Minggu, 02 Mei 2010

Perjalanan Menuju Kebenaran

Saya dilahirkan di Arkansas dalam sebuah keluarga Kristen, yang juga lahir di Arkansas. Jika saya menoleh ke belakang, semua keluarga saya datang dari wilayah Utara Amerika Serikat. Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga ladang, dimana setiap pagi saat bangun dari tidur, adalah memerah susu lembu, memberi makan ayam-ayam dan sebagainya. Bapa saya adalah seorang Baptist, yang merupakan satu bagian dari Kristen, seperti Katolik, Metodis dan sebagainya.

Semua ini adalah agama Kristen, tetapi dengan pelbagai doktrin. Mungkin dapat saya jelaskan seperti perbedaan antara Syiah dan Sunni. Saya tinggal di sebuah kota yang secara totalnya dipenuhi dengan warga kulit putih dan beragama kristen. Makanya saya tidak pernah terdedah dengan budaya atau agama lain. Saya sering diajar bahwa semua makhluk adalah sama di sisi Tuhan, dan tidak ada bedanya warna kulit, budaya atau amalan keagamaan. Kemudiannya saya mendapati bahwa ini merupakan satu perkara yang mudah untuk diajari selagi mereka mempunyai pikiran tertutup dan orang lain tidak menakluk dunia mereka.

Pertama kalinya saya menemui seorang muslim ialah ketika saya berada dalam sebuah kolej di Universitas Arkansas. Itulah pertama kalinya saya memandang wanita-wanita dengan pakaian mereka yang berbeda dan lelaki mereka yang memakai anduk yang dibalut di kepala serta memakai pakaian tidur. Tetapi buat pertama kalinya saya berpeluang untuk mengenali seorang muslimah yang membuat saya merasa mudah untuk bertanya, disinilah bermulanya sebuah dahaga dalam hati dan ruhani yang tidak pernah merasa puas. Alhamdulillah!!!

Saya tidak akan pernah melupainya, dia datang dari Palestina dan saya akan duduk berjam-jam untuk mendengar cerita berkaitan negara dan budayanya, tetapi apa yang begitu merangsang saya adalah agamanya- Islam. Wanita ini mempunyai ketenangan dalam jiwanya. Saya tidak pernah menemui orang lain sepertinya. Saya bisa mengingati semua cerita-ceritanya berkaitan Allah swt dan para Nabi. Walaupun saya tidak pernah menyuarakan perkara ini kepada sesiapa, saya senantiasa bertanya apakah itu konsep trinitas dalam Kristian dan mengapa kami terpaksa menyembah Nabi Isa as dan bukan terus kepada Allah swt, dan mengapa terlalu banyak ditekankan kepada ‘Jesus' dan bukan kepada Tuhan.

Rekan saya melakukan segala upaya untuk membuat saya percaya bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang akan membuat saya masuk syurga, dan ia bukan sekadar hanya sebuah agama, tetapi ia adalah sebuah cara hidup yang lengkap. Enam bulan kemudian rekan saya menamatkan pelajarannya dan kembali ke Palestina. Dia terbunuh dua minggu selepas itu. Saya merasa sangat kecewa seolah-olah sebagian dari diri saya mati bersamanya. Kami tahu bahwa saat dia kembali ke Palestina maka peluang untuk bertemu kembali dalam hidup ini adalah suatu yang mustahil, tetapi dia mengatakan bahwa apa yang penting sekali bagi dirinya ialah dia akan menemui saya di Akhirat dalam syurga.

Pada masa ini saya menemui ramai orang dari Timur Tengah. Mereka amat membantu saya dalam menangani kehilangan rekan baik saya. Di sinilah juga saya mula jatuh cinta dengan bahasa Arab. Ia sangat indah sekali.
Saya akan mendengar kaset Quran mereka selama berjam-jam, walaupun saya tidak punya sebarang ide apa yang diperkatakan. Sehingga sekarang ini, saya begitu suka bila ada seseorang yang membaca Quran untuk saya, dan saya masih tidak faham dengan apa yang diperkatakan, pun demikian ia tetap menyentuh jiwa dan raga saya. Saya tidak punya waktu untuk belajar bahasa Arab di Kolej, tetapi saya berusaha keras sekarang untuk bisa bertutur dan membaca dalam bahasa Arab, Insya'Allah. Dan bagi mereka yang pernah mendengar saya bertutur atau menulis dalam bahasa Arab dalam latin, mereka bisa memberitahu anda bahwa perjalanan saya masih jauh. Dan saya mengucapkan terima kasih karena kesabaran dan pengajaran mereka.

Selepas saya meninggalkan tempat belajar dan kembali ke dalam komunitas saya, saya tidak lagi berpeluang untuk bersama dengan muslim. Tetapi cinta dan keinginan saya kepada bahasa Arab tidak luntur. Di mana perkara ini akan menambahkan kemaharan ibubapa dan kawan-kawan saya. Inilah yang membuat saya bingung, karena saya sering diajar bahwa kita semua sama di sisi Tuhan. Mungkin ada beberapa pengecualian dalam konsep ini bagi kawan-kawan dan keluarga saya.

Pada musim semi tahun 1995, Allah swt telah mengaruniakan saya seseorang. Orang ini adalah teladan terbaik sebagai seorang muslim dan sekali lagi saya mula bertanya kepadanya. Malah saya telah dibawa ke masjid untuk pertama kali dalam hidup. Itulah satu kenangan yang tidak akan luput dari ingatan saya.

Selama 8 bulan saya belajar segala-galanya berkaitan Islam dari dia dengan menggunakan kaset dan dimana saja dia menemui saya. Pada tanggal 15 Februari tahun 1996 saya akhirnya memeluk agama Islam. Alhamdulillah!!!

Kami bertunangan, tetapi putus karena keluarganya tidak mengizinkan kami untuk berkahwin karena ibubapanya tidak suka dengan orang Amerika. Walaupun kami tidak lagi bertunang, Saya tetap menghormatinya. Dan saya tidak akan meninggalkan Islam.

Sejak Februari 15, kehidupan saya banyak berubah. Dan ketika saya bertunang dengan seorang warga arab atau asing, ibu bapa saya amat terkejut, mereka jarang sekali bercakap dengan saya. Saya malah kehilangan sebagian besar dari kawan Amerika saya. Dan saat saya memeluk agama Islam, ibu bapa saya berusaha untuk memasukkan saya ke hospital sakit jiwa, dan ketika itu menemui jalan buntu, mereka meninggalkan saya. Mereka menelpon saya, hanya untuk memberi tahu semoga saya dilemparkan ke dalam neraka....begitu dengan orang-orang yang dulunya menyebut saya sebagai kawan. Mereka juga memiliki keinginan demikian. Ini benar-benar melukai saya, walaupun saya mempunyai perbedaan yang banyak dengan keluarga, tetapi saya masih tetap mencintai mereka.

Alhamdulillah wa Subhanallah, keimanan saya kuat. Kali terakhir saya bercakap dengan famili saya ialah dua hari selepas terjadinya pengeboman di Saudi Arabia. Paman dan sepupu saya mati dalam kejadian ini...sekali lagi famili menelpon saya dan memberitahu akan berita tersebut serta memastikan saya bahwa anggota keluarga yang mati terbunuh itu mencintai saya. TETAPI darah mereka berlumuran di kepala saya dan juga semua teman teroris saya. Berhari-hari saya menangis, tetapi sekali lagi, keimanan saya kukuh berdiri dan saya meneruskan hidup ini.

Empat hari selepas terjadinya pengeboman itu, saya pulang ke rumah. Seseorang telah menembak jendela-jendela rumah saya dan menyembur cat kata-kata PENCINTA TERORIS di kenderaan saya. Polisi tidak membantu apapun. Pada malam yang sama saat melakukan chatting dalam "Muslim Chat" saya terdengar bunyi tembakan. Mereka kembali dan menembak jendela yang tersisa dan membunuh haiwan peliharaan saya yang berada di luar rumah.

Polisi memberitahu bahwa jiwa saya tidak memberikan identifikasi berkaitan orang-orang ini serta kenderaan yang mereka guna, jadi mustahil untuk pihak polisi mencari orang yang melakukannya. Saya merayu mereka melakukan pemeriksaan ke atas kenderaan saya, saya ingin pergi ke motel karena saya fikir itu lebih selamat. Saya diberitahu, itu tidak mungkin saya lakukan. Mereka bimbang jika teman-teman teroris saya akan meletakkan bom di salah satu motel bagi memerangkap mereka. Saya jatuh bertekuk di tanah dan menangis meminta bantuan dan bimbingan dari Allah swt.

Suatu malam saya telah diserang di sebuah tempat parking mobil oleh seseorang yang tidak dikenali. Dia telah memukul, menikam dan mematahkan tangan serta beberapa tulang rusuk. Orang ini telah ditangkap dan sedang menanti hukuman, tetapi saat ini dia hanya melakukan kerja-kerja amal untuk kota ini. Pekan lalu saat saya mengutip pakaian dari tempat cuci pakaian, saya telah diberitahu semua barang saya hilang termasuklah hijab, jilbab, abaya dan khimar. Begitu mudah mereka menghilangkannya.

Kota tempat saya tinggal ini sangatlah kecil dan tidak ada seorang muslim yang tinggal berdekatan. Masjid yang paling dekat ialah 120 mil. Walaupun saya sendirian dan saya tidak punya sebarang teman muslim untuk saya temui atau belajar, Alhamdulillah, Allah senantiasa di sisi!!

Sedikit pengetahuan yang saya punyai mengenai Islam saya dapati dari membaca dari apa yang dapat saya gapai di internet, dan juga melalui teman-teman sejati dan keluarga di internet. Saya tidak akan berputus asa...tetapi saya ingin sekali mengucapkan terima kasih terutamanya kepada sahabat Palestina untuk cinta, dukungan, persahabatan dan doa mereka selama beberapa minggu belakangan. Anda tahu siapa anda. Semoga anda di rahmati Tuhan. Kepada semua teman-teman di internet, saya cinta kepada anda dan terima kasih.

Saya tidak menulis kisah ini untuk meraih simpati dari anda. Tetapi saya meminta anda berdoa terus untuk saya, dan barang siapa saja yang membaca artikel ini. Ketidak adilan dan prasangka yang kami hadapi di Amerika dan dunia harus diakhiri. Ia harus dihadapi dan ditangani, saya tahu saya tidak keseorangan dalam perjuangan ini. Ini adalah masanya pihak media mempublikasikan dan menunjukkan sisi BENAR Islam.
Akhir sekali, untuk rekan yang pertama kali berkongsi pengetahuan Islam dengan saya...saya tahu anda tersenyum memandang saya dari syurga dan segala puji bagi Allah swt. Insya'Allah saya akan bertemu dengan anda sekali lagi.

AMIRAH. muslimconverts.com

http://indonesian.irib.ir/index.php/agama/keindahan-islam/21221-perjalanan-menuju-kebenaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar