzkisy dan ibu­ku berkebangsaan Bosnia yang beragama Islam. Ibuku mengenal Islam hanya sebatas nama semata. Dan ia be­lum pernah mengerti bahwa seorang wanita Muslimah itu tidak boleh menikah dengan seorang laki-laki yang menganut agama Kristen. Hanyasanya setelah aku me­meluk agama Islam, barulah aku mengerti bahwa hal itu tidak diperbolehkan.

Dahulu aku belajar di sebuah sekolah khusus Katolik. Hal itu semata-mata karena di rumah kami tidak ada agama tertentu yang menjadi anutan kami sekeluarga, sehingga hal itu mempermudah diriku untuk memeluk ajaran di sekolah Katolik tersebut. Sejak di sekolah itulah aku mulai diarahkan untuk menjadi seorang biarawati, hal itu karena aku dianggap memiliki kemampuan dan per­hatian untuk mempelajari berbagai bahasa. Dan ka­rena aku menekuni sebagian bahasa kuno, seperti bahasa Yahudi misalnya. Walaupun ketika itu, ketekunanku mem­butuhkan banyak tambahan pelajaran khusus bahasa dan dorongan semangat hingga mampu memahami nash-nash agama, khususnya tiga agama, yaitu Yahudi, Kristen dan agama Islam.

Ketika itu aku belajar bahasa Arab kepada seorang laki-laki Muslim terhormat. Ia mengajariku beberapa pelajaran Bahasa Arab dan Al-Qur’an. Hal itulah yang membukakan sisa pikiranku. Hari demi hari laki-laki itu tidak pernah bosan dengan harapan agar aku menjadi seorang Muslimah. Namun ia sering mengatakan ke­padaku, “Ketika kapal terpecah di tengah lautan lepas, nakhoda tidak lagi merasa aman kecuali ketika ia masih berada di tepian. Lalu arungilah, semoga Allah memberi saudari petunjuk.”

Dari sisi lain, ada lagi seorang laki-laki yang ber­tindak sebagai pembersih setiap hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran seorang Muslim. Dia memberiku beberapa pelajaran, di antaranya ilmu filsafat, politik dan sosial. Laki-laki itu termasuk salah seorang pastor aliran Katolik yang telah ditutup hatinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala se­hingga ia hidup di dunia yang gelap gulita.

Ketika itu kami sedang bersama-sama membaca beberapa kitab yang mengandung ajaran Islam dan be­berapa bentuk gerakan Islam di era modern serta be­berapa perpecahan umat dan madzhab. Sementara itu kami meneliti beberapa titik keraguan di dalam agama Islam yang agung ini.

Ketika pelajaranku bersama pastor itu sedang ber­langsung, aku sedikit terkesan dengan ajaran agama yang mengharamkan beberapa minuman dan bercampur aduk­nya antara laki-laki dan perempuan di dalam satu gereja. Kitab terakhir yang kubaca bersama pastor itu adalah sebuah kitab yang kami pinjam dari sebuah perpustakaan umum yang berjudul Al-Islam baina Asy-Syarqi wa Al-Gharb karya ‘Ali ‘Azzat Bijufitisy, seorang pimpinan Bosnia.

Awalnya kitab tersebut berbahasa Inggris. Namun yang jelas bahwa salah seorang berkebangsaan Arab meminjam kitab tersebut sebelumnya. Ia menulis ayat pada bagian catatan kaki kitab itu dengan pensil. Aku sangat merasa takut dengan kandungan ayat itu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang me­nge­tahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ”Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Imran: 7).

Seringkali aku merasa khawatir karena kandungan ayat itu. Dan aku terus membaca terjemahan Al-Qur’an de­­ngan bahasa Inggris, Perancis, Denmark dan Bosnia, aku menemui semua maknanya sama.

Kukatakan kepada pastor itu, “Apakah dengan mem­pelajari Al-Qur’an ini kita hanya akan menimbulkan fitnah belaka?” Pastor itu menjawab, “Tidak, kita mem­pe­lajari­nya untuk menghilangkan fitnah itu dari sesama.”

Beberapa bulan jiwaku berada dalam kebingungan, ke­tika aku mem­baca beberapa kitab ajaran Islam dan Kristen, aku menemui ajaran itu adalah satu, sehingga aku merasa ragu dan bi­ngung, lalu aku memutuskan untuk kembali kepada Allah.

Saat itu tempat tinggalku jauh dari keluargaku di komplek perumahan. Aku memiliki sebuah kamar, dan tak seorangpun yang sekamar denganku. Pikiranku kembali timbul untuk mengenal kebenaran lebih jauh.

Setelah mati kita akan bertemu Allah.

Jika demikian kita wajib mati dengan maksud agar dapat bertemu Allah.

Aku menulis sepucuk surat yang berisikan beberapa sebab aku meninggalkan kemewahan milikku dan aku pergi menyendiri. Setiap saat lantunan ayat berikut selalu terngiang-ngiang di telingaku.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu ber­imanlah kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya; dan jika kamu ber­iman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar.” (QS. Al-Imran: 179).

Saat aku berada dalam kamar, aku mendapati be­berapa orang berdiri di hadapanku, yaitu seorang pastor, ayahku, ibuku dan seorang laki-laki Muslim sebagai guru bahasa Arabku. Lalu mereka sangat gembira karena aku telah siuman dari pingsan. Saat itu yang pertama kali ku­ucap­kan di hadapan mereka adalah “Asyhadu Alla ilaha Illah wa anna Muhammadar Rasulullah.”

Empat orang itu jatuh pingsan. Seketika itu mereka sama-sama jatuh pingsan, namun sebabnya berbeda-beda. Hari-harinya digunakannya untuk memperdalam ilmu pengetahuan di sekelilingnya. Dan para nakhodapun akan merasa aman saat mengarungi lautan.

Dikisahkan dalam buku “Ketika Hidayah Menyapa” hal. 110-115 diterbitkan oleh At-Tibyan

(http://an-naba.com/kisah-seorang-biarawati-yang-masuk-islam/)

Kutemukan Islam Berawal dari Liburan

Kisah muallaf Laura (Aishah) Andrés Gougeon Rossi dari Goiania, Goais, Brazil

Semuanya dimulai dengan sebuah perjalanan yang tak bersalah ke Foz do Iguacu (Parana, Brazil) pada bulan Januari 2005. Orang tua saya tidak begitu bersemangat melakukan perjalanan ke kota ini, karena mereka berpikir bahwa tidak ada yang menarik selain air terjun. Jadi, selama di kota, saya mulai mencari lokasi wisata selain Air Terjun Iguacu lewat Internet. Kemudian saya menemukan bahwa ada juga safari perjalanan dan belanja, perjalanan ke sebuah Candi Budha dan Masjid. Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi.

Saya senang ada candi Budha dan masjid di sana, aku selalu menyukai segala sesuatu yang berbeda dan mengetahui budaya yang berbeda. Selain itu, saya selalu mencari kenyamanan untuk sisi spiritual saya dan saya belum menemukan apa-apa sampai saat itu.

Setibanya di Foz do Iguacu, hal yang berbeda pertama dilihat (setidaknya bagi saya) adalah banyak wanita mengenakan selendang (sekarang saya tahu bahwa ini adalah hijabs!). Di daerah saya tinggal, saya belum pernah melihat orang yang mengenakan sesuatu yang seperti itu! Di setiap tempat, saya melihat mereka ada di sana! Dan saya pikir mereka begitu indah, feminin, dan pada saat yang sama, mereka menunjukkan rasa hormat, martabat, serta kerendahan hati! Tapi, saya akan menjadi pembohong jika saya mengatakan bahwa saya tahu MENGAPA mereka mengenakan kain di kepalanya. Saya pikir (yang telah didominasi oleh media massa barat), mereka hanya bangsa Arab dan tidak lebih.

Selama perjalanan, saya selalu mengatakan kepada orang tua saya untuk pergi ke candi dan masjid. Ide pertamanya adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang Buddhisme dan hanya untuk mengambil beberapa gambar di masjid. Saya selalu menganggap bahwa agama Buddha adalah filsafat yang mengajarkan kita untuk menjadi rendah hati dan sederhana, tidak menunjukkan kesombongan, kekayaan dan untuk tidak menjadi budak materi.

aku tidak pernah menerima penyembahan kepada berhala dan patung-patung yang dibuat oleh manusia!

Pada hari hujan, kami pergi ke kuil. Rantai kekecewaan saya muncul sejak ketika kami baru tiba di sana … Secara pribadi, saya tidak pernah menyukai gambar dan berhala … Di pintu masuk ada seorang Buddha setinggi 3m! Ada banyak patung, gambar dll, saya tidak tahu apa manfaatnya. Jadi, hanya karena saya sangat ingin tahu, saya mulai mencari orang yang bisa menjelaskan sedikit kepada saya. Satu-satunya orang yang saya temukan adalah orang Korea yang sama sekali tidak bisa berbicara apa-apa dalam bahasa Portugis. Sementara itu, keluarga lain yang juga penasaran tiba. Karena hujan lebat dan semua orang ingin tahu lebih banyak tentang kuil, orang Korea ini membawa kami ke lantai kedua, dimana mereka melakukan ritualnya. Ada empat Buddha besar di ruangan besar, semuanya dicat warna emas: yang pertama adalah yang paling sederhana dan yang keempat adalah yang paling mengesankan, memiliki sebuah mahkota dan kayu cedar. Di depan setiap Buddha ada buah-buahan dan biji-bijian sereal, mungkin sebagai persembahan. Dan di ruangan ini ada juga beberapa patung naga dan hal-hal aneh seperti itu. Orang Korea itu sendiri banyak membungkuk sebelum menutup pintu. Kami tidak bisa melewati garis pintu, hanya bisa melihat dari luar. Semua yang saya lihat saat ini menjijikkan! Membungkuk untuk patung? Untuk sesuatu yang tidak dapat melakukan apapun buat kita dan bahkan untuk dirinya sendiri? Dan persembahan itu untuk siapa? Untuk sebuah patung yang tidak ada manfaatnya? Dan semua “emas” serta kesombongan! Aku tidak percaya itu! Lalu aku sadar bahwa aku tidak akan seperti Buddhisme atau sesuatu yang berhubungan dengan itu … aku tidak pernah menerima penyembahan kepada berhala dan patung-patung yang dibuat oleh manusia! Aku benci semua yang saya lihat di kuil tersebut. Aku pergi dengan perasaan penuh kecewaan.

Kemudian setelah dari kuil, keluarga saya memutuskan untuk pergi ke masjid, agar kami bisa melihat banyak hal pada hari itu. Tapi ketika kami tiba di sana kami tidak bisa mengunjunginya, karena mereka sedang melakukan ibadah berdoa (shalat). Jadi kita akan kembali lagi pada hari lain.

Kami kembali mengunjungi masjid pada hari terakhir perjalanan, tepat sebelum perjalanan pulang ke kotaku. Saati itu masih pagi dan masjid kosong! Hanya ada beberapa orang yang sedang membersihkan tempat itu dan mereka bukanlah muslim. Tapi mereka sangat bersedia menunjukkan masjid kepada kami. Seorang wanita meminta saya, adik saya dan ibu saya untuk mengenakan selendang panjang yang ia berikan sebelum masuk. Ketika saya masuk, saya mulai tertarik dengan segala sesuatu yang saya lihat. Selama hidup saya yang masih singkat ini, semua bangunan keagamaan yang telah saya datangi, pada awalnya saya akan mencari “apa” yang mereka muliakan: patung Buddha, Yesus, orang-orang kudus, symbol, nama-nama yang tertulis di depan bangunan. Tapi saya tidak menemukan petunjuk (di masjid)! Di dalam masjid hanya ada karpet, mimbar, dan rak buku di sudut. Dimana berhala, nama-nama dan symbol!!!??? Hanya ada beberapa tulisan Arab digantung di dinding, tak lebih! Rasa ingin tahu saya memuncak! Apa yang membuat tempat ini begitu berbeda? Karena pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan lainnya memenuhi pikiran saya, maka saya memutuskan untuk mengetahui lebih banyak tentang kepercayaan ini (Islam). Ada beberapa brosur yang berbeda-beda pada rak buku di sudut ruangan. Saya mengambil satu dari masing-masing tema Islam yang berbeda (pilar Islam, wanita, Tuhan, nabi, peraturan, hak dan kewajiban, dll). Saya membaca semuanya selama perjalanan dan saya semakin terpesona dengan agama ini setiap kali saya selesai membaca satu brosur!

Setiap kali saya mengetahui lebih banyak tentang agama, kedamaian semakin memenuhi saya, beralasan dan masuk akal!

Ketika kami sampai di rumah, saya mulai mencari lebih banyak informasi tentang Islam! Saya menulis surat buat lembaga-lembaga keislaman di negara saya dan salah seorang syaikh dari Rio de Janeiro (saya sangat berterima kasih pada beliau) begitu banyak membantu saya. Beliau mengirimi saya banyak buku, menjawab semua keraguan saya dan begitu sabar menghadapi saya. Jadi, dalam waktu sekitar satu bulan lamanya semua yang saya lakukan adalah mempelajari Islam lebih banyak dan lebih banyak lagi! Setiap kali saya mengetahui lebih banyak tentang agama, kedamaian semakin memenuhi saya, beralasan dan masuk akal! Islam memiliki semua jawaban yang masuk akal bagi pertanyaan saya (sisi rohani dan duniawi)!

Semua yang saya cari selama hidup saya, saya temukan pada Agama Islam! Saya mulai merasa yakin pada agama dan semua perasaan yang kuat muncul dalam diri saya!

Setelah satu bulan (atau kurang) sejak mulai belajar, saya mengucap Syahadat (pengakuan iman) dengan syaikh tersebut (melalui audio di internet –sangat modern, bukan?) Dan hari ini [13 April 2006 -shalihah], setelah lebih dari satu tahun, saya merasa bangga menjadi wanita muslimah dan merasa aman dengan keyakinan saya bahwa Allah Ta’ala membimbing saya pada jalan lurus-Nya! Allah menemukan saya dalam keadaan sesat lalu Dia membimbing saya! Subhana rabbil-‘alaa (Maha suci Allah lagi Maha tinggi)! Saya mulai memakai jilbab tak lama setelah Syahadat, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)!

Sejak saya mengenal Islam, saya merasakan kasih sayang Allah Ta’ala, cinta dan takut kepada-Nya yang blum pernah saya lakukan sebelumnya! Semua tindakan yang terbaik, doa terbaik, dan semua pujian hanyalah untuk Allah, yang Maha tinggi, Maha penyayang! Saya memohon kepada Allah untuk bimbingan-Nya, agar Dia tidak pernah membiarkan saya tersesat, agar Dia mematikanku sebagai wanita muslimah yang shalihah. Amiin.

Inilah kisah saya! Mungkin hal ini tidak terlalu menarik tapi yang jelas merupakan rahmat dari Allah!

Diterjemahkan oleh Tim Shalihah.Com dari website www.islaam.ca

Chicha Koeswoyo : Tergugah Mendengar Suara Azan Dari TVRI

Nama Mirza Riadiani barangkali memang tidak dikenal. Tetapi nama penyanyi cilik yang mencuat di tahun 70-an lewat lagu “Helly” nama seekor anjing kecil, pasti semua orang sudah dapat menebaknya. Ya. siapa lagi kalau bukan Chicha Koeswoyo yang sekarang lebih dikenal sebagai wanita karier. Chicha sekarang memang Direktur PT Chicha Citrakarya yang bergerak di bidang Interior Design, Enterprise, Grafic Design, dan Landscape. Yang jelas perbedaan antara Chicah cilik dan Chicha sekarang bukan pada penyanyi atau wanita karier; tetapi pada keyakinan imannya. Chicha hari ini adalah Chicha yang muslimah, yang hatinya telah terbimbing cahaya kebenaran Dinullah (Islam).

Perihal keislaman saya, beberapa majalah ibukota pernah mengakatnya. Itu terjadi tahun 1985. Singkatnya, saya tergugah mendengar suara azan dari TVRI studio pusat Jakarta.
Sebetulnya saya hampir tiap hari mendengar suara azan. Terutama pada saat saya melakukan olah raga jogging (lari pagi). Saat itu, saya tidak merasakan getaran apapun pada batin saya. Saya memperhatikannya sepintas lalu saja.

Tetapi, ketika saya sedang mempunyai masalah dengan papa saya, saya melakukan aksi protes dengan jalan mengurung diri di dalam kamar selama beberapa hari. Saya tidak mau sekolah. Saya tidak mau berbicara kepada siapapun. Saya tidak mau menemui siapapun. Pokoknya saya ngambek.

Pada saat saya mengurung diri itulah, saya menjadi lebih menghabiskan waktu menonton teve. Kurang lebih pulul 18.00 WIB. siara teve di hentikan sejenak untuk mengumandangkan azan magrib.

Biasanya setiap kali disiarkan azan magrib, pesawat teve langsung saya matikan. Tetapi pada saat itu saya betul-betul sedang malas, dan membiarkan saja siaran azan magrib kumandang sampai selesai. Begitulah sampai berlangsung dua hari.

Pada hari ketiga, saya mulai menikmati alunan azan tersebut. Apalagi ketika saya membaca teks terjemahannya di layar teve. Sungguh, selama ini saya telah lalai, tidak perhatikan betapa dalam arti dari panggilan azan tersebut.

Saya yang sedang bermasalah seperti diingatkan, bahwa ada satu cara untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat kelak, yaitu dengan shalat. Di sisi lain, suara azan yang mengalun syahdu, sanggup menggetarkan relung hati saya yang paling dalam. Hati saya yang resah, seperti di sirami kesejukan. Batin terasa damai dan tenteram.

Kebetulan meskipun beragama kristen, tetapi saya sekolah di SMA Yayasan Perguruan Islam Al-Azhar Kebayoran Baru. Sejak peristiwa itulah saya menjadi sering merenung dan memperhatikan teman-teman yang melaksanakan shalat di Masjid Agung Al-Azhar yang memang satu kompleks dengan sekolah saya.

Saya pun mulai sering berdiskusi dengan teman-teman sekelas, terutama dengan guru agam saya Bp Drs. Ajmain Kombeng. Beliau orang yang paling berjasa mengarahkan hidup dan keyakinan saya, sehingga akhirnya saya membulatkan tekat untuk memeluk agama Islam. Apalagi menurut silsilah, keluarga kami masih termasuk generasi kedelapan keturunan (trah) Sunan Muria.

Alhamdulillah, rupanya, masuk islamnya saya membawa berkah bagi keluarga saya dan keluarga besar Koeswoyo. Tahun 1986, saudara sepupu saya, Sari Yok Koeswoyo, mengikuti jejak saya ke jalan Allah. Bahkan di awal 1989, adik kandung saya, Hellen, telah berikrar mengucapkan dua kalimat syahadat. Alhamdulillah, tidak ada masalah yang berarti dengan keluarga kami.

Dengan Islamnya Hellen, saya merasa mempunyai teman untuk berkompetisi mendalami ajaran Islam. Pada setiap Kamis sore, ba’da shalat ashar, kami berdua tekun mendalami Islam kepada seorang guru mengaji yang datang kerumah. Sekarang ini saya sedang tekun mempelajari Al-Qura’an. Meskipun saya akui masih rada-rada susah.

Dari hasil pengkajian saya terhadap Islam dan Al-Qur’an, saya berpendapat bahwa semua permasalah yang ada didunia ini, jawabannya ada di dalam Al-Qur’an. Sebagai orang yang baru merintis usaha, saya tentu pernah mengalami benturan-benturan bisnis. Jika kegagalan dikembalikan kepada takdir Allah, maka insya Allah akan ada hikmahnya. Menurut saya, manusia boleh saja merencanakan seribu satu planning, tetapi yang menentukan tetap yang di atas (Allah SWT).

Dakwah di Australia
Setalah tamat di SMU Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tahun 1987 saya melanjutkan kuliah di Stamford Colege, mengambil jurusan Managerial Principples. Selama satu tahun setengah, saya bermukim di Negeri Kanguru, Australia. Setelah itu, selama setahun saya bermukim di Singapura, masih di lembaga yang sama, Stamford College Singapore.

Selama di Australia, saya mempunyai pengalaman menarik. Misalnya, kalau saya ingin shalat berjamaah ke masjid maka saya harus ke daerah Lucinda di negara bagian Queensland. Jauhnya sama antara Jakarta-Puncak, sekitar 90 km.

Sewaktu saya shalat di apartemen, sahabat akrab saya orang Australia, memarihai saya. “Ngapain kamu menyembah-nyembah begitu,” katanya bersungut sungut. Lalu saya jawab, “Sekarang saya jauh lebih tenang daripada tadi, dari pada 5-10 menit yang lalau. “Setelah itu, kami terlibat diskusi serius tentang perbedaan Islam dan Kristen.

Alhamdulilah, sejak saat itu kawan saya tampak serius mempelajari Islam. Meskipun sampai saat ini, saya tidak tahu lagi apakah ia sudah masuk Islam atau belum. Tapi buat saya sendiri, peristiwa itu memberikan kesan yang cukup dalam. Meskipun kecil, terapi terasa telah berbuat sesuatu yang berarti bagi diri saya dan agama saya, Islam.

Saya di lahirkan di Jakarta, 1 Mei 1968, putri sulung Nomo Koeswoyo, pencipta lagu terkenal sekaligus produser rekaman. Setelah selesai studi di Australia dan Singapura, saya melanjutkan di John Robert Power Jakarta, mengambil program Public Relation.

Semua hanya rahmat Allah. Sebagai probadi saya juga ingin sukses. Saya ingin juga mengabdi diri, supaya dapat menikmati kebahagian hidup. Soal materi bagi saya ternyata tidak ada apa-apanya. Toh, kita menghadap Allah hanya dengan kain kafan dan amal.

Chicha Koeswoyo Sedang ‘Transit’
Jumat, 16 Agustus 2002 : Siapa yang tidak kenal Chicha Koeswoyo? Bagi mereka yang pada tahun 1980-an seusia murid TK atau SD, Chica adalah idola. Namanya, untuk masa kini, bisa disejajarkan dengan sederet penyanyi cilik yang sedang beken seperti Sherina, Tasya, dan Miesy.

Lagu-lagu Chica seperti Helly dan Senam Pagi menjadi ‘nyanyian wajib’ buat anak-anak saat itu. Nama bekennya itulah yang kemudian juga mengantarkannya sebagai pemain film. Minimal tiga judul film telah dibintanginya: Kartini, Chica, dan Break Dance. Sebuah terbitan untuk anak-anak bahkan memakai namanya. Di situ ia duduk sebagai pengasuh tanya jawab dengan sobat-sobat kecilnya.

Ya, itu dulu. Seiring dengan pertumbuhannya menjadi remaja dan kemudian seorang gadis cantik, ia justru menepi dari kehidupan glamor. Apalagi saat itu ia mulai merasakan nikmatnya menjalankan ajaran agama. Sejak itu secara pelan ia pun surut dari kehidupan selebritis.

Dan, ketika ia kemudian melanjutkan pendidikan di Australia dan lalu Singapura, nama putri sulung Nomo Koeswoyo, salah satu dedengkot Koes Bersaudara, ini pun seolah ‘ditelan bumi’. Nama Chica tak lagi mewarnai lembaran dunia showbiz di tanah air.

Namun, menurut Mirza Riadiani Kesuma — nama asli Chica Koeswoyo –, ia tak menyesali meninggalkan lingkungan dunia selebritis. Semua itu ia lakukan dengan kesadaran. Dan sejak pulang ke Indonesia, sosok Chica pun berubah total.

Kini ibu dua anak ini lebih sering tampak di forum-forum pengajian. Pengajian yang rutin didatangi adalah di tempat ibu mertua dan kakak ipar. ”Saya haus dan butuh informasi aktual tentang ajaran agama karena hidup memang harus berubah. Kalau tidak, kita akan jalan di tempat,” kata mantan artis cilik ini.

Baginya, kehidupan dunia ini hanyalah terminal, dan ia mengaku sedang transit di terminal itu. ”Yang kekal itu nanti, di akhirat,” tuturnya.

Namun, ia melanjutkan, untuk mencapai kehidupan akhirat yang baik harus dilalui dengan kehidupan dunia yang baik pula. Kehidupan dunia yang tidak baik, katanya, akan menyesatkan manusia dari jalan lempang.

Menurut Chicha, hidup ini perlu keseimbangan. ”Memang kita berjuang untuk hidup, tapi ibadah juga jangan dilupakan. Apalagi hidup di kota besar hampir setiap orang berambisi akan materi. Karena itu, harus ada balance,” tutur wanita yang ingin jadi entrepreneur ini.

Chicha merasa dunia ini sudah semakin tua dan seharusnya hal yang negatif dihindari. Ada kecemasan terhadap kehidupan di kota. Alangkah lebih baik, lanjut wanita yang mengaku sangat menikmati menjadi orang biasa ini, hidup diisi dengan hal yang positif daripada yang mubazir.

Agar hidup bisa sejahtera, ujarnya, tiap manusia harus berupaya hidup lurus, tidak saling menzalimi. ”Hal ini bisa diterapkan dalam keluarga dan tetangga dengan memahami cara berfikir mereka,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Sebagai ibu rumah tangga, Chica menuturkan semua pedoman tentang hidup yang didapatkannya itu kini ingin juga ditularkan kepada keluarganya, khususnya kepada anak-anaknya. Ini, katanya, karena anak-anak akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. ”Orang tua adalah figur yang akurat bagi anak-anak,” ujar mantan penyanyi cilik yang lincah melantunkan lagu ‘heli, guk guk guk’ itu.

Bila Chicha sedang shalat jamaah bersama suami, anak pertamanya yang masih berusia tiga tahun akan diam, dan terkadang mengikuti apa yang dilakukan kedua orang tuanya — ikut berdoa, dzikir, dan menunggu saling cium tangan.

Mantan pelantun lagu anak-anak ini mengaku sering melakukan tafakur. Biasanya, sehabis shalat Isya dan setelah menidurkan kedua anaknya. ”Saya senang bertafakur di saat suasana hening,” katanya.

Chica menyadari, apa yang dijalaninya kini belumlah sempurna sebagai seorang muslimat. Namun, katanya, ia selalu berupaya menuju ke sana. Sebagai misal, meski ia belum selalu memakai pakaian yang menutup seluruh aurat, tapi ia berupaya berpakaian sopan.

Sejak menikah, ujar wanita kelahiran Jakarta 1 Mei 1968, memakai baju ketat tidak cocok lagi. ”Rasanya tidak enak saja berpakaian seperti itu,” tegas pengagum cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid ini.

Chicha mengatakan sangat mengsyukuri apa yang didapatkannya dalam hidup ini. Apalagi, katanya, Allah masih memberikan umur yang panjang sehingga ada kesempatan untuk berbuat amal kebaikan. Ia pun selalu berdoa agar anak-anak dan keluarganya dari hari ke hari diberi keselamatan. ”Bila ada apa-apa, saya akan pasrahkan semua kepada Allah,” ujarnya.

Menurutnya, pada waktu-waktu tertentu ia selalu berintrospeksi mengenai kekurangan apa saja yang telah diperbuat hari ini. Bila ada kesalahan pada Allah ia akan minta ampun. Bila ada kesalahan kepada orang lain, ia juga akan minta maaf kaena manusia memang tidak luput dari kesalahan.

Menurut pemilik nama asli Mirza Riadiani Koeswoyo, karena manusia tidak mengetahui rencana Allah selanjutnya, maka dia berharap senantiasa diberi kesadaran penuh dalam menghadapi hidup ini. ”Jangan sampai tidak diberi kesabaran menghadapi cobaan hidup,” ungkap Chicha yang mengaku sering ditawari manggung dan main sinetron.

Biasanya, lanjut putri pasangan Nomo Koeswoyo dan Francisca, bila doanya mendapat keridhoan Allah, esok harinya seperti ada jalan yang terbentang lebar. ”Saya akan tambah bersyukur,” kata Chicha yang mengaku kehidupan sehari-harinya dijadikan inspirasi oleh Nomo Koeswoyo, ayahnya.

Kini, setelah melakukan umrah di tahun 1992, Chica berkeinginan untuk dapat melaksanakan kewajiban ibadah haji. Sayangnya, ketika niat dia dan suaminya sudah bulat, ada saja rintangannya. Kebetulan sekarang ini ia sedang mengandung anak ketiganya. ”Mudah-mudahan Allah memberikan jalan,” doa pengelola Kedai Bunga ini.

(Adhes/Albaz – dari Buku “Saya memilih Islam” Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/) oleh Mualaf Online Center http://www.mualaf.com