Hidayah itu berawal dari seringnya kami menerima kedatangan rombongan pendeta Kristen dan Budha yang bertujuan agar kami sekeluarga (saya Awi Cheng Ho, isteri dan anak-anak yang masih 4 orang) menjadi pengikut Budha yang taat (saya) dan Kristen yang taat (isteri), saat itu tidak ada sedikitpun terpikir oleh kami yang namanya Islam. Kita tahu bagaimana perbedaan ajaran Islam dengan ajaran non Islam.
Kejadian itu terjadi sekitar tahun 1997, awalnya saya lebih cenderung dengan faham kebanyakan masyarakat suku bangsa Han (Cina) yang pada tidak mempersoalkan hukum syariat agama secara tekstual melalui kitab yang diturunkan melalui Nabi (Arab), Sen Jen (Mandarin), Budha (Pali/India), Prophet (English), Yogensha (Jepang) dll. tetapi hanya berpedoman pada jadi manusia harus berbuat baik.
Semua agama itu sama, namun kadang-kadang terlintas juga bahwa agama itu buatan manusia dengan alasan Nabi itu manusia dan ada kalanya Atheis atau diri kita sendiri yang benar. Padahal waktu saya kecil (dari TK sampai SMA kelas II saya sekolah di sekolah Protestan) yang harus mengikuti mata pelajaran dan kegiatan agama dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Mandarin (sekarang saya masih hafal beberapa lagu-lagu rohani Kristen dan Doa Bapa Kami dalam bahasa Mandarin).
Kemudian saya tidak hanya menerima kedatangan para Pendeta tadi, tetapi saya lebih pro aktif dengan mencari informasi di luar, akhirnya saya jadi sering mengunjungi tempat atau apa saja yang bisa memberikan informasi kepada saya mengenai keagamaan dari berbagai merk agama termasuk pecahannya/sektenya dari yang Hindu, Budha, Kong Hu Cu, Theo Sofi (Tasawuf/Sufi gabungan Katholik & Hindu), Katholik, Kristen ( Saksi Yehova, Advent, Pentakosta, Evangelis/Bethel/Kharismatik, Kanisha Siria), Guru Baba Nanal, Sai Baba, Lu Sen Yen Tibetian Amerika, Thien Tao Taiwan, Nichiren Shoshyu Jepang dll.
Nilai-nilai universal pada setiap ajaran orang suci sama.
Dari hasil pengembaraan spiritual tadi, saya mendapatkan kesimpulan bahwa pada dasarnya pada semua merk agama yang lain dan Dinul Islam memiliki dasar ajaran yang sama dalam hal nilai-nilai universal (beriman dan beramal saleh) dan yang lainnya seperti:
1. KeEsaan Tuhan dan tidak ada yang pernah melihat Tuhan, Tuhan tidak berawal dan tidak berakhir, tidak berbentuk tidak berbayang. Tetapi hari ini kita lihat di sekeliling kita bukannya Tuhan itu Esa dan tidak pernah ada yang melihatnya, malah Tuhan itu berbilang, ada yang mengatakan 3 in 1 (Hinduis dan Nasrani) atau banyak Tuhan (Hinduis dan Budha) dan bahkan membuatkan foto dan patungnya, malah yang lebih lucu lagi, gambar foto atau patung si tuhan tadi dijadikan tempat berdo'a/meminta. Tidak sama di seluruh dunia (hablum minAllah), seperti contoh kalau Tuhannya di Eropa berkulit putih berambut pirang, di Afrika rambut kribo kulit hitam bibir tebal, di Asia kulit kuning mata sipit, di Jawa ada yang pakai blangkon, lantas saya bertanya kalau di Papua bagaimana, bukankah Tuhan telanjang? Paling-paling salah koteka tetapi tetap kelihatan dua 'biji'nya, bukannya itu sangat memalukan? Naudzubillahi min Dzalik.
Umat Islam pasti tidak akan berbuat serendah itu dan sangat tidak rela kalau Nabi Isa as diperlakukan sedemikian hina. Dalam kitab peninggalan para Nabi, kita selalu diingatkan bahwa setan/Iblis/mokui dapat mengabulkan permintaan manusia yang tujuannya adalah untuk menyesatkan umat manusia tanpa melihat suku, bangsa, etnik atau bahasa (jin dapat menyerupai siapa saja kecuali Nabi Muhammad dan Allah swt).
2. Cinta dan kasih sayang, menghormati orang tua dan guru, tanggung jawab dan kesetiaan, sopan santun, keselamatan dunia akhirat, kejujuran, kebersihan, keadilan dll. (hablum minannas).
3. Percaya adanya Tuhan, malaikat, kitab dan Nabi terdahulu, hari akhir, surga dan neraka, kehendak Tuhan yang baik dan yang buruk.
4. Jihad, membela, mempertahankan dan melawan agama/ajaran Nabi terakhir terhadap umat pembangkang sebelumnya, pembangkangan tokoh pimpinan pengikut Nabi terdahulu terhadap Nabi baru yang telah di Nubuatkan.
Tapi kenapa kita hari ini melihat beberapa merk agama dengan berbagai macam pecahannya dan ratusan bahkan mencapai ribuan sekte. Itu karena para tokoh umat sebelumnya tidak menerima kedatangan Nabi yang baru pada saat kedatangan mereka kedunia sebagai pembawa keselamatan. Kenapa? Karena takut kehilangan umat/materi/uang.
Bagi umat Budhis, jumlah Budha atau Nabi berjumlah 100 ribu lebih, dalam ajaran Islam ada 124 ribu Nabi, 315 Nabi berpangkat Rasul, 25 Nabi dan Rasul yang wajib diingat, 5 yang utama (ulul azmi). Mereka semua memiliki julukan sang juru selamat bukan sebagai juru masak.
Oleh karena itu barang siapa yang ingin hidup kekal di surga, harus mengikuti ajaran Nabi-Nabi tersebut.
Jadi jangan coba-coba berani dan sombong menyatakan tiada jalan ke surga kecuali melalui aku/Nabinya saja, itu jelas pernyataan yang menyesatkan atau membodohi diri sendiri.
Juga mengenai bila seseorang masuk ke agama baru, dia bagaikan bayi yang baru lahir, itu berlaku saat masa itu dimana manusia sekitarnya masih animisme atau dinamisme serta penganut kenabian yang lalu masuk menerima kedatangan Nabi yang baru.
Sehingga dosa-dosa yang lalu terhapuskan karena sebelumnya dia masih termasuk orang yang belum beragama. Tetapi ternyata sekarang kita banyak menemukan merk agama diluar Islam masih memakai istilah itu, itu berarti mereka tidak memahami makna kenapa Tuhan menurunkan begitu banyak Rasul didunia silih berganti di waktu dan tempat yang berbeda. Padahal kalau Dia mau bisa saja menurunkan hanya satu Nabi saja misalnya Adam as saja atau Sidharta Gautama saja atau Kong Hu Cu atau Isa as atau langsung Muhammad saw. Itu adalah rahasia Tuhan, sekaligus membuktikan manusia itu selalu cenderung melenceng dari jalan yang benar setelah ditinggal pergi dari Nabinya. Jadi jelas agama cuma satu dan untuk saat ini sampai akhir zaman hukum yang kita ikuti adalah hukum Nabi terakhir, yaitu Muhammad saw.
Dasar agama para orang suci adalah sama, tidak malam babi dan Islam adalah fitrah untuk seluruh alam tidak membedakan suku. Sedangkan ajaran pesat dari Paulus justru Politheis atau banyak Tuhan (trinitas) mungkin dia masih terinspirasi dari ajaran Paganisme Mesir atau Trimurti dari Hindia. Dicampur dengan ajaran penyembah berhala di puncak gunung Olympus Yunani yaitu menyembah dewa matahari/Jeus (terjadi kongkalikong/kesepakatan lambang dewa Jeus pertama seperti huruf T kemudian berubah menjadi ..., sekarang sebahagian mulai kembali pada lambang semula) dewa inilah yang kemudian sangat terkenal di seluruh dunia menjadi dewa Jesus.
Oleh karena itu kami yang diajarkan oleh para Pendeta tadi tentang jangan menyembah berhala seperti umat Budha (Majusi), tetapi menyembah Tuhan yang Esa namun kenyataannya menyembah berhala juga, hanya beda nama dan bangsa/negara. Tadi menyembah berhala di Asia sekarang menjadi penyembah berhala di Eropa yaitu dewa Jesus.
Akhirnya menjadi berontak dalam hati sebab tidak sesuai apa yang diajarkan dengan kenyataan seperti yang diajarkan dalam Yohanes 17 ayat 3: "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan Benar dan Jesus Kristus yang Engkau utus.
Ternyata Jesus juga sholat, berdo'a kepada Tuhannya dan tidak berdaya, Matius 26 ayat 39: "Maka ia maju sedikit lalu sujud dan berdo'a, katanya: ' Wahai Bapaku, kalau boleh, biarlah cawan ini lepas dariku, itu bukan kehendakku melainkan atas kehendakMu juga".
Jesus berdo'a tidak mengepalkan kedua tangan melainkan menengadahkan tangan, Yohanes 17 ayat 1: "Lalu ia menengadah ke langit dan berkata: 'Bapa, telah tiba saatnya, permuliakanlah anakMU, supaya anakMU mempermuliakan Engkau".
Jesus juga disunat, Lukas 2 ayat 21: "Ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan dan ia diberi nama Jesus".
Jesus juga puasa, Matius 4 ayat 2: "Setelah berpuasa 40 hari 40 malam, maka laparlah dia". (berarti kalau Nasrani mau jujur dan taat maka harus berpuasa selama 960 jam non stop).
Jesus juga mengharamkan babi, sebab Jesus mengikuti ajaran Nabi atau hukum Taurat, Matius 5 ayat 17 atau Imamat 11 ayat 7 & 8: "Dan lagi babi, sungguhpun memamah biak, maka haramlah ia bagimu. Janganlah kamu malam dagingnya dan janganlah kamu jamah bangkainya, sebab ia haram bagimu".
Nabi/Budha Kong Hu Cu bersabda: "Seorang yang arif tidak makan daging babi, tidak makan daging anjing".
Ajaran Jesus hanya bagi bani Israel saja sedangkan bangsa lain diluar bangsa Israel dianggap anjing dan tidak pantas menerima ajaran Jesus.
Dan saya sendiri suku bangsa Han dan isteri saya campuran suku bangsa Eropa, melayu dan Polinesia/Mikronesia, jadi tidak mau dianggap anjing.
Matius 10 ayat 5-6 dan Matius 15 ayat 24 dan 26: "Janganlah kamu pergi ke orang kafir atau orang Samaria, melainkan pergilah ke segala domba sesat bani Israel. Aku hanya disuruh kepada domba sesat bani Israel, tidak patut diambil roti (makanan rohani) dari anak-anak lalu mencampakkan kepada anjing".
Kedatangan para Nabi/Budha telah di nubuatkan alKitab sebelumnya.
Sabda Nabi Musa as: "Akan datang lagi Nabi seperti aku".
Sabda Nabi/Budha Sidharta Gautama kepada muridnya Ananda: "Aku bukan Nabi pertama, aku juga bukan Nabi terakhir jadi carilah dia, terimalah dan ikuti dia bila dia datang nanti".
Hubungan umat Majusi terhadap Nasrani, Matius 2 ayat 1-3: "Datangnya orang Majus, yaitu umat yang menggunakan api dalam ritual/penyembahan dan ahli perbintangan dari benua setelah timur (Persia, India & Cina) ke Jerussalem karena telah melihat bintangnya disebelah timur" (hari ini umat Hindu, Budha, Kong Hu Cu dll).
Sabda Nabi Isa, Yohanes 16 ayat 7-14: "Aku mangatakan kepadamu bahwa akan datang penggantiku setelah aku pergi, ia akan menerangkan kepada seluruh bangsa di dunia tentang dosa, keadilan, kebenaran, hukum dan perkara gaib (bani Israel tidak percaya). Ia tidak berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan yang didengarnya (dari Jibril). Dan ia juga akan memuliakan aku" (mengatakan Nabi Isa diangkat ke langit, bukan di salib sebab sangat memalukan).
Tetapi harus diingat, kedatangan Nabi/Budha yang baru adalah menyempurnakan atau mereformasi sekaligus menggantikan ajaran Nabi yang terdahulu. Sebenarnya bila manusia beriman kepada Tuhan melalui Nabi/Budhanya, maka pada saat kenabian Isa as, bani Israel harus mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa as, Matius 5 ayat 17: "Jangan kau sangkakan aku datang meniadakan hukum Taurat, tapi aku datang untuk menggenapinya/meluruskannya" (untuk saat itu saja).
Hubungan Timur Tengah dengan Asia/Cina. Surat Paulus ke Timotius, 2 Timotius 1 ayat 15: "Orang Asia kecil telah berpaling dariku termasuk Pigelus dan Hermogenes" (karena ajaran Paulus telah melenceng dari ajaran Tauhid, ajaran Nabi Isa yang monoteis dan ada halal haram soal makanan dan minuman serta khitan).
Hukum Tuhan tetap satu dan tidak pernah turun pada waktu yang bersamaan dan pada tempat yang sama pula. Kalau boleh kita ibaratkan negara kita tercinta, nama negara kita adalah Indonesia, Presidennya sudah ada 6. Tapi tidak pernah di Indonesia ada 2 Presiden yang memimpin sekaligus, bisa gawat jadinya kalau hal itu terjadi. Demikian juga dengan agama, mana mungkin Tuhan menurunkan agama lebih dari satu, tapi kalau Nabinya memang banyak. Agama tetap satu, kecuali kalau Tuhan kita beda ya bedalah agama kita. Jadi bila Tuhan kita sama, maka agama kita juga sama. Yaitu agama yang membawa kita pada keselamatan (Islam).
Tuhan tidak pernah menurunkan dua syariat sekaligus untuk satu masa dan pada satu tempat yang sama (Taurat 3500 tahun lalu di Sinai, Zabur 3000 tahun yang lalu, I Tsing 2900 tahun yang lalu di Cina, Tripitaka 2500 tahun yang lalu di India, Shisu 2500 tahun yang lalu di Cina, Injil 2000 tahun yang lalu di Betlehem, Quran 1400 tahun yang lalu di Arab).
Orang selalu mengatakan kita belajar agama supaya mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Mari kita berdakwah dengan methodologi bahasa/kata. Keselamatan kata dasarnya selamat, selamat berasal dari bahasa Arab, salamah. Salamah kata dasarnya salam, salam kata dasarnya aslam, aslam kata dasarnya Islam.
Jadi sebenarnya kita belajar agama untuk mendapatkan Islam/keselamatan. Konsep ajaran para Nabi adalah sama, seperti keEsaan Tuhan, sembahyang, puasa, menutup aurat, zikir dll.
Memakan makanan yang dibolehkan. Mengharamkan makanan yang dilarang.
Prinsip menyembah tetap ruku dan sujud. Jadi bila ada yang tidak ruku, sujud, puasa, menutup aurat, zikir dll, dan tidak ada soal halal dan haram, itu sudah jelas ingkar dari ajaran Nabi yang di imani. Dan untuk semua itu, syariat agama yang disampaikan mei Nabi/Sen Jen/Yogensha/Prophet atau Budha Muhammad saw melalui AlQuran adalah syariat agama yang telah di sempurnakan oleh Allah swt.
Pemberian nama agama untuk agama Islam jelas tertulis dalam kitab suci AlQuran. Pemberian nama Islam jelas dan resmi tertulis dalam AlQuran surat Ali Imran : 19 dan 85 serta AlMaidah : 3 dan itu saya katakan stempel emas Tuhan yang resmi dalam kitab suciNya, tidak seperti yang lainnya tidak jelas dan hanya mengikuti hawa nafsu dan tidak mendasar seperti contoh agama Yahudi berasal dari nama suku Yehuda (salah satu dari 12 suku bang Israel).
Hindu berasal dari negeri Hindustan/Hindi, agama Budha berasal dari status yaitu Budha (Nabi bahasa Arab) agama Kong Hu Cu berasal dari mana si pembawa sendiri yaitu Nabi Kong Hu Cu, agama Nasrani karena Nabi Isa berasal dari daerah Nazareth (ini sama kejadiannya dengan panggilan lain untuk Sidharta Gautama yaitu Sokya Muni yang artinya Orang Suci dari Sokya).
Katholik pengertiannya sah dalam bahasa Yunani (karena disahkan oleh Kaisar Konstantin pada konsili Nicea abad 4), Kristen Protestan/Budak Pembangkang ini diucapkan oleh Pendeta Katholik kepada kelompok Martin Luther dkk yang memprotes kebijakan gereja pada waktu itu (abad 16).
Sedangkan bagi muslim jelas agamanya Islam, Tuhannya Allah, kitab sucinya AlQuran, dibawa oleh seorang Nabi/Rasul bernama Muhammad dari suku Quraish yang lahir di kota Mekah, dengan julukan Al Amin/orang yang dipercaya. Jadi sangat berbeda pemberian nama agama Islam dibandingkan dengan pemberian agama kafir lainnya. Oleh karena itu sangat disayangkan kalau ada yang menyatakan agama-agama lain.
Kesimpulannya, agama Islam adalah syariat agama yang paling sempurna, lengkap, mudah, sederhana dan adil yang dapat diamalkan saat ini dan menjawab setiap tantangan zaman serta paling mengangkat/menjunjung tinggi harkat martabat kaum wanita, sebab sebelum datang syariat Islam, kaum wanita sangat tidak berharga/tertindas, jumlah isteri tidak terbatas, lahir bayi wanita dibunuh karena dianggap membawa sial dsb.
Jadi, muslim adalah umat yang paling menjaga ajaran para Nabi. Imam seorang muslim yang lengkap bila didalam dadanya terdapat rukun iman ke-3 dan ke-4 yaitu iman kepada kitab dan Rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw seperti Isa as, Sidharta Gautama, Meng Tse, Kong Hu Cu, Lao Tse, Daud as, Zulkarnain as / Ju Ka Nien (orang pertama yang membangun tembok raksasa di muka bumi/tembok Cina), Musa as, Ibrahim as, Luth as sampai Nabi Adam as dll.
Dari dan profil penulis dapat dibaca di http://awichengho.multiply.com
http://peperonity.com/go/sites/mview/muallaf/21852749
Tidak ada komentar:
Posting Komentar