Mengapa orang-orang Barat memeluk agama Islam? Ada berbagai sebab yang mendorong mereka berbuat demikian. Pertama ialah bahwa kebenaran itu selalu kuat. Akidah-akidah/kepercayaan-kepercayaan Islam itu semuanya dapat diterima akal (rasional) dan sesuai dengan alam kemanusiaan, dan keistimewaannya lagi ialah bahwa setiap pencari kebenaran yang jujur pasti menerimanya.
Sebagai contoh ialah akidah Tauhid (Monotheisme). Perhatikan bagamana akidah ini menimbulkan rasa harga diri pada manusia, membebaskan jiwa dari belenggu khurafat dan tahayul dan secara alamiah membimbing ummat manusia kepada persamaan, karena semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Satu dan hanya mengabdi/beribadah kepada-Nya saja. Bagi orang Jerman khususnya, beriman kepada Tuhan itu merupakan sumber ilham, sumber keberanian dan sumber keamanan/ketenangan. Iman kepada kehidupan akhirat sesudah mati, dapat mengubah pandangan kita terhadap kehidupan dunia, sehingga kehidupan dunia ini tidak lagi menjadi pusat perhatian kita yang terutama, dan sebahagian besar kegiatan kita ditumpahkan dalam usaha mencapai kebahagiaan di akhirat. Iman kepada hisab (perhitungan amal) mengajak manusia supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, sebab hanya kebaikanlah satu-satunya jalan ke arah tercapainya kesenangan yang kekal kelak di akhirat, walaupun perbuatan-perbuatan jahat/buruk itu mungkin menguntungkan di dunia yang bersifat sementara ini. Dan kepercayaan bahwa tidak ada seorangpun yang akan mampu menghindarkan diri dari pembalasan atas segala amal perbuatannya di hadapan keadilan Tuhan, menyebabkan orang akan berpikir dua kali sebelum dia melakukan sesuatu kesalahan atau dosa, dan pastilah kesadaran ini lebih kuat pengaruhnya dari pada angkatan kepolisian yang paling cakap sekalipun di dunia.
Soal lain yang menyebabkan orang-orang luar tertarik oleh Islam, ialah ketegasannya tentang toleransi. Sembahyang lima waktu setiap hari mengajarkan/melatih supaya orang bersikap teliti, dan puasa sebulan menyebabkan orang mampu menguasai nafsu/dirinya sendiri. Sedangkan ketelitian dan disiplin pribadi merupakan tanda orang besar dan baik.
Sekarang datanglah soal yang menyebabkan Islam sungguh-sungguh berjaya. Islam adalah satu-satunya ideologi yang berhasil menanamkan dalam jiwa para pengikutnya semangat menguasai batas-batas kesopanan dan moral, tanpa membutuhkan kekuatan pemaksa selain dari hati nuraninya sendiri, sebab seorang Muslim mengetahui bahwa di manapun dia berada, tetap di bawah pengawasan Tuhannya. Kepercayaan inilah yang menghalanginya dari perbuatan maksiat. Dan karena tabiat manusia itu senang kepada kebaikan, maka Islam memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hati, dan hal inilah yang tidak ada dalam kehidupan masyarakat Barat dewasa ini.
Saya telah merasakan hidup di bawah naungan berbagai peraturan, dan saya telah banyak mempelajari berbagai ideologi, akan tetapi pada akhirnya saya sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada satupun ideologi yang sempurna seperti Islam.
Komunisme memang mempunyai daya tarik, begitu juga demokrasi duniawi (secular democracy) dan Nazisme. Tapi semua itu tidak ada satupun yang mempunyai peraturan/kode yang komplit untuk mencapai kebahagiaan dan kebaikan hidup. Hanya Islam sajalah yang memberikan peraturan/kode yang komplit/sempurna itu, dan itulah sebabnya mengapa orang-orang baik telah memeluk agama ini.
Islam bukan hanya teori. Islam adalah praktis. Islam bukan soal-soal sebahagian. Islam berarti penyerahan diri yang sempurna kepada kehendak Allah s.w.t. dan ajaran-ajaran-Nya.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Jumat, 11 November 2011
Mohammad Alexander Russel Webb
Saya telah diminta untuk menerangkan kepada anda, mengapa saya, seorang Amerika yang dilahirkan dalam sebuah negara yang secara resmi beragama Kristen, dibesarkan dalam lingkungan yang yang mewariskan atau lebih baik dikatakan menjalankan agama Kristen Orthodox sekte Presbitarian, telah memilih dan memeluk Islam sebagai pembimbing saya?
Dengan kontan saya jawab dengan penuh kesadaran dan kesungguhan, bahwa saya telah menjadikan agama ini sebagai jalan hidup saya, sebab setelah saya pelajari dalam tempo yang cukup lama, ternyata bahwa Islam adalah agama yang terbaik dan satu-satunya agama yang dapat mencukupi kebutuhan rohani ummat manusia.
Dan saya ingin menyatakan di sini, bahwa saya tidak lahir seperti anak-anak yang lain, yang memiliki semangat keagamaan. Pada waktu saya mencapai usia 20 tahun dan praktis telah dapat menguasai diri sendiri, dada saya serasa sempit melihat kebekuan Gereja yang sangat menyedihkan, sehingga saya bertekad untuk meninggalkannya untuk selama-lamanya. Untunglah bahwa waktu itu saya mempunyai cara berpikir yang mendalam. Saya selalu berusaha untuk menemukan sebab dari segala sesuatu. Ternyata bahwa tidak ada seorangpun dari kalangan para ahli pengetahuan dan ahli-ahli agama yang bisa memberikan kepada saya keterangan yang bisa dimengerti (rasional) tentang kepercayaan Gereja itu. Kedua golongan itu hanya mengatakan kepada saya bahwa persoalan ini termasuk misterius (pelik dan samar), atau dikatakan bahwa soal itu di luar kemampuan saya berpikir.
Sebelas tahun yang lalu, saya tertarik untuk mempelajari agama-agama Timur. Saya telah membaca buku-buku yang ditulis oleh Mill, Kant, Locke, Hegel, Fichte, Huxley dan lain-lain penulis ternama yang menerangkan dengan penampilan ilmu pengetahuan yang besar tentang protoplasma (unsur-unsur atom dalam pembentukan jasad makhutk yang hidup) dan monad (bagian-bagian atom dalam hewan yang hidup). Akan tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang bisa menerangkan kepada saya, tentang apakah jiwa/roh itu dan bagaimana atau dimana roh itu sesudah mati?
Saya telah banyak berbicara tentang diri saya, dengan maksud untuk menjelaskan bahwa saya masuk Islam bukan hasil pemikiran dan perasaan yang salah, bukan turut-turutan buta, dan bukan dorongan emosi. Akan tetapi adalah hasil penelitian dan pelajaran yang sungguh-sungguh, jujur, tekun dan bebas disertai penyelidikan serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran.
Inti akidah Islam yang murni, ialah menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, dan tanda penjelmaannya ialah ibadat sembahyang. Islam mengajak kepada persaudaraan dan kecintaan ummat manusia sedunia, dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Islam juga menuntut kejernihan akal, kebaikan amal/perbuatan dan kebenaran dalam kata-kata, bahkan Islam mengajak ke dalam kesucian dan kebersihan badan.
Agama ini, tidak diragukan, adalah agama yang paling mudah dan paling mampu mengangkat derajat kemanusiaan.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Dengan kontan saya jawab dengan penuh kesadaran dan kesungguhan, bahwa saya telah menjadikan agama ini sebagai jalan hidup saya, sebab setelah saya pelajari dalam tempo yang cukup lama, ternyata bahwa Islam adalah agama yang terbaik dan satu-satunya agama yang dapat mencukupi kebutuhan rohani ummat manusia.
Dan saya ingin menyatakan di sini, bahwa saya tidak lahir seperti anak-anak yang lain, yang memiliki semangat keagamaan. Pada waktu saya mencapai usia 20 tahun dan praktis telah dapat menguasai diri sendiri, dada saya serasa sempit melihat kebekuan Gereja yang sangat menyedihkan, sehingga saya bertekad untuk meninggalkannya untuk selama-lamanya. Untunglah bahwa waktu itu saya mempunyai cara berpikir yang mendalam. Saya selalu berusaha untuk menemukan sebab dari segala sesuatu. Ternyata bahwa tidak ada seorangpun dari kalangan para ahli pengetahuan dan ahli-ahli agama yang bisa memberikan kepada saya keterangan yang bisa dimengerti (rasional) tentang kepercayaan Gereja itu. Kedua golongan itu hanya mengatakan kepada saya bahwa persoalan ini termasuk misterius (pelik dan samar), atau dikatakan bahwa soal itu di luar kemampuan saya berpikir.
Sebelas tahun yang lalu, saya tertarik untuk mempelajari agama-agama Timur. Saya telah membaca buku-buku yang ditulis oleh Mill, Kant, Locke, Hegel, Fichte, Huxley dan lain-lain penulis ternama yang menerangkan dengan penampilan ilmu pengetahuan yang besar tentang protoplasma (unsur-unsur atom dalam pembentukan jasad makhutk yang hidup) dan monad (bagian-bagian atom dalam hewan yang hidup). Akan tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang bisa menerangkan kepada saya, tentang apakah jiwa/roh itu dan bagaimana atau dimana roh itu sesudah mati?
Saya telah banyak berbicara tentang diri saya, dengan maksud untuk menjelaskan bahwa saya masuk Islam bukan hasil pemikiran dan perasaan yang salah, bukan turut-turutan buta, dan bukan dorongan emosi. Akan tetapi adalah hasil penelitian dan pelajaran yang sungguh-sungguh, jujur, tekun dan bebas disertai penyelidikan serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran.
Inti akidah Islam yang murni, ialah menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan, dan tanda penjelmaannya ialah ibadat sembahyang. Islam mengajak kepada persaudaraan dan kecintaan ummat manusia sedunia, dan berbuat baik kepada sesama manusia.
Islam juga menuntut kejernihan akal, kebaikan amal/perbuatan dan kebenaran dalam kata-kata, bahkan Islam mengajak ke dalam kesucian dan kebersihan badan.
Agama ini, tidak diragukan, adalah agama yang paling mudah dan paling mampu mengangkat derajat kemanusiaan.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Sir Abdullah Archibald Hamilton
Sejak saya menginjak usia dewasa, keindahan, kemudahan dan kemurnian Islam itu selalu menarik perhatian saya. Walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai orang Kristen, sebenarnya saya tidak bisa percaya kepada dogma-dogma yang diajarkan oleh Gereja, dan saya selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi keimanan yang membuta.
Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.
Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.
Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
2. Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
3. Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.
Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.
Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.
Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.
Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.
Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.
Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo'a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.
Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.
Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
2. Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
3. Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.
Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.
Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.
Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.
Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.
Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.
Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo'a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Al-Haj Lord Headly Al-Farooq
Mungkin ada kawan-kawan saya yang mengira bahwa saya telah terpengaruh oleh orang-orang Islam. Dugaan itu tidak benar, sebab kepindahan saya kepada agama Islam adalah timbul dari kesadaran saya sendiri, hasil pemikiran saya sendiri.
Saya telah bertukar pikiran dengan orang-orang Islam terpelajar tentang agama hanya terjadi beberapa minggu yang lalu. Dan perlu pula saya kemukakan bahwa saya sangat bergembira setelah ternyata bahwa semua teori dan kesimpulan saya persis seluruhnya cocok dengan Islam.
Kesadaran beragama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur'an, harus timbul dari kebebasan memilih dan putusan yang spontan, dan tidak boleh ada paksaan. Mengenai hal ini, Jesus Al-Masih menyatakan kepada para pengikutnya:
"Dan orang tidak akan dapat menerima kamu atau memperhatikan kata-kata kamu, apabila kamu meninggalkan dia." -- Injil Markus, VI, 2.
Saya banyak mengetahui tentang aliran Protestan yang fanatik, yang berpendapat bahwa kewajiban mereka ialah mendatangi rumah-rumah orang Katolik Roma untuk mengusahakan supaya kawan-kawan se-"kandang"-nya itu bertaubat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa tindakan yarig menyolok ini, adalah suatu tindakan yang tidak jujur, bahkan setiap jiwa yang murni akan mengutuknya, karena hal itu dapat membangkitkan pertentangan-pertentangan yang menodai keluhuran agama. Maaf saya katakan, bahwa kebanyakan misi Nasrani juga telah mengambil langkah-langkah yang sama terhadap saudara-saudaranya yang memeluk agama Islam. Saya tidak habis pikir; mengapa mereka selalu berusaha memurtadkan orang-orang yang pada hakekatnya lebih dekat kepada ajaran Jesus yang sebenarnya dari pada mereka sendiri?! Saya katakan demikian, sebab dalam hal kebaikan, toleransi dan keluasan berpikir dalam akidah Islam lebih dekat kepada ajaran Kristus, dari pada ajaran-ajaran sempit dari Gereja-gereja Kristen sendiri.
Sebagai contoh ialah Kredo Athanasia yang mengecam akidah Trinitas dengan keterangannya yang sangat membingungkan. Aliran ini yang sangat penting dan berperanan menentukan dalam salah satu ajaran pokok dari Gereja, menyatakan dengan tegas bahwa dia mewakili ajaran Katolik, dan kalau kita tidak percaya kepadanya, kita akan celaka selama-lamanya. Tapi kita diharuskan olehnya supaya percaya kepada akidah Trinitas. Dengan kata lain. Kita diwajibkan beriman kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Agung, kemudian pada waktu yang sama kita diharuskan menutupinya dengan kezaliman dan kekejaman, seolah-olah kita menutupi manusia paling jahat. Sedangkan Allah swt. amat jauh dari kemungkinan bisa dibatasi oleh rencana manusia lemah yang mempercayai akidah Trinitas atau Tatslits.
Masilh ada satu contoh lagi tentang kemauan berbuat baik. Saya pernah menerima surat --tentang kecenderungan saya kepada Islam-- dimana penulisnya menyatakan bahwa apabila saya tidak percaya kepada ke-Tuhan-an Yesus Kristus, saya tidak akan mendapat keselamatan. Pada hal soal ke-Tuhan-an Yesus itu menurut pendapat saya tidak sepenting soal: "Apakah Yesus Kristus telah menyampaikan Risalah Tuhan kepada manusia atau tidak?" Jika saya meragukan soal ini, pastilah pikiran saya akan tergoncang. Akan tetapi, alhamdulillah, saya tidak ragu-ragu sedikitpun, dan saya harap bahwa kepercayaan saya kepada Yesus dan segala ajarannya tetap kuat seperti keyakinan setiap orang Islam atau setiap pengikut Yesus Kristus. Sebagaimana yang sering saya kemukakan bahwa agama Islam dan agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus sendiri, adalah laksana dua saudara sepupu. Antara kedua agama itu hanya berbeda dengan adanya dogma-dogma dan tatacara yang mungkin tidak diperlukan.
Sekarang ini manusia sudah mulai menjurus kepada ketiadaan iman kepada Allah s.w.t. manakala mereka diminta supaya percaya kepada dogma-dogma dan kepercayaan-kepercayaan yang berpandangan sempit, dan dalam waktu yang bersamaan manusia haus kepada suatu agama yang dapat berbicara kepada akal dan athifah (sentiment) kemanusiaan.
Siapakah yang pernah mendengar bahwa seorang Muslim menjadi seorang atheist? Memang mungkin ada beberapa kejadian, tapi saya sangat meragukannya. Saya tahu ada beribu-ribu orang pria dan wanita, yang dalam hatinya adalah Muslim, akan tetapi secara biasa mereka tidak berani mengemukakan isi hatinya secara terang-terangan, dengan maksud supaya bisa menghindari gangguan-gangguan dan kesulitan-kesulitan yang akan dialami kalau mereka menyatakan ke-Islamannya secara terbuka. Justru saya sendiri mengalami yang demikian itu selama 20 tahun dalam keimanan saya secara terang-terangan yang telah menyebabkan hilangnya pikiran baik dari teman-teman saya.
Saya telah menerangkan alasan-alasan saya, mengapa saya menghormati ajaran-ajaran Islam, dan saya umumkan bahwa saya sendiri telah memeluk Islam lebih baik dari pada sewaktu saya masih seorang Kristen. Saya hanya bisa mengharap bahwa kawan-kawan saya mau mengikuti contoh ini yang saya tahu adalah suatu contoh yang baik, yang akan membawa kebahagiaan kepada setiap orang yang memandang langkah hidup saya sebagai suatu kemajuan dan jauh dari bersifat bermusuhan terhadap agama Kristen.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Saya telah bertukar pikiran dengan orang-orang Islam terpelajar tentang agama hanya terjadi beberapa minggu yang lalu. Dan perlu pula saya kemukakan bahwa saya sangat bergembira setelah ternyata bahwa semua teori dan kesimpulan saya persis seluruhnya cocok dengan Islam.
Kesadaran beragama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur'an, harus timbul dari kebebasan memilih dan putusan yang spontan, dan tidak boleh ada paksaan. Mengenai hal ini, Jesus Al-Masih menyatakan kepada para pengikutnya:
"Dan orang tidak akan dapat menerima kamu atau memperhatikan kata-kata kamu, apabila kamu meninggalkan dia." -- Injil Markus, VI, 2.
Saya banyak mengetahui tentang aliran Protestan yang fanatik, yang berpendapat bahwa kewajiban mereka ialah mendatangi rumah-rumah orang Katolik Roma untuk mengusahakan supaya kawan-kawan se-"kandang"-nya itu bertaubat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa tindakan yarig menyolok ini, adalah suatu tindakan yang tidak jujur, bahkan setiap jiwa yang murni akan mengutuknya, karena hal itu dapat membangkitkan pertentangan-pertentangan yang menodai keluhuran agama. Maaf saya katakan, bahwa kebanyakan misi Nasrani juga telah mengambil langkah-langkah yang sama terhadap saudara-saudaranya yang memeluk agama Islam. Saya tidak habis pikir; mengapa mereka selalu berusaha memurtadkan orang-orang yang pada hakekatnya lebih dekat kepada ajaran Jesus yang sebenarnya dari pada mereka sendiri?! Saya katakan demikian, sebab dalam hal kebaikan, toleransi dan keluasan berpikir dalam akidah Islam lebih dekat kepada ajaran Kristus, dari pada ajaran-ajaran sempit dari Gereja-gereja Kristen sendiri.
Sebagai contoh ialah Kredo Athanasia yang mengecam akidah Trinitas dengan keterangannya yang sangat membingungkan. Aliran ini yang sangat penting dan berperanan menentukan dalam salah satu ajaran pokok dari Gereja, menyatakan dengan tegas bahwa dia mewakili ajaran Katolik, dan kalau kita tidak percaya kepadanya, kita akan celaka selama-lamanya. Tapi kita diharuskan olehnya supaya percaya kepada akidah Trinitas. Dengan kata lain. Kita diwajibkan beriman kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Agung, kemudian pada waktu yang sama kita diharuskan menutupinya dengan kezaliman dan kekejaman, seolah-olah kita menutupi manusia paling jahat. Sedangkan Allah swt. amat jauh dari kemungkinan bisa dibatasi oleh rencana manusia lemah yang mempercayai akidah Trinitas atau Tatslits.
Masilh ada satu contoh lagi tentang kemauan berbuat baik. Saya pernah menerima surat --tentang kecenderungan saya kepada Islam-- dimana penulisnya menyatakan bahwa apabila saya tidak percaya kepada ke-Tuhan-an Yesus Kristus, saya tidak akan mendapat keselamatan. Pada hal soal ke-Tuhan-an Yesus itu menurut pendapat saya tidak sepenting soal: "Apakah Yesus Kristus telah menyampaikan Risalah Tuhan kepada manusia atau tidak?" Jika saya meragukan soal ini, pastilah pikiran saya akan tergoncang. Akan tetapi, alhamdulillah, saya tidak ragu-ragu sedikitpun, dan saya harap bahwa kepercayaan saya kepada Yesus dan segala ajarannya tetap kuat seperti keyakinan setiap orang Islam atau setiap pengikut Yesus Kristus. Sebagaimana yang sering saya kemukakan bahwa agama Islam dan agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus sendiri, adalah laksana dua saudara sepupu. Antara kedua agama itu hanya berbeda dengan adanya dogma-dogma dan tatacara yang mungkin tidak diperlukan.
Sekarang ini manusia sudah mulai menjurus kepada ketiadaan iman kepada Allah s.w.t. manakala mereka diminta supaya percaya kepada dogma-dogma dan kepercayaan-kepercayaan yang berpandangan sempit, dan dalam waktu yang bersamaan manusia haus kepada suatu agama yang dapat berbicara kepada akal dan athifah (sentiment) kemanusiaan.
Siapakah yang pernah mendengar bahwa seorang Muslim menjadi seorang atheist? Memang mungkin ada beberapa kejadian, tapi saya sangat meragukannya. Saya tahu ada beribu-ribu orang pria dan wanita, yang dalam hatinya adalah Muslim, akan tetapi secara biasa mereka tidak berani mengemukakan isi hatinya secara terang-terangan, dengan maksud supaya bisa menghindari gangguan-gangguan dan kesulitan-kesulitan yang akan dialami kalau mereka menyatakan ke-Islamannya secara terbuka. Justru saya sendiri mengalami yang demikian itu selama 20 tahun dalam keimanan saya secara terang-terangan yang telah menyebabkan hilangnya pikiran baik dari teman-teman saya.
Saya telah menerangkan alasan-alasan saya, mengapa saya menghormati ajaran-ajaran Islam, dan saya umumkan bahwa saya sendiri telah memeluk Islam lebih baik dari pada sewaktu saya masih seorang Kristen. Saya hanya bisa mengharap bahwa kawan-kawan saya mau mengikuti contoh ini yang saya tahu adalah suatu contoh yang baik, yang akan membawa kebahagiaan kepada setiap orang yang memandang langkah hidup saya sebagai suatu kemajuan dan jauh dari bersifat bermusuhan terhadap agama Kristen.
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.135.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Masuk Islam Ketika Islam Dipojokkan
Runtuhnya menara kembar WTC ikut menghancurkan hati Elizabeth (43 tahun), warga Tampa, Florida, Amerika Serikat (AS). Maklumlah, delapan saudaranya meninggal dalam kejadian tersebut. Elizabeth kehilangan seorang paman dan tujuh kemenakan. Perempuan berpangkat sersan satu dan anggota Angkatan Udara itu lahir dari perkawinan campuran. Kakeknya adalah seorang Yahudi, dan neneknya pemeluk Katolik. Di tahun 1997, dia sempat mendatangi sinagog (tempat peribadatan Yahudi) di Tampa untuk meminta bantuan. Waktu itu, dia tergolong keluarga miskin. Namun karena tidak asli Yahudi, Elizabeth ditolak. Selama 8 tahun dia kemudian meninggalkan aktivitas beragama.
Peristiwa WTC menjadi titik masuknya untuk mengenal Islam. Tak lama setelah kejadian tersebut, aksi kriminal yang berbau kebencian terhadap Islam di Tampa, seperti ditulis harian St Petersburg Times, meningkat. Namun, hal itu malah membuat Elizabeth ingin mencari tahu tentang Islam. Dia melawan arus. Saat Islam dijadikan tertuduh, dan banyak orang menghindar, Elizabeth justru mendekatinya.
Dia mengaku sama sekali tidak percaya bahwa nama agama dibawa oleh 19 pembajak pesawat yang menabrak menara kembar itu. ''Saya tidak pernah membenci Islam. Saya tidak pernah membenci Muslim,'' ungkapnya. Kebenciannya terhadap pelaku penghancuran WTC itu sama besar dengan kebenciannya terhadap Jerman yang telah membantai Yahudi dalam peristiwa holocaust.
Kekagumannya terhadap Islam membesar setelah dia menyaksikan dinamika umat Islam di Maroko dalam perjalanan tiga hari pada 2005. Juni tahun itu juga dia menemui komunitas Muslim di Semenanjung Tampa. Dia lalu memeluk Islam. Janda dua anak inipun merasa nyaman dengan agama barunya. Nama Elizabeth kemudian digantinya menjadi Safia Al Kasaby.
Seperti Muslim lainnya, Safia mengalami banyak ujian akibat kampanye melawan teroris yang menjadikan umat Islam sebagai sasaran. Sebagian saudara menjauhinya. Tapi untunglah, kedua putri Safia tak pernah mempersoalkan agama baru ibunya. Natalia (10 tahun), putri kedua Safia menganggap bahwa agama ibunya itu menyejukkan.
Pembelaan juga diungkapkan Ada (18 tahun) putri pertama Safia. ''Saya katakan, ibu saya Muslim. Tapi, dia bukan teroris,'' ungkap Ada. Pernyataan Ada ini menunjukkan betapa di masyarakat AS, khususnya, telah berkembang pemahaman bahwa Islam identik dengan teroris. Karena itu, Ada perlu menegaskan bahwa meski memeluk Islam, ibunya bukan teroris.
Tak kurang penempelan label teroris pada Islam juga membuat Paus Benedictus XVI punya interpretasi keliru tentang Islam. Dalam kunjungan enam hari ke Jerman, dia menganggap bahwa berbagai kekerasan yang kini terjadi disebabkan oleh semangat umat Islam untuk mengobarkan perang agama. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa posisi Islam telah disudutkan oleh Barat dengan kemasan perang melawan terorisme.
Dalam kunjungannya itu Paus sempat memberikan kuliah teologi kepada staf pengajar dan mahasiswa University of Regensburg, Jerman, pada Selasa (12/9) lalu. Pada 1970-an, Joseph Ratzinger, nama sang Paus, juga mengajar teologi di universitas ini.
Dengan menggunakan term jihad dan perang suci, Paus mengutip kritik yang pernah dilontarkan Manuel II, Kaisar Byzantium Kristen yang berkuasa pada abad ke-14 terhadap Nabi Muhammad SAW. 'Tunjukkan padaku apa yang Muhammad bawa. Tentu apa yang kau temukan hanyalah hal yang berbau iblis dan hal yang tak manusiawi,'' katanya.
Di antaranya, ujar Paus yang masih mengutip Manuel II, adalah perintah Muhammad SAW untuk menyebarkan keyakinannya melalui kekuatan pedang. ''Sang kaisar, menjelaskan secara detail alasan-alasan mengapa menyebarkan keyakinan atau iman melalui kekuatan pedang bukanlah hal yang masuk akal,'' katanya dalam kuliah yang berlangsung 32 menit itu. Untunglah, upaya pelurusan terhadap Islam terus terjadi. Kedok Barat untuk menggunakan isu teroris dalam memojokkan Islam pun pelan-pelan terbuka.
Bukan hanya kalangan Muslim yang berusaha membuka kedok itu. Tak kurang seorang profesor linguistik dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, ikut membukanya. Dia pernah mengatakan bahwa perang terhadap teroris yang dimaksudkan AS dan sekutunya, itu sebenarnya perang terhadap Islam. Chomsky bukanlah seorang Muslim, tapi dia termasuk kalangan yang ikut mencurigai agenda AS dan dunia Barat dalam gerakan antiterorisme itu.
Presiden Rumania, Traian Basescu, seperti dikutip Xinhua pun ikut terdorong untuk ikut meluruskan persepsi publik tentang Islam. ''Adalah kesalahan yang sangat besar untuk menganggap bahwa terorisme berasal dari Islam,'' tuturnya.
Pengakuan para disertir tentara AS yang dikirim ke Irak menambah kuat perlawanan terhadap persepsi Barat itu. Joshua Despain, mantan anggota Angkatan Udara AS mengatakan bahwa dia melihat warga Irak itu sama sekali bukanlah ancaman. Sehingga, pihaknya tak punya alasan sama sekali untuk menyerangnya.
Disertir lainnya, letnan satu Chris Harrison, mengungkapkan hal serupa. Dia katakan bahwa warga Irak adalah seperti manusia pada umumnya yang punya ketakutan dan cinta. Karena itu, dia memilih mundur dari kesatuannya. Pengakuan mereka ini jelas berbeda dengan pandangan Presiden AS, George W Bush, yang senantiasa menganggap Irak sebagai ancaman terorisme, tanpa dasar yang jelas. ( fer/afp/irf/RioL)
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.120.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Peristiwa WTC menjadi titik masuknya untuk mengenal Islam. Tak lama setelah kejadian tersebut, aksi kriminal yang berbau kebencian terhadap Islam di Tampa, seperti ditulis harian St Petersburg Times, meningkat. Namun, hal itu malah membuat Elizabeth ingin mencari tahu tentang Islam. Dia melawan arus. Saat Islam dijadikan tertuduh, dan banyak orang menghindar, Elizabeth justru mendekatinya.
Dia mengaku sama sekali tidak percaya bahwa nama agama dibawa oleh 19 pembajak pesawat yang menabrak menara kembar itu. ''Saya tidak pernah membenci Islam. Saya tidak pernah membenci Muslim,'' ungkapnya. Kebenciannya terhadap pelaku penghancuran WTC itu sama besar dengan kebenciannya terhadap Jerman yang telah membantai Yahudi dalam peristiwa holocaust.
Kekagumannya terhadap Islam membesar setelah dia menyaksikan dinamika umat Islam di Maroko dalam perjalanan tiga hari pada 2005. Juni tahun itu juga dia menemui komunitas Muslim di Semenanjung Tampa. Dia lalu memeluk Islam. Janda dua anak inipun merasa nyaman dengan agama barunya. Nama Elizabeth kemudian digantinya menjadi Safia Al Kasaby.
Seperti Muslim lainnya, Safia mengalami banyak ujian akibat kampanye melawan teroris yang menjadikan umat Islam sebagai sasaran. Sebagian saudara menjauhinya. Tapi untunglah, kedua putri Safia tak pernah mempersoalkan agama baru ibunya. Natalia (10 tahun), putri kedua Safia menganggap bahwa agama ibunya itu menyejukkan.
Pembelaan juga diungkapkan Ada (18 tahun) putri pertama Safia. ''Saya katakan, ibu saya Muslim. Tapi, dia bukan teroris,'' ungkap Ada. Pernyataan Ada ini menunjukkan betapa di masyarakat AS, khususnya, telah berkembang pemahaman bahwa Islam identik dengan teroris. Karena itu, Ada perlu menegaskan bahwa meski memeluk Islam, ibunya bukan teroris.
Tak kurang penempelan label teroris pada Islam juga membuat Paus Benedictus XVI punya interpretasi keliru tentang Islam. Dalam kunjungan enam hari ke Jerman, dia menganggap bahwa berbagai kekerasan yang kini terjadi disebabkan oleh semangat umat Islam untuk mengobarkan perang agama. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa posisi Islam telah disudutkan oleh Barat dengan kemasan perang melawan terorisme.
Dalam kunjungannya itu Paus sempat memberikan kuliah teologi kepada staf pengajar dan mahasiswa University of Regensburg, Jerman, pada Selasa (12/9) lalu. Pada 1970-an, Joseph Ratzinger, nama sang Paus, juga mengajar teologi di universitas ini.
Dengan menggunakan term jihad dan perang suci, Paus mengutip kritik yang pernah dilontarkan Manuel II, Kaisar Byzantium Kristen yang berkuasa pada abad ke-14 terhadap Nabi Muhammad SAW. 'Tunjukkan padaku apa yang Muhammad bawa. Tentu apa yang kau temukan hanyalah hal yang berbau iblis dan hal yang tak manusiawi,'' katanya.
Di antaranya, ujar Paus yang masih mengutip Manuel II, adalah perintah Muhammad SAW untuk menyebarkan keyakinannya melalui kekuatan pedang. ''Sang kaisar, menjelaskan secara detail alasan-alasan mengapa menyebarkan keyakinan atau iman melalui kekuatan pedang bukanlah hal yang masuk akal,'' katanya dalam kuliah yang berlangsung 32 menit itu. Untunglah, upaya pelurusan terhadap Islam terus terjadi. Kedok Barat untuk menggunakan isu teroris dalam memojokkan Islam pun pelan-pelan terbuka.
Bukan hanya kalangan Muslim yang berusaha membuka kedok itu. Tak kurang seorang profesor linguistik dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Noam Chomsky, ikut membukanya. Dia pernah mengatakan bahwa perang terhadap teroris yang dimaksudkan AS dan sekutunya, itu sebenarnya perang terhadap Islam. Chomsky bukanlah seorang Muslim, tapi dia termasuk kalangan yang ikut mencurigai agenda AS dan dunia Barat dalam gerakan antiterorisme itu.
Presiden Rumania, Traian Basescu, seperti dikutip Xinhua pun ikut terdorong untuk ikut meluruskan persepsi publik tentang Islam. ''Adalah kesalahan yang sangat besar untuk menganggap bahwa terorisme berasal dari Islam,'' tuturnya.
Pengakuan para disertir tentara AS yang dikirim ke Irak menambah kuat perlawanan terhadap persepsi Barat itu. Joshua Despain, mantan anggota Angkatan Udara AS mengatakan bahwa dia melihat warga Irak itu sama sekali bukanlah ancaman. Sehingga, pihaknya tak punya alasan sama sekali untuk menyerangnya.
Disertir lainnya, letnan satu Chris Harrison, mengungkapkan hal serupa. Dia katakan bahwa warga Irak adalah seperti manusia pada umumnya yang punya ketakutan dan cinta. Karena itu, dia memilih mundur dari kesatuannya. Pengakuan mereka ini jelas berbeda dengan pandangan Presiden AS, George W Bush, yang senantiasa menganggap Irak sebagai ancaman terorisme, tanpa dasar yang jelas. ( fer/afp/irf/RioL)
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.120.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Semangat Baru Dakwah Islam di Amerika
Ketika Allah telah menurunkan hidayah-Nya, kekuatan sebesar apapun takkan sanggup menahan. Begitu juga yang terjadi pada Sobat Nida satu ini. Kedahsyatan Al-Qur'an telah 'mengembalikan'nya pada fitrah Islam. Namanya Franklin Taveras II, warga Amerika keturunan Dominika-Puerto Rico. Bulan Mei 2005, cowok kelahiran Queens, New York, 6 September 1985 ini resmi menjadi muslim. Kisah masuk Islamnya Franklin benar-benar seru lho, Sobat Nida.
Beberapa bulan lalu Frank adalah misionaris yang sangat gigih menyebarkan agamanya di sekolah. Hingga suatu hari, ia mendapati di sekolahnya ternyata banyak orang Islam. Semangatnya menggelora untuk menyebarkan agamanya kepada mereka yang dianggap kaum sesat itu. Tapi untuk menyebarkan, tidak mungkin tanpa mengetahui sedikit latar belakang mereka. Maka Frank pun mencari tahu tentang Muslim dan apa keyakinan mereka. Ia juga memperoleh Al-Qur'an, dibacanya habis-habisan. Hanya seminggu membaca Al-Qur'an hatinya gelisah dan ingin mencari lebih jauh tentang Islam. Allah pun mempertemukan Frank dengan beberapa muslim, juga Ustadz Syamsi Ali, Imam Masjid New York asal Indonesia. Dengan hati yang ikhlas dan linangan airmata, Frank pun mengucap syahadah dibimbing Ustadz Syamsi.
Selesai sampai di situ? Tidak. Frank pun berjanji menebus semangat lalunya menyebar agama lama dengan semangat membara untuk menyebarkan Islam. Dalam waktu singkat, anak kedua dari Franklin (senior) dan Carmen Taveras ini juga berhasil membawa tiga orang teman barunya ke “Islamic Forum for non Muslims” yang diadakan di Islamic Center of New York setiap Sabtu. Alhamdulillah, atas hidayah Allah, ketiga teman Frank tersebut juga mengucap syahadah. Subhanallah, Allahu Akbar. Hingga kini Frank pun terus berdakwah, menyebarkan Islam. Melalui e-mail, Nida berbincang dengan Frank yang baru lulus high school. SMA-nya ini berlokasi di New York City, tak jauh dari WTC, dan Frank ada di sana saat menara kembar tersebut runtuh pada 11 September 2001.
Bisa cerita perjalanan kamu menjadi muslim?
Al-Qur'an adalah alasan utama saya menjadi muslim. Al-Qur'an menyatakan kebenaran pada saya, tentang Allah dan banyak hal. Saya benar-benar tertarik sejak pertama kali membacanya. Saat itu sebenarnya saya sedang taat-taatnya pada agama saya yang lama dan menjadi pastur muda di sekolah. Saat menyadari ada banyak muslim (juga agama lain), saya memutuskan untuk mempelajari beragam tipe agama, sehingga bila saya ditanya tentang agama lain saya dapat menjelaskan. Saya sempat menonton film Malcolm X, pada bagian saat Malcolm shalat.
Kemudian saya sempat mengalami depresi seminggu setelah dibaptis. Saya seperti kehilangan kepercayaan pada Tuhan dan ingin melupakan-Nya. Saat itu adalah bulan terburuk dalam hidup saya. I wanted revenge on God, for making me so confused. Lalu saya ingat film Malcolm X saat dia shalat, saya pun pergi membeli film tersebut. Film tersebut sangat menginspirasi saya untuk lebih jauh mengenal Islam. Saya juga mendapat Al-Qur'an dari internet dan membacanya. I loved the way Islam was, everything I believed in since I was younger was all in Islam. Contohnya, pria disunnahkan memelihara jenggot dan wanita harus menutup aurat (di sini--New York--sebagian besar wanita seperti mengiklankan tubuh mereka pada pria). Al-Qur'an sangat ajaib, apa yang ada di kepala saya, semua bisa terjawab. Yang aneh, selama dua minggu mempelajari Islam, saya menjadi sangat emosional dan tidak dapat mengerjakan film tentang Jesus yang sedang saya buat (Franklin mengambil studi film, red.). And on top of that, I lost all of my Christian friends, karena mereka melihat saya mempelajari Al-Qur'an. Saya biarkan saja, dan yakin hanya Tuhan yang dapat menolong saya. Saya berdoa, 'Tuhan, tunjukkan saya agama yang benar'.
Setelah berdoa saya bertemu seorang muslim. Dia memberi tahu tentang Islam. Lalu saya bertemu dengan muslim yang lain, ini terjadi hingga lima kali. Saya juga bertemu dengan seorang muslim bernama Adam, dan belum pernah melihat dia sebelumnya. Dia berjanji menemui saya dekat sebuah masjid. Saya pun memutuskan pergi ke masjid, dan melihat ada beragam muslim di sana. Kebanyakan orang Arab dan kulit hitam. Saya pikir ini adalah agama untuk orang Timur, bukan buat saya. Saya kaget ketika melihat Adam, ternyata ia berkulit putih! Setelah shalat, Adam mengenalkan saya pada Imam masjid. Saya berdebat dengan Imam dan dua orang lainnya selama 3 jam, dan akhirnya saya menerima penjelasan mereka. Saya mengucap syahadah seminggu kemudian.
Gimana perasaan kamu setelah memeluk Islam?
Pada awalnya saya banyak bertanya tentang Islam. Saya telah menjadi muslim, dan menerima ajarannya serta apa yang Allah katakan dalam Qur'an, tapi saya tetap mencari hal yang melenceng, karena jika saya menemukan satu saja hal yang melenceng dalam Qur'an, maka saya dapat membuktikan bahwa Qur'an salah. But it’s impossible. Saya masuk Islam kaerna hidayah Allah, dan nggak ada seorang pun yang dapat mencegahnya. banyak keajaiban dalam Al-Qur'an.
Ada masalah nggak setelah kamu masuk Islam? Gimana dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar kamu?
Keluarga tidak tahu tentang keislaman saya, tapi mereka melihat bahwa saya lebih relijius. Saya ingat perkataan Imam Syamsi bahwa 'ketika seseorang masuk Islam, maka mereka harus memberikan kesan yang baik terhadap keluarganya'. Jadi untuk seseorang yang baru masuk Islam atau berniat masuk ke dalam agama Allah, cara terbaik keluarga dan teman-teman tahu adalah dengan mengubah kebiasaan kita, menjadi orang yang lebih baik, berhenti melakukan hal buruk yang pernah dilakukan, jadi keluarga dan teman-teman melihat sendiri bahwa kita lebih baik dibanding sebelumnya. Orangtua saya belum tahu bahwa saya muslim, tapi insyaAllah saya akan memberitahu melalui majalah ini. Sedangkan teman-teman, saya kehilangan banyak setelah menjadi muslim. Saya juga kehilangan relasi saya dalam film. Saya sedang membuat film tentang Yesus saat itu.
Kamu tertarik sekali ya pada bidang film. Apa kamu punya rencana membuat film yang berhubungan dengan Islam?
Saya memang berencana membuat film dan juga komik islami. Islam berkembang pesat di negara ini dan saya percaya ini adalah tanda-tanda dari Allah bahwa hari akhir zaman akan datang tak lama lagi, juga banyak keajaiban dalam Al-Qur'an yang telah terjadi. Allah sedang menyelamatkan sebanyak mungkin manusia dari neraka, tapi itu tergantung juga bagaimana seorang muslim ikut menyebarkan. Saya ingin Islam dikenal lebih baik di negara ini (Amerika), dan saya ingin membuat film tentang Yesus (Nabi Isa); bahwa dia tidak mati, juga film tentang masa muda Nabi Muhammad. If Allah wills, he will use me to do this task, for I trust in him, let Allah guide us all.
Kamu punya saran untuk orang yang ingin mempelajari Islam?
Buat saya Islam adalah lingkaran yang tiada habisnya. Saya ingin tahu lebih banyak, tapi semakin saya belajar semakin sedikit yang saya tahu. Ini membuat saya mengira-ngira; apalagi yang tidak saya tahu? So I want to know more. Tanda-tanda dari Allah sudah jelas, jadi saya sarankan untuk melihat keajaiban Al-Qur'an dan membandingkannya dengan Injil atau Taurat-- yang juga kitab dari Allah tapi telah diselewengkan manusia. Read the Qur'an, if God doesn't tell you through it, or give your clear signs then Islam is false religion.
Apa pendapat kamu tentang Indonesia?
Yang saya tahu Indonesia berpenduduk 88% muslim, pertanyaan saya; mengapa bukan 100%? Pasti sebagian muslim tidak menjalankan tugas mereka. Setiap muslim harus mengambil bagian dalam dakwah Islam, paling tidak membawa satu orang menjadi muslim. Jika seorang muslim telah berusaha dan tidak mendapatkan satu pun pengikut sebelum dia mati, maka Allah akan memberi reward. Muslim di Indonesia dapat menyebarkan Islam melalui internet, but please know what you are talking about and do not speak if you don't know the answer, because blasphemy is a great sin.
Kamu punya pesan buat pembaca Annida?
Saya punya tiga hal:
1. Saya lihat banyak Muslim yang telah Islam sejak lahir. Ini sebuah keuntungan dibanding mualaf. Tapi saya perhatikan banyak yang tidak beribadah. Ini tidak benar, so I tell them to wake up, or they will face the same punishment as the unbelievers.
2. Untuk mereka yang ingin berdakwah kepada nonmuslim, harus selalu membawa Al-Qur'an, jika mereka tertarik kita dapat memberikan mereka Al-Qur'an.
3. Bacalah Al-Qur'an paling tidak sehari sekali, meski hanya satu ayat. Jika kita mencari pengetahuan Allah, maka Dia pasti akan memberikan. Allah cinta pada orang-orang yang berjuang untuk agama-Nya. [Dee, terima kasih banyak untuk Ustadz Syamsi Ali atas bantuannya]
http://majalahannida.multiply.com/journal/item/6
Pendeta Orthodoks Terpandang Nyatakan Masuk Islam
Seorang pendeta terpandang Rusia, Vladislav Sochin menyatakan tekadnya untuk meninggalkan agama lamanya, Kristen Orthodoks dan masuk agama Islam.
Seperti yang dilansir situs ‘kokaz center’, Sochin merupakan alumnus fakultas Korsk beraliran Orthodoks dari Akademi Teologi ‘San Petrusberg.’ Dia melakukan aktifitas kegerejaan sejak tahun 2001 lalu.
Sochin menyiratkan, faktor utama yang mendorongnya meninggalkan agama Kristen dan masuk Islam adalah ketidaktahanan dirinya melihat fenomena syirik dan berhalaisme (paganisme) dalam ritual para pendeta ‘suci’ yang kian marak di kalangan gereja Orthodoks, khususnya yang terkait dengan untuk kebaktian di tengah masyarakat.
Faktor lain yang mendorongnya masuk Islam adalah diharuskannya gereja Rusia untuk tunduk terhadap kebijakan politis pemerintah Rusia di mana ia menganggap gereja Orthodoks dalam banyak hal selalu tunduk terhadap kemauan pemerintah.
Sochin mengatakan, “Pemimpin agama mana pun harus memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan isi hatinya terkait dengan berbagai masalah, terutama yang erat hubungannya dengan sisi moral, hanya saja gereja Orthodoks tidak pernah memperkenankan hal itu.” (ismo/AH)
http://kavkazcenter.com/eng/content/2006/08/21/5360.shtml
http://islam.ru/
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=489
Seperti yang dilansir situs ‘kokaz center’, Sochin merupakan alumnus fakultas Korsk beraliran Orthodoks dari Akademi Teologi ‘San Petrusberg.’ Dia melakukan aktifitas kegerejaan sejak tahun 2001 lalu.
Sochin menyiratkan, faktor utama yang mendorongnya meninggalkan agama Kristen dan masuk Islam adalah ketidaktahanan dirinya melihat fenomena syirik dan berhalaisme (paganisme) dalam ritual para pendeta ‘suci’ yang kian marak di kalangan gereja Orthodoks, khususnya yang terkait dengan untuk kebaktian di tengah masyarakat.
Faktor lain yang mendorongnya masuk Islam adalah diharuskannya gereja Rusia untuk tunduk terhadap kebijakan politis pemerintah Rusia di mana ia menganggap gereja Orthodoks dalam banyak hal selalu tunduk terhadap kemauan pemerintah.
Sochin mengatakan, “Pemimpin agama mana pun harus memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan isi hatinya terkait dengan berbagai masalah, terutama yang erat hubungannya dengan sisi moral, hanya saja gereja Orthodoks tidak pernah memperkenankan hal itu.” (ismo/AH)
http://kavkazcenter.com/eng/content/2006/08/21/5360.shtml
http://islam.ru/
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=489
Khilafah Harapan Seorang Yahudi Kariet Arbaa
Michael Syinofiski, mantan warga Yahudi yang kini menemukan hidayahnya dengan Islam dan mengganti namanya menjadi Mohammed El-Mahdi. Dulunya, ia adalah penganut Yahudi fundamentalis
Hidayatullah.com--Di perkampungan rakyat Tepi Barat-kota Kholil tinggal seorang mantan warga Yahudi yang telah masuk Islam, yaitu Michael Syinofiski. Kini, ia mengganti namanya menjadi Mohammed El-Mahdi. Sebelumnya, ia pernah menetap di pemukiman Kariet Arbaa yang dibangun oleh penjajah Yahudi. Michael atau El-Mahdi yang terlahir 37 tahun yang dibesarkan dari keluarga Yahudi fanatik di kota Bako-Adjerbaijan itu tidak memperkirakan akan menetap di kota Kholil yang berpenduduk 120 ribu orang.
Pada tahun sembilan puluhan, El-Mahdi bermigran ke Israel setelah bertugas sebagai guru olah-raga pada pasukan tentara merah Israel. Pandangan hidupnya berubah 180 derajat tatkala terjadinya pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh pengikut Yahudi fundamentalis, Barukh Goldistan. Saat itu, El-Mahdi, memutuskan untuk meningalkan tempat tingggalnya di pemukiman Yahudi yang juga didiami Goldistan.
Persahabatan dan diskusinya tentang agama dengan warga Palestina yang memiliki bengkel mobil di kota Kholil menyebabkan Michael makin mengkaji ulang keyakinan yahudi yang dianutnya. Dia kemudian berpindah agama menjadi muslim dan kembali ke kota tempat kelahiranya Bako untuk menikah dengan seorang muslimah yang taat.
El-Mahdi mengaku berbahagia dengan sambutan hangat dari tetangga barunya di kota Kholil walaupun dia asli keturunan Yahudi. "Saya dulu adalah Yahudi fundamentalis dan sangat memusuhi kaum muslimin, tetapi sekarang mereka memperlakukan saya sebagai saudara bahkan banyak dari mereka yang memberika bantuan kepada saya, " ujarnya.
Selama tinggal di pemukiman Yahudi bersama isterinya Sabina dan empat ke empat anaknya di Kariet Arbaa mengaku sangat cemas. "Para pendududuk Yahudi di wilayah pemukiman di tanah milik bangsa Palestina yang dirampas itu, selalu mengacam beberapa kali terhadap saya dan keluarga".
Kejahatan kaum Yahudi pada El-Mahdi dan keluarganya diantaranya melempar rumahnya dengan batu dan menuliskan di tembok rumah dengan pesan-pesan agar dia segera meningalkan pemukiman tersebut.
"Kemanapun saja kami sekeluarga berangkat kami selalu mendapatkan perlakuan hina dan ejekan apalagi mereka melihat isteri saya yang berbusana muslimah. Bahkan sempat beberapa kali mendapatkan introgasi dari pihak keamanan Israel tetapi hal tersebut tidak mengoyahkan kami karena yang terpenting bagi saya semua anak-anak adalah muslim dan mereka juga telah mengikuti agama yang telah saya pilih sebenarnya," tambahnya.
Kebahagian El-Mahdi bertambah setelah salah seorang temannya Yahudi bernama Zaluom juga menganut agama Islam mengikuti langkahnya. "Saya sangat tahu dan yakin bahwa dia adalah orang yang sanggat baik berbeda dengan penduduk lain yang tinggal di pemukiman Kariet Arbaa, " ujar Zaluom. "Saya akan menjadi Yahudi terus akibat Michael atau saya menjadi seorang muslim sejati seperti dia adalah karena pilihan saya sendiri, "tambahnya. Setelah enam bulan Zauom berdiskusi dan debat dengan El-Mahdi, akhirnya dia mententukan untuk memeluk Islam yang dibawa Mohammad SAW.
Menurut El-Mahdi, saat memeluk Yahudi, banyak ditemui kejanggalan dan kontradiksi satu sama lain. Kenyataan ini jauh berbeda setelah dia melaksanakan ajaran Islam. "Sungguh saya telah masuk Islam karena yang saya cari adalah kebenaran, itulah pendorang utama saya dalam beragama".
Ketika ditanya apakah suatu saat ia mengharapkan Palestina akan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, El-Mahdi menjawabnya dengan tegas, 'tidak akan terjadi hal tersebut tetapi yang akan berdiri adalah negara khilafah Islamiah dengan ibu kotanya Al-Quds As-Syarief yang terbebas dari negara penjajah'.
Michael kini telah berganti menjadi Mohammed. Namun satu hal peninggalan Yahudinya yang hingga kini belum bisa dihilangkan adalah tato bergambar bintang Daud di salah satu tangannya. menurutnya, biarlah tato itu sebagai tanda mengenang bahwa dia pernah menjadi seorang Yahudi. Namun yang jelas, kini, setiap hari, ia telah menjalankan sholat lima waktu dan membaca Al-Qur’an. (Kiriman Arif Rahman Aiman Muchtar, kontributor Hidayatullah.com di Rabat, Maroko.Disarikan dari TV Aljazeera dan ditayangkan di TV yang sama dan koran Al-Alam yang terbit pada hari Jum’at, 24 Juli 2005 di Rabat)
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.45.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Hidayatullah.com--Di perkampungan rakyat Tepi Barat-kota Kholil tinggal seorang mantan warga Yahudi yang telah masuk Islam, yaitu Michael Syinofiski. Kini, ia mengganti namanya menjadi Mohammed El-Mahdi. Sebelumnya, ia pernah menetap di pemukiman Kariet Arbaa yang dibangun oleh penjajah Yahudi. Michael atau El-Mahdi yang terlahir 37 tahun yang dibesarkan dari keluarga Yahudi fanatik di kota Bako-Adjerbaijan itu tidak memperkirakan akan menetap di kota Kholil yang berpenduduk 120 ribu orang.
Pada tahun sembilan puluhan, El-Mahdi bermigran ke Israel setelah bertugas sebagai guru olah-raga pada pasukan tentara merah Israel. Pandangan hidupnya berubah 180 derajat tatkala terjadinya pembantaian umat Islam yang dilakukan oleh pengikut Yahudi fundamentalis, Barukh Goldistan. Saat itu, El-Mahdi, memutuskan untuk meningalkan tempat tingggalnya di pemukiman Yahudi yang juga didiami Goldistan.
Persahabatan dan diskusinya tentang agama dengan warga Palestina yang memiliki bengkel mobil di kota Kholil menyebabkan Michael makin mengkaji ulang keyakinan yahudi yang dianutnya. Dia kemudian berpindah agama menjadi muslim dan kembali ke kota tempat kelahiranya Bako untuk menikah dengan seorang muslimah yang taat.
El-Mahdi mengaku berbahagia dengan sambutan hangat dari tetangga barunya di kota Kholil walaupun dia asli keturunan Yahudi. "Saya dulu adalah Yahudi fundamentalis dan sangat memusuhi kaum muslimin, tetapi sekarang mereka memperlakukan saya sebagai saudara bahkan banyak dari mereka yang memberika bantuan kepada saya, " ujarnya.
Selama tinggal di pemukiman Yahudi bersama isterinya Sabina dan empat ke empat anaknya di Kariet Arbaa mengaku sangat cemas. "Para pendududuk Yahudi di wilayah pemukiman di tanah milik bangsa Palestina yang dirampas itu, selalu mengacam beberapa kali terhadap saya dan keluarga".
Kejahatan kaum Yahudi pada El-Mahdi dan keluarganya diantaranya melempar rumahnya dengan batu dan menuliskan di tembok rumah dengan pesan-pesan agar dia segera meningalkan pemukiman tersebut.
"Kemanapun saja kami sekeluarga berangkat kami selalu mendapatkan perlakuan hina dan ejekan apalagi mereka melihat isteri saya yang berbusana muslimah. Bahkan sempat beberapa kali mendapatkan introgasi dari pihak keamanan Israel tetapi hal tersebut tidak mengoyahkan kami karena yang terpenting bagi saya semua anak-anak adalah muslim dan mereka juga telah mengikuti agama yang telah saya pilih sebenarnya," tambahnya.
Kebahagian El-Mahdi bertambah setelah salah seorang temannya Yahudi bernama Zaluom juga menganut agama Islam mengikuti langkahnya. "Saya sangat tahu dan yakin bahwa dia adalah orang yang sanggat baik berbeda dengan penduduk lain yang tinggal di pemukiman Kariet Arbaa, " ujar Zaluom. "Saya akan menjadi Yahudi terus akibat Michael atau saya menjadi seorang muslim sejati seperti dia adalah karena pilihan saya sendiri, "tambahnya. Setelah enam bulan Zauom berdiskusi dan debat dengan El-Mahdi, akhirnya dia mententukan untuk memeluk Islam yang dibawa Mohammad SAW.
Menurut El-Mahdi, saat memeluk Yahudi, banyak ditemui kejanggalan dan kontradiksi satu sama lain. Kenyataan ini jauh berbeda setelah dia melaksanakan ajaran Islam. "Sungguh saya telah masuk Islam karena yang saya cari adalah kebenaran, itulah pendorang utama saya dalam beragama".
Ketika ditanya apakah suatu saat ia mengharapkan Palestina akan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, El-Mahdi menjawabnya dengan tegas, 'tidak akan terjadi hal tersebut tetapi yang akan berdiri adalah negara khilafah Islamiah dengan ibu kotanya Al-Quds As-Syarief yang terbebas dari negara penjajah'.
Michael kini telah berganti menjadi Mohammed. Namun satu hal peninggalan Yahudinya yang hingga kini belum bisa dihilangkan adalah tato bergambar bintang Daud di salah satu tangannya. menurutnya, biarlah tato itu sebagai tanda mengenang bahwa dia pernah menjadi seorang Yahudi. Namun yang jelas, kini, setiap hari, ia telah menjalankan sholat lima waktu dan membaca Al-Qur’an. (Kiriman Arif Rahman Aiman Muchtar, kontributor Hidayatullah.com di Rabat, Maroko.Disarikan dari TV Aljazeera dan ditayangkan di TV yang sama dan koran Al-Alam yang terbit pada hari Jum’at, 24 Juli 2005 di Rabat)
http://myquran.org/forum/index.php/topic,853.45.html?PHPSESSID=ubdfi8jvk3cse15blo37b55890
Sholat di kamar mandi demi kebutuhanku untuk Sholat
Namaku Frederica Cynthia, usiaku saat ini adalah 22 tahun, keluargaku adalah penganut agama K*****k (maaf disembunyikan-red), dan mereka sangat taat sekali dalam beribadah, begitu juga aku sebelum tahun 2008, dimana aku menemukan jati diri aku yang sesungguhnya didalam Islam, dan Islam menjawab banyak pertanyaan hidup aku, dan akhirnya aku mantap memeluk Islam sampai saat ini dan InsyaAllah sampai Allah menutup waktuku di dunia ini, amin
Aku dibesarkan dalam keluarga k*****k yang taat, dan sepanjang hidup aku selalu mengikuti kegiatan agama tersebut, mulai dari kegiatan rutin sampai ke kegiatan yang merupakan perayaan, setahun sekali, dimana setahun sekali kami selalu memperingati kelahiran “tuhan” kami, sebenarnya sudah sejak lama aku ingin menanyakan, kenapa “tuhan” kok dilahirkan, kenapa “tuhan” melalui proses yang sama seperti aku, atau manusia yang lainnya, dan kenapa “tuhan” harus dilahirkan dari seorang manusia? Pertanyaan pertanyaan ini terlihat sepele dan sederhana, hanya jawabannya sangat tidak bias memuaskan, karena jawaban hanya bersifat asumsi dan asumsi, seperti “tuhan” turun kebumi untuk menebus dosa manusia, nah kenapa juga harus melalui proses yang sama dengan manusia yang lain? Dan jawabannya adalah selalu seputar agar “tuhan” dapat merakyat, tapi ini adalah asumsi juga, lalu jika aku bertanya kenapa dilahirkan seperti manusia biasa? Mereka selalu bilang “tidak, “tuhan” dilahirkan oleh seorang perawan, nah aku bilang itu kan “single mother” atau istilah kerennya sekarang adalah “hamil tanpa suami” lalu aku bilang apa bedanya dengan banyakan orang sekarang yg punya anak tanpa suami? Apakah bias dijamin “ibunya tuhan” itu tidak berbuat (maaf) zinnah? Adakah bukti?, dan jawabannya adalah dengan apa yang tertulis di kitab dan diceritakan,,, ini konyol buat saya,
Dalam Islam lebih masuk akal karena orang yang mereka sebut sebagai “tuhan” ternyata adalah seorang Nabi dan dalam Islam Nabi tersebut mendapat posisi yang luar biasa, diagungkan, bukan dihina dan dibunuh seperti penjahat di kitab mereka dengan alas an apapun juga, itu membuat “tuhan” mereka nampak hina,
Perjalanan saya sebagai muslim saya jalani dengan diam diam, baru beberapa bulan kebelakang ini saya mengutarakan kepada orang tua saya bahwa saya adalah seorang muslim, dan banyak perlakuan yang luar biasa, mulai dari mukena saya yang dibuang sehingga saya harus shalat menggunakan sprei yang saya kaitkan dengan peniti, lalu saya dilarang sholat sehingga saya harus sholat di kamar mandi dengan seadanya, dan saya yakin, Allah maha tahu dengan kondisi saya sehingga pada pertengahan April 2010, saya dipertemukan situs http://mualaf.com dan saya bertemu dengan salah satu Pembina disana, yang akhirnya memediasi saya di kampus saya dan dengan orang tua saya,
Allah maha baik, saya sangat rasakan, ternyata salah satu dosen yang membantu mediasi saya dimana dia adalah orang filipine ternyata seorang mualaf juga, dan saya baru tahu di detik2 terakhir dia mau memediasi saya dengan orang tua saya, dan juga salah seorang dosen yang mendampingi saya, dimana dia adalah dari suku menado, dan ternyata juga muslim, Subhanallah, pertolongan Allah sangat dekat, saya merasa sangat bahagia saat itu pada saat mereka membantu menjelaskan status saya yang sudah menjadi muslim kepada orang tua saya, hingga sekarang saya masih menjalani kehidupan saya dan InsyaAllah tahun ini adalah Idul Fitri ke tiga dalam hidup saya, dan saya bahagia menjadi muslim. (sebagaimana diceritakan kepada penulis, mohon maaf nama agama sebelumnya saya tutup)
sumber: www.mualaf.com
Aku dibesarkan dalam keluarga k*****k yang taat, dan sepanjang hidup aku selalu mengikuti kegiatan agama tersebut, mulai dari kegiatan rutin sampai ke kegiatan yang merupakan perayaan, setahun sekali, dimana setahun sekali kami selalu memperingati kelahiran “tuhan” kami, sebenarnya sudah sejak lama aku ingin menanyakan, kenapa “tuhan” kok dilahirkan, kenapa “tuhan” melalui proses yang sama seperti aku, atau manusia yang lainnya, dan kenapa “tuhan” harus dilahirkan dari seorang manusia? Pertanyaan pertanyaan ini terlihat sepele dan sederhana, hanya jawabannya sangat tidak bias memuaskan, karena jawaban hanya bersifat asumsi dan asumsi, seperti “tuhan” turun kebumi untuk menebus dosa manusia, nah kenapa juga harus melalui proses yang sama dengan manusia yang lain? Dan jawabannya adalah selalu seputar agar “tuhan” dapat merakyat, tapi ini adalah asumsi juga, lalu jika aku bertanya kenapa dilahirkan seperti manusia biasa? Mereka selalu bilang “tidak, “tuhan” dilahirkan oleh seorang perawan, nah aku bilang itu kan “single mother” atau istilah kerennya sekarang adalah “hamil tanpa suami” lalu aku bilang apa bedanya dengan banyakan orang sekarang yg punya anak tanpa suami? Apakah bias dijamin “ibunya tuhan” itu tidak berbuat (maaf) zinnah? Adakah bukti?, dan jawabannya adalah dengan apa yang tertulis di kitab dan diceritakan,,, ini konyol buat saya,
Dalam Islam lebih masuk akal karena orang yang mereka sebut sebagai “tuhan” ternyata adalah seorang Nabi dan dalam Islam Nabi tersebut mendapat posisi yang luar biasa, diagungkan, bukan dihina dan dibunuh seperti penjahat di kitab mereka dengan alas an apapun juga, itu membuat “tuhan” mereka nampak hina,
Perjalanan saya sebagai muslim saya jalani dengan diam diam, baru beberapa bulan kebelakang ini saya mengutarakan kepada orang tua saya bahwa saya adalah seorang muslim, dan banyak perlakuan yang luar biasa, mulai dari mukena saya yang dibuang sehingga saya harus shalat menggunakan sprei yang saya kaitkan dengan peniti, lalu saya dilarang sholat sehingga saya harus sholat di kamar mandi dengan seadanya, dan saya yakin, Allah maha tahu dengan kondisi saya sehingga pada pertengahan April 2010, saya dipertemukan situs http://mualaf.com dan saya bertemu dengan salah satu Pembina disana, yang akhirnya memediasi saya di kampus saya dan dengan orang tua saya,
Allah maha baik, saya sangat rasakan, ternyata salah satu dosen yang membantu mediasi saya dimana dia adalah orang filipine ternyata seorang mualaf juga, dan saya baru tahu di detik2 terakhir dia mau memediasi saya dengan orang tua saya, dan juga salah seorang dosen yang mendampingi saya, dimana dia adalah dari suku menado, dan ternyata juga muslim, Subhanallah, pertolongan Allah sangat dekat, saya merasa sangat bahagia saat itu pada saat mereka membantu menjelaskan status saya yang sudah menjadi muslim kepada orang tua saya, hingga sekarang saya masih menjalani kehidupan saya dan InsyaAllah tahun ini adalah Idul Fitri ke tiga dalam hidup saya, dan saya bahagia menjadi muslim. (sebagaimana diceritakan kepada penulis, mohon maaf nama agama sebelumnya saya tutup)
sumber: www.mualaf.com
Selasa, 01 November 2011
Satu Pasukan Asal Korsel untuk PBB Masuk Islam
Kapten San Jin-Gu adalah salah satu komandan Brigade-11SF, pasukan pengaman PBB dari Korea Selatan yg ditugaskan di Iraq.
Kapten San dan pasukannya bertugas di wilayah Irbil, Iraq Utara. Ketika bertugas di wilayah tersebut, beliau sering mengamati orang-orang Muslim bersolat berjamaah di Masjid. Kebetulan markas pasukannya berada dekat dengan masjid. Dia sangat hairan dengan gerakan-gerakan solat tersebut.
Oleh kerana ingin tahu, beliau mencoba meniru seluruh gerakan solat dan mempraktikkan di biliknya secara sendirian. Ketika mempraktikkan itulah dia merasakan ada ketenangan dan perasaan damai yang hadir dalam hatinya.
Itulah sebabnya, pergerakan solat tersebut kemudiannya dijadikan program meditasi dalam pasukan yg dipimpinnya (disamping Yoga), dan ternyata sebahagian besar anggota-anggotanya setelah melakukan gerakan2 solat tersebut, mereka merasakan perasaan yg sama, mereka juga merasa lebih tenang dan damai.
Sejak itu Kapten San berinisiatif mempelajari Islam untuk mengenalnya lebih dalam lagi, dan akhirnya dia memutuskan untuk memeluk Islam. Ketika niatnya ingin memeluk Islam disampaikan kepada anggota-anggotanya, beliau berkata : "Aku telah menemukan cahaya kehidupan yg sesungguhnya, aku ingin berada dalam cahaya tersebut, dan cahaya itu adalah Islam".
Tanpa di duga, secara spontan 37 anggota bawahan yang dipimpin olehya mengangkat tangan mereka, sebagai tanda ikut bersama komandan mereka - juga untuk memeluk Islam.
Subhanallah..!!
Walhamdulillah..!!
Allahu Akbar...!!
http://forum.vivanews.com/berita-dalam-negeri/213381-satu-pasukan-asal-korsel-untuk-pbb-masuk-islam.html
Kapten San dan pasukannya bertugas di wilayah Irbil, Iraq Utara. Ketika bertugas di wilayah tersebut, beliau sering mengamati orang-orang Muslim bersolat berjamaah di Masjid. Kebetulan markas pasukannya berada dekat dengan masjid. Dia sangat hairan dengan gerakan-gerakan solat tersebut.
Oleh kerana ingin tahu, beliau mencoba meniru seluruh gerakan solat dan mempraktikkan di biliknya secara sendirian. Ketika mempraktikkan itulah dia merasakan ada ketenangan dan perasaan damai yang hadir dalam hatinya.
Itulah sebabnya, pergerakan solat tersebut kemudiannya dijadikan program meditasi dalam pasukan yg dipimpinnya (disamping Yoga), dan ternyata sebahagian besar anggota-anggotanya setelah melakukan gerakan2 solat tersebut, mereka merasakan perasaan yg sama, mereka juga merasa lebih tenang dan damai.
Sejak itu Kapten San berinisiatif mempelajari Islam untuk mengenalnya lebih dalam lagi, dan akhirnya dia memutuskan untuk memeluk Islam. Ketika niatnya ingin memeluk Islam disampaikan kepada anggota-anggotanya, beliau berkata : "Aku telah menemukan cahaya kehidupan yg sesungguhnya, aku ingin berada dalam cahaya tersebut, dan cahaya itu adalah Islam".
Tanpa di duga, secara spontan 37 anggota bawahan yang dipimpin olehya mengangkat tangan mereka, sebagai tanda ikut bersama komandan mereka - juga untuk memeluk Islam.
Subhanallah..!!
Walhamdulillah..!!
Allahu Akbar...!!
http://forum.vivanews.com/berita-dalam-negeri/213381-satu-pasukan-asal-korsel-untuk-pbb-masuk-islam.html
Perjalanan Panjang Musisi Inggris Menuju Cahaya Islam
Lahir di Inggris, sejak kecil ia sudah terlibat dalam berbagai produksi musik, bisa memainkan beberapa alat musik dan aktif menyanyi. Hingga ia beralih ke lagu-lagu nasyid dan meluncurkan CD nasyid pertamanya bertajuk "Peace" dalam Konferensi "Global Peace and Unity" di London pada tahun 2008.
Dia adalah Abdullah Rolle. Ia masuk Islam tujuh tahun yang lalu. Perjalanannya menuju Islam seiring sejalan dengan karirnya yang terus berkembang sebagai artis lagu-lagu nasyid. Inilah kisah perjalanan Rolle menemukan cahaya Islam dan menjadi seorang muslim hingga saat ini;
Suatu pagi, Rolle sedang berjalan di pasar. Tiba-tiba seorang muslim datang padanya dan bertanya apakah ia bisa bicara dengan Rolle sebentar saja. Laki-laki muslim itu bertanya apakah Rolle tahu tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw, dan Rolle menjawab bahwa ia tahu bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu tapi selama ini ia diajarkan tentang Yesus, bukan tentang Nabi Muhammad Saw. Rolle berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Saya tidak pernah serius dengan masalah agama. Beberapa tahun kemudian, saya berbincang dengan seorang muslim tentang Allah yang Mahakuasa, tapi masih belum siap untuk mempertimbangkan apapun tentang Islam atau menjadi seorang seorang muslim," ujar Rolle.
"Saya belum pernah bertemu dengan orang seperti itu. Orang-orang yang saya jumpai adalah mereka terlibat dalam bisnis musik dan mereka punya gaya hidup sendiri-sendiri. Makanya, waktu itu, saya tidak melihat peluang untuk tertarik pada Islam. Tapi rupanya, waktunya saja yang belum tiba," sambung Rolle mengenang pengalamannya bertemu dengan muslim.
Toko Buku dan DVD yang Mengubah Hidupnya
Ketika pindah ke London Timur, Rolle sering berkunjung ke toko buku Dar Assalam di kawasan West End. Rolle senang mengikuti perkembangan dunia, membaca tentang hal-hal yang bernuansa konspirasi dan kejadian-kejadian di dunia.
"Beberapa hal yang saya baca, ada yang benar dan ada yang tidak. Tapi itu tidak juga membawa saya lebih dekat pada Sang Pencipta. Jiwa saya selalu mencari dan mencari, meski saya tidak menyadari itu seratus persen," tuturnya.
Pegawai di toko buku selalu memberikan buklet pada Rolle. Ia menerimanya dan hanya menyimpannya di lemari. Ia baru merasa simpati pada umat Islam ketika AS menginvasi Irak dan Rolle membaca semua buklet yang disimpannya. Rolle bertanya pada dirinya sendiri, mengapa dunia selalu menyerang Islam dan umat Islam. Rolle menyaksikan bagaimana media massa menggambarkan umat Islam sebagai teroris. Rolle tahu bahwa media massa belum tentu benar dan tidak selalu menyampaikan kebenaran. Rolle ingin tahu mengapa ada pihak yang menyerang umat Islam. Dalam kebingungannya mencari jawaban, Rolle masuk kamar, bersujud dan berdoa.
Suatu hari, di depan toko buku Dar Assalam yang biasa dikunjunginya, Rolle berkata pada anak lelakinya, "Aku butuh sesuatu untuk memberi makan jiwa saya. Buku-buku yang lain tidak memberi dampak apapun buat saya." Anak lelaki Rolle lalu menunjuk sebuah DVD berjudul "What Is The Purpose of Life?" oleh Khaled Yasin. Rolle membeli DVD itu. Di rumah, usai menyaksikan DVD yang dibelinya, Rolle merasa sangat terinspirasi.
"Semua hal yang dijelaskan dalam DVD itu, saya merasa sudah tahu semua. Saya tahu apa yang dikatakan di dalamnya adalah kebenaran," kenang Rolle.
Dari DVD itu, Rolle mengetahui bahwa umat Islam menunaikan salat lima waktu sehari. Karena saat itu Rolle masih berkecimpung di jalur musik yang umum, Rolle merasa ia tidak bisa melakukan salat seperti yang dijelaskan dalam DVD tersebut, tapi hatinya yang paling dalam mengakui kebenaran akan perintah salat itu.
Waktu terus berjalan. Rolle jadi sering berkumpul dengan komunitas Muslim dan ia merasakan betapa sahabat-sahabat muslimnya sangat perhatian padanya. "Saya menghabiskan waktu bersama mereka selama dua tahun. Mereka mengajarkan, meluruskan dan mengingatkan saya. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai di toko buku itu. Sejak itu saya jadi akrab dengan mereka," ujar Rolle.
Ia terkesan dengan perilaku teman-teman barunya itu. "Saya selalu melihat bahwa kebanyakan muslim sikapnya sopan, baik hati dan suka membantu. Mereka sendiri menghadapi berbagai problematika umat di berbagai belahan dunia, tapi sebagai pribadi, muslim yang saya jumpai selalu bersikap ramah pada saya. Saya ingin berusaha agar menjadi orang yang taat, dan saya terus berusaha. Saya ingin seperti mereka," komentar Rolle tentang muslim.
Pada saat itu, Rolle sudah meyakini Islam, punya dasar pengetahuan yang lumayan tentang agama Islam dan sedang terus belajar tentang Islam. Teman-teman muslimnya bilang bahwa Rolle harus mendeklarasikan dua kalimat syahadat jika ingin menjadi seorang muslim. Teman-teman muslimnya juga mengingatkan Rolle bahwa kematian selalu mengintai setiap manusia, apalagi yang ditunggunya jika tidak segera menjadi seorang muslim. Tapi, lagi-lagi Rolle merasa dirinya belum siap menjadi seorang muslim.
Di tengah kebimbangannya, Rolle menyaksikan DVD berjudul "One Islam" oleh Syaikh Fiez di Australia. Dari DVD itu, Rolle belajar tentang tentang Hari Kiamat dalam ajaran Islam. Rasa takut pada Tuhan tiba-tiba mengusik hatinya, jika ia bisa masuk Islam sebelum Hari Akhir itu, maka Rolle akan melakukannya.
Keesokan harinya, ia menghubungi teman-teman muslimnya, dan mengatakan bahwa ia siap untuk menjadi seorang muslim. Sahabat-sahabatnya menyambut gembira keputusan Rolle dan menyiapkan acaranya di akhir pekan.
Setelah resmi menjadi seorang muslim. Rolle kadang merasa iri melihat para ulama muslim. Ia berharap sudah masuk Islam ketika usianya jauh lebih muda. Tapi Allah Maha Tahu yang baik bagi hamba-hamba-Nya.
"Teman-teman membantu saya pelan-pelan. Di masa awal saya masuk Islam, mereka tidak bilang bahwa musik itu haram. Jika mereka mengatakannya pada saat itu, saya mungkin tidak mau menjadi seorang muslim, karena sedang mengerjakan sejumlah proyek musik. Mereka meyakinkan saya, bahwa sementara itu saya boleh tetap terus bermusik, asalkan saya punya niat sewaktu-waktu saya akan keluar dari dunia musik," tutur Rolle.
Rolle ingat, tantangan terbesar baginya setelah masuk Islam adalah belajar bahasa Arab dan belajar bacaan salat dan doa-doa dalam bahasa Arab. Ia merasa kembali ke bangku sekolah. Tapi Rolle senang karena akhirnya ia berhasil menghapal beberapa surat Al-Quran dan bisa membacanya. "Sehingga saya bisa salat. Saya hal yang sangat ingin bisa saya lakukan lebih dari apapun juga," tukas Rolle yang belajar praktek salat dan membaca Al-Quran juga dari berbagai DVD.
Menjadi Artis Nasyid Internasional
Saat baru masuk Islam, Rolle masih bekerja sebagai guru musik untuk anak-anak di beberapa sekolah dan menulis beberapa lagu untuk anak-anak yang kabur dari rumah dan ditampung di pusat belajar di kota tempatnya tinggal. Ia jadi banyak tahu kisah-kisah sedih anak-anak itu, dan ingin menolong mereka. Rolle juga aktif di pusat kegiatan masyarakat dan berbisnis dengan menawarkan jasa mengajar musik pada anak-anak muda.
Lama kelamaan Rolle berpikiri adakah berkah Allah Swt dengan apa yang dikerjakannya. "Jika saya harus berdiri di hadapan Allah, apa yang akan saya katakan tentang diri saya dan kegiatan saya mengajar musik? Saya akhirnya memutuskan untuk menghentikan aktivitas saya; di sekolah, pusat kegiatan masyarakat dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan musik. Sebagian orang menghormati keputusan saya, sebagian lagi mengatakan bahwa tindakan saya salah," kisah Rolle.
Kala itu, Rolle tidak berpikir untuk beralih ke musik nasyid, meski ia punya studio rekaman sendiri. Rolle lalu bicara dengan seorang muslim yang ayahnya seorang ulama di Arab Saudi dan pemilik Masjid Tauhid di London. Rolle minta nasehat sahabat muslimnya itu dan akhirnya mulai merintis karir di bidang musik nasyid.
Sekarang, selain aktif dalam berbagai kegiatan bersama komunitas Muslim di Inggris, Rolle memfokuskan karirnya sebagai artis nasyid bertaraf internasional, dan meluncurkan CD lagu-lagu nasyidnya bertajuk "Peace" di Afrika Selatan pada tahun 2009. (kw/oi)
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/abdullah-rolle-perjalanan-panjang-musisi-inggris-menuju-cahaya-islam.htm
Dia adalah Abdullah Rolle. Ia masuk Islam tujuh tahun yang lalu. Perjalanannya menuju Islam seiring sejalan dengan karirnya yang terus berkembang sebagai artis lagu-lagu nasyid. Inilah kisah perjalanan Rolle menemukan cahaya Islam dan menjadi seorang muslim hingga saat ini;
Suatu pagi, Rolle sedang berjalan di pasar. Tiba-tiba seorang muslim datang padanya dan bertanya apakah ia bisa bicara dengan Rolle sebentar saja. Laki-laki muslim itu bertanya apakah Rolle tahu tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw, dan Rolle menjawab bahwa ia tahu bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu tapi selama ini ia diajarkan tentang Yesus, bukan tentang Nabi Muhammad Saw. Rolle berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Saya tidak pernah serius dengan masalah agama. Beberapa tahun kemudian, saya berbincang dengan seorang muslim tentang Allah yang Mahakuasa, tapi masih belum siap untuk mempertimbangkan apapun tentang Islam atau menjadi seorang seorang muslim," ujar Rolle.
"Saya belum pernah bertemu dengan orang seperti itu. Orang-orang yang saya jumpai adalah mereka terlibat dalam bisnis musik dan mereka punya gaya hidup sendiri-sendiri. Makanya, waktu itu, saya tidak melihat peluang untuk tertarik pada Islam. Tapi rupanya, waktunya saja yang belum tiba," sambung Rolle mengenang pengalamannya bertemu dengan muslim.
Toko Buku dan DVD yang Mengubah Hidupnya
Ketika pindah ke London Timur, Rolle sering berkunjung ke toko buku Dar Assalam di kawasan West End. Rolle senang mengikuti perkembangan dunia, membaca tentang hal-hal yang bernuansa konspirasi dan kejadian-kejadian di dunia.
"Beberapa hal yang saya baca, ada yang benar dan ada yang tidak. Tapi itu tidak juga membawa saya lebih dekat pada Sang Pencipta. Jiwa saya selalu mencari dan mencari, meski saya tidak menyadari itu seratus persen," tuturnya.
Pegawai di toko buku selalu memberikan buklet pada Rolle. Ia menerimanya dan hanya menyimpannya di lemari. Ia baru merasa simpati pada umat Islam ketika AS menginvasi Irak dan Rolle membaca semua buklet yang disimpannya. Rolle bertanya pada dirinya sendiri, mengapa dunia selalu menyerang Islam dan umat Islam. Rolle menyaksikan bagaimana media massa menggambarkan umat Islam sebagai teroris. Rolle tahu bahwa media massa belum tentu benar dan tidak selalu menyampaikan kebenaran. Rolle ingin tahu mengapa ada pihak yang menyerang umat Islam. Dalam kebingungannya mencari jawaban, Rolle masuk kamar, bersujud dan berdoa.
Suatu hari, di depan toko buku Dar Assalam yang biasa dikunjunginya, Rolle berkata pada anak lelakinya, "Aku butuh sesuatu untuk memberi makan jiwa saya. Buku-buku yang lain tidak memberi dampak apapun buat saya." Anak lelaki Rolle lalu menunjuk sebuah DVD berjudul "What Is The Purpose of Life?" oleh Khaled Yasin. Rolle membeli DVD itu. Di rumah, usai menyaksikan DVD yang dibelinya, Rolle merasa sangat terinspirasi.
"Semua hal yang dijelaskan dalam DVD itu, saya merasa sudah tahu semua. Saya tahu apa yang dikatakan di dalamnya adalah kebenaran," kenang Rolle.
Dari DVD itu, Rolle mengetahui bahwa umat Islam menunaikan salat lima waktu sehari. Karena saat itu Rolle masih berkecimpung di jalur musik yang umum, Rolle merasa ia tidak bisa melakukan salat seperti yang dijelaskan dalam DVD tersebut, tapi hatinya yang paling dalam mengakui kebenaran akan perintah salat itu.
Waktu terus berjalan. Rolle jadi sering berkumpul dengan komunitas Muslim dan ia merasakan betapa sahabat-sahabat muslimnya sangat perhatian padanya. "Saya menghabiskan waktu bersama mereka selama dua tahun. Mereka mengajarkan, meluruskan dan mengingatkan saya. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai di toko buku itu. Sejak itu saya jadi akrab dengan mereka," ujar Rolle.
Ia terkesan dengan perilaku teman-teman barunya itu. "Saya selalu melihat bahwa kebanyakan muslim sikapnya sopan, baik hati dan suka membantu. Mereka sendiri menghadapi berbagai problematika umat di berbagai belahan dunia, tapi sebagai pribadi, muslim yang saya jumpai selalu bersikap ramah pada saya. Saya ingin berusaha agar menjadi orang yang taat, dan saya terus berusaha. Saya ingin seperti mereka," komentar Rolle tentang muslim.
Pada saat itu, Rolle sudah meyakini Islam, punya dasar pengetahuan yang lumayan tentang agama Islam dan sedang terus belajar tentang Islam. Teman-teman muslimnya bilang bahwa Rolle harus mendeklarasikan dua kalimat syahadat jika ingin menjadi seorang muslim. Teman-teman muslimnya juga mengingatkan Rolle bahwa kematian selalu mengintai setiap manusia, apalagi yang ditunggunya jika tidak segera menjadi seorang muslim. Tapi, lagi-lagi Rolle merasa dirinya belum siap menjadi seorang muslim.
Di tengah kebimbangannya, Rolle menyaksikan DVD berjudul "One Islam" oleh Syaikh Fiez di Australia. Dari DVD itu, Rolle belajar tentang tentang Hari Kiamat dalam ajaran Islam. Rasa takut pada Tuhan tiba-tiba mengusik hatinya, jika ia bisa masuk Islam sebelum Hari Akhir itu, maka Rolle akan melakukannya.
Keesokan harinya, ia menghubungi teman-teman muslimnya, dan mengatakan bahwa ia siap untuk menjadi seorang muslim. Sahabat-sahabatnya menyambut gembira keputusan Rolle dan menyiapkan acaranya di akhir pekan.
Setelah resmi menjadi seorang muslim. Rolle kadang merasa iri melihat para ulama muslim. Ia berharap sudah masuk Islam ketika usianya jauh lebih muda. Tapi Allah Maha Tahu yang baik bagi hamba-hamba-Nya.
"Teman-teman membantu saya pelan-pelan. Di masa awal saya masuk Islam, mereka tidak bilang bahwa musik itu haram. Jika mereka mengatakannya pada saat itu, saya mungkin tidak mau menjadi seorang muslim, karena sedang mengerjakan sejumlah proyek musik. Mereka meyakinkan saya, bahwa sementara itu saya boleh tetap terus bermusik, asalkan saya punya niat sewaktu-waktu saya akan keluar dari dunia musik," tutur Rolle.
Rolle ingat, tantangan terbesar baginya setelah masuk Islam adalah belajar bahasa Arab dan belajar bacaan salat dan doa-doa dalam bahasa Arab. Ia merasa kembali ke bangku sekolah. Tapi Rolle senang karena akhirnya ia berhasil menghapal beberapa surat Al-Quran dan bisa membacanya. "Sehingga saya bisa salat. Saya hal yang sangat ingin bisa saya lakukan lebih dari apapun juga," tukas Rolle yang belajar praktek salat dan membaca Al-Quran juga dari berbagai DVD.
Menjadi Artis Nasyid Internasional
Saat baru masuk Islam, Rolle masih bekerja sebagai guru musik untuk anak-anak di beberapa sekolah dan menulis beberapa lagu untuk anak-anak yang kabur dari rumah dan ditampung di pusat belajar di kota tempatnya tinggal. Ia jadi banyak tahu kisah-kisah sedih anak-anak itu, dan ingin menolong mereka. Rolle juga aktif di pusat kegiatan masyarakat dan berbisnis dengan menawarkan jasa mengajar musik pada anak-anak muda.
Lama kelamaan Rolle berpikiri adakah berkah Allah Swt dengan apa yang dikerjakannya. "Jika saya harus berdiri di hadapan Allah, apa yang akan saya katakan tentang diri saya dan kegiatan saya mengajar musik? Saya akhirnya memutuskan untuk menghentikan aktivitas saya; di sekolah, pusat kegiatan masyarakat dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan musik. Sebagian orang menghormati keputusan saya, sebagian lagi mengatakan bahwa tindakan saya salah," kisah Rolle.
Kala itu, Rolle tidak berpikir untuk beralih ke musik nasyid, meski ia punya studio rekaman sendiri. Rolle lalu bicara dengan seorang muslim yang ayahnya seorang ulama di Arab Saudi dan pemilik Masjid Tauhid di London. Rolle minta nasehat sahabat muslimnya itu dan akhirnya mulai merintis karir di bidang musik nasyid.
Sekarang, selain aktif dalam berbagai kegiatan bersama komunitas Muslim di Inggris, Rolle memfokuskan karirnya sebagai artis nasyid bertaraf internasional, dan meluncurkan CD lagu-lagu nasyidnya bertajuk "Peace" di Afrika Selatan pada tahun 2009. (kw/oi)
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/abdullah-rolle-perjalanan-panjang-musisi-inggris-menuju-cahaya-islam.htm
Soleiman, Puasa Ramadan di Turki Mengantarnya pada Islam
Setiap mualaf punya pengalaman spiritual yang istimewa, yang mendorong mereka untuk masuk Islam. Begitu pula Soleiman, seorang mualaf yang terkesan dengan agama Islam justru di negeri muslim yang sekuler dan kebijakan-kebijakannya cenderung menindas Islam. Padahal sebelumnya, Soleiman yang dulunya atheis itu, sempat mengunjungi negara-negara Timur Tengah yang dikenal sangat ketat memberlakukan hukum Islam.
Ketika pertama kali berkunjung ke Bahrain--waktu itu Soleiman masih atheis--ia berharap bisa menyaksikan sebuah budaya Timur Tengah yang kental dengan warga Islamnya. Tapi yang ia temui jauh dari harapan. Di negara itu Soleiman melihat banyak orang asing dari berbagai negara dan agama, yang datang ke Bahrain untuk bekerja, menacari nafkah. Saking banyanya orang asing, warna islami di negeri muslim itu jadi makan samar dan tertutup oleh kehadiran orang-orang asing itu.
"Di Bahrain, saya mendengar suara azan dan saya pikir azan itu sangat indah. Saya bertanya apa arti kata-kata dalam azan dan orang-orang memberitahu saya artinya. Tapi itu cuma sebatas informasi buat saya. Saya lebih mirip seorang turis," kata Soleiman.
Ramadan di Turki
Sepuluh tahun terlewati, setelah Soleiman melakukan perjalanan ke negeri-negeri muslim mulai dari Bahrain, Sharjah sampai Dubai, ia berkesempatan berkunjung ke Turki. Di negara setengah Eropa setengah Asia itu Soleiman menemukan sesuatu yang berbeda. Meski ia melihat fakta menyedihkan, di negeri muslim tapi dalam banyak sisi, hal-hal yang islami sengaja digerus.
"Di Turki, saya menemukan banyak hal yang luar biasa. Turki memiliki sejarah Islam yang hebat dan secara visual telah membuat saya kagum. Saya menemukan gaya arsitektur islami yang indah dari periode Ustmaniyah," ujar Soleiman.
Di Turki, Soleiman juga merasa suasana Ramadan yang berbeda dibandingkan ketika ia tinggal di negara-negara Teluk. Saat di negara-negara Teluk, Soleiman menghabiskan hari-hari di bulan Ramadan seperti warga negara asing lainnya, ia bisa minum secangkir teh pada siang hari di bulan Ramadan. Tapi di Turki ia merasakan sensasi bulan Ramadan yang agak lain.
"Ketika Ramadan di Turki, saya memperhatikan adanya korelasi yang jelas antara orang-orang terbaik dengan orang-orang yang berpuasa. Dan itu membuktikan hal-hal yang baik tentang Muslim, sehingga saya tertarik untuk ikut berpuasa," ujar Soleiman.
Meski belum menjadi muslim, ia ikut berpuasa saat bulan Ramadan di Turki. Ia merasakan berpuasa itu menyenangkan sekaligus menantang. "Saya menikmati puasa saya, khususnya beberapa menit sebelum azan Magrib, saya menunggu dengan berdiam diri bersama orang-orang lain yang juga menunggu saat berbuka," ungkap Soleiman.
Pengalaman berpuasa Ramadan di Turki menginsipirasinya untuk belajar lebih jauh tentang Islam. Saat itu, seseorang memberikan Al-Quran pada Soleiman dengan terjemahan dalam bahasa Inggris. Ia mengaku terpukau saat membaca terjemahan Al-Quran dan merasa tak ada yang asing dengan kitab suci yang dibacanya.
"Tak ada yang aneh di dalamnya, tidak seperti Injil," tukas Soleiman yang mengatakan sulit memahami isi Injil karena banyak hal yang kontradiktif, banyak kisah-kisah yang ganjil dan sepertinya tidak memuat pesan yang dibawa Yesus Kristus.
Soleiman terus mempelajari Al-Quran dan membaca biografi tentang kehidupan Rasulullah Muhammad Saw. "Kisah kehidupan Rasulullah juga sangat menginsipirasi saya. Ia (Nabi Muhammad Saw.) adalah lelaki yang luar biasa dalam sejarah," kata Soleiman. Pada saat itu, ia merasa belum menemukan orang yang serius berdakwah padanya dan meyakinkannya tentang Islam.
Kembali ke Dubai
Sekembalinya dari Turki, Soleiman kembali dikirim ke Dubai. Kali ini, ia bertemu dengan orang-orang yang menurutnya orang-orang yang memang ingin ia jumpai selama ini. Soleiman berteman baik dengan bosnya. Mereka sering makan malam sambil mendiskusikan banyak hal. Atasannya itulah yang membantu Soleiman untuk mempelajari Islam dan mengarahkannnya untuk bertemu dengan orang-orang yang tepat, yang bisa menjawab semua pertanyaan Soleiman.
Sekira satu tahun, beberapa pengusaha muslim dari Eropa mengunjungi bos Soleiman untuk memulai sebuah proyek besar, proyek untuk mengenalkan Dinar Emas sebagai mata uang bagi kaum Muslimin. Sang bos mengemukakan proyek itu pada Soleiman dan berkata,"Hei, kamu orang keuangan kan, bagaimana pendapatmu tentang proyek ini?"
Meski sudah mempelajari Islam, Soleiman masih buta tentang konsep perekonomian islami. Makanya ia langsung menjawab bahwa konsep yang dibawa oleh para pengusaha muslim dari Eropa itu sebagai "sampah", tidak sejalan dengan sistem keuangan internasional dan pasti akan gagal.
Bos Soleiman lalu meminta Soleiman sendiri yang menjelaskannya pada pengusaha muslim itu. Mereka lalu makan malam bersama. Saat bertemu, Soleiman mengagumi para pengusaha muslim itu.
"Diantara mereka, ada orang Sanyol dan Jerman yang fasih berbahasa Inggris, Mereka sangat berpendidik, sangat bijak dan juga cendekiawan muslim yang hebat. Mereka sudah masuk Islam sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, sehingga pengetahuan Islam mereka sudah mapan. Orang-orang ini masih berdakwah ke seluruh dunia," puji Soleiman.
Dari para pengusaha muslim itu, Soleiman mendapat penjelasan dari sisi pandang keagamaan tentang konsep dinar emas. Sementara Soleiman mempertanyakannya dari sisi pandang logika dan sains. Mereka terlibat diskusi yang hangat. Soleiman ingat, pertemuan itu berlangsung pada hari Rabu dan waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Setelah mendapatkan penjelasan dari sisi religius, para pengusaha muslim itu bertanya pada Soleiman, "Nah, apakah kamu punya pertanyaan lagi?"
"Tidak, saya tidak ada pertanyaan lagi. Saya sudah kehabisan pertanyaan," jawab Soleiman.
Para pengusaha muslim itu lalu bertanya lagi, "Sekarang bagaimana, apakah kamu akan memeluk Islam?"
Tanpa ragu, Soleiman menjawab "ya", bahwa ia ingin memeluk Islam.
Para pengusaha muslim itu lalu mengundang Soleiman datang ke rumah mereka. Di sana, ia diberi pengarahan dan nasehat, dijelaskan tentang salat dan wudu. Mereka lalu menuju ke Masjid Jumeirah dan di masjid itu Soleiman mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hari itu, Soleiman melihat wajah-wajah yang diliputi kegembiraan. Ia mendapat banyak saudara baru yang mengucapkan selamat dan memeluknya. (kw/oi)
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/soleiman-puasa-ramadan-di-turki-mengantarnya-pada-islam.htm
Ketika pertama kali berkunjung ke Bahrain--waktu itu Soleiman masih atheis--ia berharap bisa menyaksikan sebuah budaya Timur Tengah yang kental dengan warga Islamnya. Tapi yang ia temui jauh dari harapan. Di negara itu Soleiman melihat banyak orang asing dari berbagai negara dan agama, yang datang ke Bahrain untuk bekerja, menacari nafkah. Saking banyanya orang asing, warna islami di negeri muslim itu jadi makan samar dan tertutup oleh kehadiran orang-orang asing itu.
"Di Bahrain, saya mendengar suara azan dan saya pikir azan itu sangat indah. Saya bertanya apa arti kata-kata dalam azan dan orang-orang memberitahu saya artinya. Tapi itu cuma sebatas informasi buat saya. Saya lebih mirip seorang turis," kata Soleiman.
Ramadan di Turki
Sepuluh tahun terlewati, setelah Soleiman melakukan perjalanan ke negeri-negeri muslim mulai dari Bahrain, Sharjah sampai Dubai, ia berkesempatan berkunjung ke Turki. Di negara setengah Eropa setengah Asia itu Soleiman menemukan sesuatu yang berbeda. Meski ia melihat fakta menyedihkan, di negeri muslim tapi dalam banyak sisi, hal-hal yang islami sengaja digerus.
"Di Turki, saya menemukan banyak hal yang luar biasa. Turki memiliki sejarah Islam yang hebat dan secara visual telah membuat saya kagum. Saya menemukan gaya arsitektur islami yang indah dari periode Ustmaniyah," ujar Soleiman.
Di Turki, Soleiman juga merasa suasana Ramadan yang berbeda dibandingkan ketika ia tinggal di negara-negara Teluk. Saat di negara-negara Teluk, Soleiman menghabiskan hari-hari di bulan Ramadan seperti warga negara asing lainnya, ia bisa minum secangkir teh pada siang hari di bulan Ramadan. Tapi di Turki ia merasakan sensasi bulan Ramadan yang agak lain.
"Ketika Ramadan di Turki, saya memperhatikan adanya korelasi yang jelas antara orang-orang terbaik dengan orang-orang yang berpuasa. Dan itu membuktikan hal-hal yang baik tentang Muslim, sehingga saya tertarik untuk ikut berpuasa," ujar Soleiman.
Meski belum menjadi muslim, ia ikut berpuasa saat bulan Ramadan di Turki. Ia merasakan berpuasa itu menyenangkan sekaligus menantang. "Saya menikmati puasa saya, khususnya beberapa menit sebelum azan Magrib, saya menunggu dengan berdiam diri bersama orang-orang lain yang juga menunggu saat berbuka," ungkap Soleiman.
Pengalaman berpuasa Ramadan di Turki menginsipirasinya untuk belajar lebih jauh tentang Islam. Saat itu, seseorang memberikan Al-Quran pada Soleiman dengan terjemahan dalam bahasa Inggris. Ia mengaku terpukau saat membaca terjemahan Al-Quran dan merasa tak ada yang asing dengan kitab suci yang dibacanya.
"Tak ada yang aneh di dalamnya, tidak seperti Injil," tukas Soleiman yang mengatakan sulit memahami isi Injil karena banyak hal yang kontradiktif, banyak kisah-kisah yang ganjil dan sepertinya tidak memuat pesan yang dibawa Yesus Kristus.
Soleiman terus mempelajari Al-Quran dan membaca biografi tentang kehidupan Rasulullah Muhammad Saw. "Kisah kehidupan Rasulullah juga sangat menginsipirasi saya. Ia (Nabi Muhammad Saw.) adalah lelaki yang luar biasa dalam sejarah," kata Soleiman. Pada saat itu, ia merasa belum menemukan orang yang serius berdakwah padanya dan meyakinkannya tentang Islam.
Kembali ke Dubai
Sekembalinya dari Turki, Soleiman kembali dikirim ke Dubai. Kali ini, ia bertemu dengan orang-orang yang menurutnya orang-orang yang memang ingin ia jumpai selama ini. Soleiman berteman baik dengan bosnya. Mereka sering makan malam sambil mendiskusikan banyak hal. Atasannya itulah yang membantu Soleiman untuk mempelajari Islam dan mengarahkannnya untuk bertemu dengan orang-orang yang tepat, yang bisa menjawab semua pertanyaan Soleiman.
Sekira satu tahun, beberapa pengusaha muslim dari Eropa mengunjungi bos Soleiman untuk memulai sebuah proyek besar, proyek untuk mengenalkan Dinar Emas sebagai mata uang bagi kaum Muslimin. Sang bos mengemukakan proyek itu pada Soleiman dan berkata,"Hei, kamu orang keuangan kan, bagaimana pendapatmu tentang proyek ini?"
Meski sudah mempelajari Islam, Soleiman masih buta tentang konsep perekonomian islami. Makanya ia langsung menjawab bahwa konsep yang dibawa oleh para pengusaha muslim dari Eropa itu sebagai "sampah", tidak sejalan dengan sistem keuangan internasional dan pasti akan gagal.
Bos Soleiman lalu meminta Soleiman sendiri yang menjelaskannya pada pengusaha muslim itu. Mereka lalu makan malam bersama. Saat bertemu, Soleiman mengagumi para pengusaha muslim itu.
"Diantara mereka, ada orang Sanyol dan Jerman yang fasih berbahasa Inggris, Mereka sangat berpendidik, sangat bijak dan juga cendekiawan muslim yang hebat. Mereka sudah masuk Islam sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, sehingga pengetahuan Islam mereka sudah mapan. Orang-orang ini masih berdakwah ke seluruh dunia," puji Soleiman.
Dari para pengusaha muslim itu, Soleiman mendapat penjelasan dari sisi pandang keagamaan tentang konsep dinar emas. Sementara Soleiman mempertanyakannya dari sisi pandang logika dan sains. Mereka terlibat diskusi yang hangat. Soleiman ingat, pertemuan itu berlangsung pada hari Rabu dan waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Setelah mendapatkan penjelasan dari sisi religius, para pengusaha muslim itu bertanya pada Soleiman, "Nah, apakah kamu punya pertanyaan lagi?"
"Tidak, saya tidak ada pertanyaan lagi. Saya sudah kehabisan pertanyaan," jawab Soleiman.
Para pengusaha muslim itu lalu bertanya lagi, "Sekarang bagaimana, apakah kamu akan memeluk Islam?"
Tanpa ragu, Soleiman menjawab "ya", bahwa ia ingin memeluk Islam.
Para pengusaha muslim itu lalu mengundang Soleiman datang ke rumah mereka. Di sana, ia diberi pengarahan dan nasehat, dijelaskan tentang salat dan wudu. Mereka lalu menuju ke Masjid Jumeirah dan di masjid itu Soleiman mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hari itu, Soleiman melihat wajah-wajah yang diliputi kegembiraan. Ia mendapat banyak saudara baru yang mengucapkan selamat dan memeluknya. (kw/oi)
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/soleiman-puasa-ramadan-di-turki-mengantarnya-pada-islam.htm
Langganan:
Postingan (Atom)